Rangga menuruni anak tangga satu persatu dengan Zhidan yg berada dj gendongannya. Ia berjalan menuju dapur karna ingin sarapan.
"Zhidan mau makan apa nak? Mau buah atau bubur?" gumam Rangga mencium gemas pipi anaknya.
Zhidan hanya terkekeh geli saat Rangga menggelitiki pipinya.
Rangga tersenyum saat melihat Putri sudah duduk manis di kursi meja makan.
Ia pun ikut duduk depan Putri yg sedang asik menyantap makanannya.
Rangga menoleh ke arah Iyem "bi, tolong Zhidan di suapin di taman depan ya bi, saya mau bicara berdua dulu"
Iyem pun langsung mengambil alih Zhidan dan membawanya ke taman depan.
Putri memutar bola matanya malas saat melihat Rangga yg sedang menatapnya.
"Putri ada yg ingin saya bicara-"
"gue sibuk" potong Putri seraya bangkit dari duduknya.
Tapi sebelum itu Rangga sudah mencekal tangannya erat "duduk sebentar"
"gue gak mau" tolak Putri seraya mencoba melepaskan cekalannya, tapi gagal karna Rangga sangat kuat mencekal tangannya.
"aww sakit" ringis Putri saat Rangga menambah kencang mencekal tangannya.
Rangga mengendurkan cekalannya dan berkata "duduk dulu atau gak akan saya lepas" ucap Rangga dengan nada menekan, sesekali Putri harus di perlakukan seperti itu agar bisa menghormati suaminya.
"ck" decak Putri seraya kembali duduk di kursi.
Rangga pun melepaskan cekalannya lalu tangannya mengeluarkan dompet dari saku celana bahan yg ia kenakan.
"ini" ucap Rangga seraya menyodorkan satu buat kartu ATM "untuk keperluan kamu" lanjutnya.
"gak perlu, gue udah punya" ucap Putri menyingkirkan kartu itu dari hadapannya.
"anggap saja ini nafkah dari saya" ucap Rangga masih mencoba membujuk."gue bilang ga perlu, lagi juga isi kartu ATM lo ga sebanyak isi kartu yg gue punya" ketus Putri seraya menatap Rangga tajam.
Rangga mengalihkan pandangannya ke arah lain "yaa, saya paham, tapi tolong hargai saya, mau kamu pakai atau tidak itu urusan kamu, tapi tolong terima kartu ini" ucap Rangga lalu beranjak dari duduk tanpa melihat ke arah Putri.
Putri hanya memutar bola matanya malas, lalu mengambil kartu itu dengan kasar.
"pin nya berapa?" tanya Putri saat Rangga belum terlalu jauh.
Rangga menghentikan langkahnya dan tersenyum tipis "tanggal lahir kamu" ucapnya lalu kembali melangkah menuju depan rumah.
"sok sok an romantis, gue ga bakal luluh" ucap Putri seraya mengepalkan tangannya.
-
Putri mendudukkan bokong nya di kursi kantin, saat ini ia sedang istirahat dan satu pelajaran lagi ia akan pulang.
Tak lama ada seorang cowo yg duduk di samping Putri.
"sayang" panggilnya.
Putri tersenyum "kamu udah makan?"
"belum, ini baru keluar" ucapnya seraya menyugar rambutnya.
"pesen makan gih, nanti sakit kamu" suruh Putri seraya menrapihkan rambut cowo tersebut.
Cowo itu tersenyum lalu mencubit kedua pipi Putri gemas "perhatian banget sih pacal akuu?"
Putri melepaskan tangan cowo itu dari pipi nya "Varo ih, sakit tau pipi aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WIDOWER
RandomPUTRI CAHYANI ARGANTARA seorang gadis berumur 20 tahun, yang saat ini sedang mengejar kuliahnya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan skripsi karna sebentar lagi ia akan sidang dan wisuda. Ayah nya seorang pengusaha hebat, dan ibunya meninggal...