PERFECT WIDOWER [37]

2K 169 12
                                    

Pagi menjelang, dengan semangat Putri membantu Sarah membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

"itu kamu bisa bikin nasi goreng" ucap Sarah.

"kalo bikin nasi goreng aku bisa, bu. Tapi kalo buat masakan lain aku gak bisa" ucap Putri seraya mengaduk nasi goreng di wajan.

Sarah terkekeh kecil "yowes, nanti siang ibu ajarin masak"

"ibu bisa bikin sayur asem?" tanya Putri.

"ya bisa toh, nduk"

"kalo gitu ajarin ya, bu, soalnya mas Rangga suka sayur asem" ucap Putri membuat Sarah terkekeh kecil.

"ibu, maaf ya Luna ga bantuin Ibu, Luna kesiangan, bu" ucap Luna yg baru sampai di meja makan, bahkan Luna terlihat sibuk dengan tas kerjanya.

"gak papa, Lun, udah ada Putri kok yg bantu Ibu" ucap Sarah membuat Luna menatap ke arah Putri, ia pun tersenyum tipis.

"udah siap, bu, aku panggil mas Rangga dulu ya" ucap Putri seraya menaruh nasi goreng di atas meja makan.

Putri pun melangkahkan kakinya ke kamarnya, untuk memanggil Rangga yg sedang memandikan Zhidan.

"mas, udah belum?" tanya Putri.

"udah, sayang" ucap Rangga lalu ia memakaikan minyak wangi di tubuh Zhidan.

"yuk turun, kita sarapan" ajak Putri seraya menggandeng tangan suaminya.

Mereka sudah kumpul di meja makan, hanya Putra saja yg belum datang.

"suamimu mana?" tanya Sarah.

Luna diam sejenak sebelum menjawab "dia-dia mungkin nanti telat kesininya" ucap Luna asal, pasalnya ia tidak tahu Putra sedang apa.

"kita makan duluan aja" lanjutnya.

Mereka pun makan sarapan dengan nikmat, sesekali di selingi dengan obrolan.

"mas, aku disini aja ya, nanti sore baru pulang" ucap Putri.

Rangga menganggukkan kepalanya "biar saya jemput"

Putri menganggukkan kepalanya cepat "siap komandan"

Hingga sarapan mereka habis, Putri dan Sarah pun membereskan meja makan.

"Luna lo gak usah ikut beresin, nanti baju lo kotor" ucap Putri membuat Luna menghentikan pergerakannya.

Dengan canggung Luna menganggukkan kepalanya dan memilih duduk di kursi.

Putri dan Sarah pun berjalan ke arah dapur untuk mencuci piring, tinggalah Luna sendiri, pasalnya Rangga pun sedang mengajak Zhidan main di ruang tengah.

Luna menghembuskan nafasnya pelan seraya memijit pelan kepalanya yg terasa pening.

Tak lama Luna di kejutkan dengan kedatangan Putra yg tiba tiba duduk di sampingnya.

Luna berdiri saat merasakan gejolak di perutnya, tapi tangannya langsung di cekal oleh Putra.

"kenapa selalu menghindar kalo sarapan pagi?" tanya Putra, pasalnya Luna tidak perna sarapan bersama Putra, pasti Luna lebih memilih sarapan duluan.

Luna menggelengkan kepalanya "lepas, pak" ucapnya seraya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Putra.

"enggak, sebelum kamu jawab pertanyaan saya" tekan Putra.

Mata Luna berkaca kaca saat sudah tidak tahan dengan rasa mual itu.

"sebenernya kamu kenap-"

Huek

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang