PERFECT WIDOWER [32]

3K 253 79
                                    

Putri mengerjapkan matanya seraya meringis saat merasakan sakit di kepalanya, ia kembali meringis saat ujung bibirnya terasa perih.

Ia menghela nafasnya saat sadar sedang berada di kamar Rangga.

Putri mengusap wajahnya lalu menundukkan kepalanya, ia melirik Rangga yg baru saja keluar dari kamar mandi.

Tak banyak bicara, Putri bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi, tapi tangannya di cekal oleh Rangga.

"ada yg mau saya bicarain" ucap Rangga.

Putri menyentakkan tangannya pelan "aku mau mandi" ucapnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Rangga menghela nafasnya seraya mengusap wajahnya lalu ia beralih membuka lemari untuk memakai pakaian.

Setelah selesai memakai pakaian, Rangga menunggu Putri keluar dari kamar mandi seraya duduk di ranjang dengan tangan memegang ponsel.

Ia mengalihkan pandangannya saat melihat Putri sudah lengkap dengan pakaiannya.

"duduk dulu, ada yg mau saya jelasin" ucap Rangga.

Putri pun langsung duduk, jujur ia males untuk tengkar lagi.

"saya enggak jadi nikah sama Luna dan anak yg di kandung Luna bukan anak saya, ini hanya rencana saya dan Rafa" ucap Rangga tapi Putri hanya diam tanpa mau menjawab.

Rangga menghela nafasnya "oke, biar saya ceritain, jangan potong omongan saya dulu"

"jadi malam dimana saya beli obat untuk kamu, saya bertemu dengan Luna yg juga sedang berada di apotek untuk membeli alat tes kehamilan. Ternyata dia hamil, tapi dia tidak tau siapa yg sudah memperkosanya. Hingga suatu hari dimana saya janji sama kamu untuk makan malam di luar tapi gagal karna adik Luna telpon saya dan bilang kalau Luna mencoba untuk bunuh diri"

Rangga menjeda dan mengambil nafas untuk menceritakan kejadian selanjutnya "di situ saya langsung putar arah untuk membujuk Luna agar tidak bunuh diri, sampai saya melakukan hal bodoh, yaitu saya berjanji untuk menikahinya karna disitu saya sudah benar benar panik dan bingung harus lakuin apa, saya terpaksa bilang kaya gitu, Put"

"sampai akhirnya saya bertemu kembali di rumah sakit dimana ibunya Luna di rawat. Saya bilang ke dia kalo saya tidak bisa menikahi dia karna saya sudah mempunyai istri, dan dia fine fine aja"

"Luna bawa satu bukti yg dia temuin di tempat kejadian pemerkosaan dan kamu tahu siapa pelakunya?" tanya Rangga tapi Putri hanya diam dengan tatapan datarnya.

"pelakunya Putra" lanjutnya membuat Putri langsung angkat bicara.

"gak mungkin, abang aku baru kemarin pulang ke Indonesia" bantah Putri.

"gak percaya? Tanya sendiri sama abang kamu" suruh Rangga.

"harusnya kamu bilang sama aku, mas, kalo kamu lagi ada masalah sebesar ini. Aku juga gak bakal marah kalo emang niat kamu baik buat nolong orang. Yg aku butuhin cuma kejujuran kamu, mas" ucap Putri dengan nada tingginya.

Putri mengangkat tangannya saat melihat Rangga ingin bicara, seolah menyuruh Rangga diam.

"cukup tadi kamu yg ngomong, sekarang aku"

"kamu tau kan, mas, aku paling gak suka di bohongin. Tapi, udah keberapa kalinya kamu bohongin aku, mas? Aku cuma mau kamu jujur dan terbuka sama aku, susah banget ya?"

Putri menjeda ucapannya seraya menggigit bibir bawahnya "kalo kaya gini aku ngerasa gak di hargain sebagai istri. Kamu kalo apa apa gak pernah terus terang sama aku. Aku ngerasa kamu ngerendahin aku, mas"

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang