PERFECT WIDOWER [20]

3K 290 111
                                    

"ekhem" dehem Putri membuat dua laki laki itu menoleh ke arahnya.

Putri dapat melihat wajah Rangga yg terlihat sedikit gugup.

"kamu sejak kapan?" tanya Rangga seraya menghampiri Putri.

"baru aja" jawabnya.

"tumben? Mau ngapain kesini?" tanya Rangga seraya menuntun Putri duduk di shofa.

Begitupun dengan Andra yg ikut duduk di shofa.

"bawain makan siang, tapi ini yg masak bukan aku, aku cuma bantu bi Iyem aja tadi" ucap Putri seraya mengeluarkan makanannya ke meja.

"sebenernya sih kita udah makan tadi sama Lun-"

Ucapan Andra terhenti saat Rangga menyikut perutnya.

"pergi lo" bisik Rangga.

Andra pun beranjak dari sana, tapi saat sampai di depan pintu ia menoleh dan memanggil Putri "Put, katanya Rangga cinta sama lo, cuman dia gak berani ngo-aduh, buset dah" Andra meringis saat Rangga melemparnya dengan sendok.

"sono sono balik!" ketus Rangga membuat Andra mendengus lalu keluar dari ruangannya.

Putri hanya tersenyum tipis seraya menyiapkan makanan untuk Rangga makan siang.

"udah makan siang emang tadi?" tanya Putri pada Rangga.

Rangga menganggukkan kepalanya "udah, tapi saya masih laper" jawab Rangga seraya menggulung lengan kemejanya.

Putri menoleh ke arah Rangga "bener? Kalo udah kenyang juga gak papa kok"

"bener, saya masih laper" ucap Rangga lalu mulai mengambil makanan.

Ia makan sendiri dengan tenang membuat Putri mendengus sebal "aku belom makan loh" ucap Putri.

Rangga menoleh seraya mengangkat alisnya "kenapa gak makan?" tanya nya.

Putri memutar bola matanya "tau ah, gak peka banget jadi cowo"

Rangga menelan sisa makanan yg ada di mulutnya "terus, saya harus apa biar kamu ngerasa kalau saya ini peka?" tanya Rangga.

Putri membuang pandangannya "tau"

Rangga menghela nafasnya lalu berdiri dan duduk di samping Putri "yaudah, gimana kalo saya suapain?" tanya Rangga.

"pake nanya lagi" gerutu Putri.

Rangga terkekeh kecil lalu menyodorkan sendok ke arah Putri "nih"

Dengan malu malu Putri menerimanya.

Rangga hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis.

"Zhidan sama siapa dirumah?" tanya Rangga.

"sama bi Iyem" jawab Putri seraya mengunyah makanannya.

Rangga menganggukkan kepalanya "tumben dia mau?"

"mau sih mau, tapi harus di janjiin dulu beli ice cream" ucap Putri.

Mendengar kalimat itu membuat Rangga ingat sesuatu "kamu ngerokok depan Zhidan?" tanya Rangga dengan wajah seriusnya.

Putri diam sejenak "enggak" ucapnya singkat.

"jangan bohong, kemarin saya denger dia cerita" ucap Rangga.

"gatau" singkat Putri lalu bangkit dari duduknya tapi tangannya langsung di tarik hingga Putri duduk di pangkuan Rangga.

Putri terus berontak tapi kedua tangannya di kunci dengan Rangga, bahkan kakinya juga di jepit dengan kedua kaki Rangga.

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang