Pagi pagi sekali Rangga sudah sibuk dengan alat dapur. Ia ingin membuatkan sarapan untuk Putri, siapa tau Putri akan luluh.
"bi, saya minta tolong nanti urut Zhidan ya, soalnya semalem dia jatuh dari ranjang" ucap Rangga tanpa mengalihkan pandangannya dari wajan.
Bi Iyem yg sedang menyuapkan Zhidan makan pun menoleh "iya mas, pantes badannya Zhidan panas" jawab Iyem.
Sebenarnya Iyem sangat kepo dengan rumah tangga majikannya, tapi, ia tidak mau ikut campur urusan rumah tangga majikannya.
"iya bi, saya minta tolong ya" ucap Rangga lagi.
"iya mas, kaya sama siapa aja" jawab Iyem dengan kekehannya.
Tak lama Rangga melihat Putri yg sedang menuruni anak tangga dengan pakaian rapih, sepertinya ingin berangkat kuliah.
"sarapan dulu Put" suruh Rangga seraya menuang air ke gelas.
Putri melirik sejenak "gak napsu gue makan masakan lo" ucap Putri seraya terus berjalan menuju luar.
Rangga menghela nafas sabar lalu ia berjalan mengejar Putri "kamu mau kuliah? Biar saya antar" tawar Rangga seraya berjalan di samping Putri.
"enggak perlu, pacar gue udah jemput" ucap Putri tanpa melihat ke arah Rangga dan fokus ke ponselnya.
"kamu punya pacar?" tanya Rangga tidak percaya.
"bukan urusan lo" ketus Putri.
"tentu itu urusan saya, sekarang kamu istri saya dan saya suami kamu. Saya berhak atas semua dalam diri kamu, maupun masalah kamu saya berhak ikut campur" ucap Rangga seraya terus mensejajarkan jalannya dengan Putri yg sudah sampai di halaman rumah.
Putri berhenti berjalan membuat Rangga ikut berhenti "udah ngomongnya? Kalo udah gue pergi, pacar gue udah nunggu tuh" ucap Putri seraya menunjuk seorang pria yg sedang melihat ke arahnya di depan pagar rumah.
Rangga hanya diam tak menjawab dan menatap pria itu dengan tatapan sulit di artikan "ya sudah, silahkan pergi" ucap Rangga seraya menunjuk pria itu dengan dagunya.
Tanpa menjawab ucapan Rangga, Putri langsung pergi begitu saja.
Rangga diam seraya memperhatikan dua sejoli itu, ia mengalihkan pandangannya saat melihat Putri memeluk pria itu dengan erat.
Lalu Rangga masuk ke dalam rumahnya dengan pikiran yg berkelana.
Ia memang belum mencintai Putri, tapi, rasanya tetap saja sakit.
-
Rangga melangkahkan kakinya di halaman rumah. Ia baru saja pulang kantor, padahal jam sudah menunjukkan pukul 21:36. Terlalu banyak kerjaan yg harus di handle, apalagi sekarang Argantara sudah tidak ada.
Ia membuka pintu dan melihat bi Iyem yg sedang menonton tv.
"bi, Zhidan sudah tidur?" tanya Rangga.
"eh mas Rangga, sudah mas, tadi juga sudah di urut" jawab Iyem.
"ya sudah, kalo gitu saya ke atas dulu ya bi" pamit Rangga.
"iya mas, bibi numpang nonton tv ya, soalnya tv rumah runyek" izin Iyem.
Rangga terkekeh pelan "tidak usah minta izin bi, saya kan sudah pernah bilang. Asal bibi tidak menelantarkan Zhidan" ucap Rangga.
Rangga memang tidak membatasi bi Iyem untuk hal apapun. Asal anakny tetap baik baik saja.
"terima kasih, mas"
Iyem sangat bersyukur karna mendapat majikan seperti Rangga.
Rangga tersenyum lalu naik ke lantai atas untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WIDOWER
Ngẫu nhiênPUTRI CAHYANI ARGANTARA seorang gadis berumur 20 tahun, yang saat ini sedang mengejar kuliahnya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan skripsi karna sebentar lagi ia akan sidang dan wisuda. Ayah nya seorang pengusaha hebat, dan ibunya meninggal...