PERFECT WIDOWER [31]

3.2K 293 124
                                    

Rangga di buat terkejut saat pintu ruangannya dibuka dengan kasar.

Terlihat Putra disana yg sedang menatapnya tajam, ia berjalan ke arah Rangga membuat Rangga bangkit dari duduknya.

"bener lo mau nikah lagi? Bener juga kalo sekretaris lo hamil?" tanya Putra.

"ya, bena-"

Bugh

Bugh

"sialan!"

"anjing lo!"

Putra terus memukul Rangga membuat Rangga membalasnya.

"brengsek!"

"gak tau malu banget lo anjing!"

Putra terus berkata demikian seraya memukul wajah Rangga.

Rangga menonjok wajah Putra "disini yg brengsek lo atau gue?! Hah?!"

"gak usah memutar balikkan fakta" tekan Putra seraya mencengkram erat kerah kemeja Rangga.

Rangga tertawa sinis "gue bukan lo, yg abis perkosa orang tapi gak mau tanggung jawab" tekan Rangga membuat Putra mematung sempurna.

"apaan maksud lo? Gue baru beberapa hari di indo" elak Putra dengan raut wajah yg agak shock.

Rangga kembali tertawa ringan lalu mengambil selembar kertas "ini surat gue dapet dari bandara, yg tertera jelas nama lo yg mendarat di indonesia dua bulan lalu menggunakan pesawat terbang Lion Air 188, masih mau ngelak? Hmm?" ucapan Rangga membuat Putra mati kutu.

"bukti kaya gitu doang juga bisa lo buat, pasti itu surat palsu kan?" sekidik Putra.

Rangga kembali tertawa lalu tangannya merogoh kantong celana bahannya dan mengeluarkan kalung itu lalu menunjukkanya di depan wajah Putra.

"ini buktinya lagi, masih mau ngelak lo?" tanya Rangga dengan seringaiannya.

Putra melepaskan tangannya dari kerah kemeja Rangga lalu diam untuk beberapa saat.

"gimana kalo sampe Putri tau kelakuan abang kesayangannya ini" gumam Rangga pelan.

"jangan macem macem lo!" ucap Putra.

"jadi, lo mau tanggung jawab gak?" tanya Rangga.

"lo gila? Gue bulan depan mau tunangan" ucap Putra frustasi.

"itu urusan lo, yg pastinya lo harus mau tanggung jawab, kasian. Jangan sampe kejadian Rafa keulang lagi di diri lo" ucap Rangga seraya menepuk bahu Putra.

"lo laki, lo bisa ngambil keputusan yg menurut lo baik dan gak ngerugiin orang lain, gue telpon Luna dulu, lo duduk dulu aja" ucap Rangga seraya mengambil telpon untuk menelpon sekretaris.

Putra hanya menghela nafasnya gusar seraya duduk di shofa dengan perasaan yg masih bingung harus melakukan apa.

Tak lama seseorang mengetuk pintu ruangan Rangga.

"masuk" suruh Rangga.

Dan masuklah Luna dengan kepala yg menunduk seraya berjalan pelan menuju Rangga dan Putra.

"selesain berdua, gue keluar dulu" ucap Rangga lalu keluar dari ruangannya.

Luna meremas kedua tangannya dengan kepala yg masih menunduk.

"duduk" suruh Putra dengan suara datarnya.

"engga usah pak, saya berdiri aj-"

"duduk!" tekan Putra.

Luna pun duduk dan masih enggan melihat wajah Putra.

"saya di depan kamu, bukan di bawah" ucap Putri membuat Luna melihatnya sekilas lalu kembali menundukkan kepalanya.

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang