PERFECT WIDOWER [16]

2.6K 276 130
                                    

Pagi pagi sekali keluarga Rangga Wijaya sedang ribut, karna pagi ini Putri ingin wisuda.

"Putri, kaos kaki saya dimana?" teriak Rangga dari dapur.

"di rak sepatu samping dapur" teriak lagi Putri seraya memakaikan pakaian Zhidan.

"enggak ada, Put, coba kamu cariin tolong" teriak Rangga setelah mencari kaos kakinya yg tidak ada.

"bentar, aku lagi pakein Zhidan baju" jawab Putri teriak dari kamar Zhidan.

"tolong cariin dulu, Put" teriak lagi Rangga membuat Putri pening.

"Zhidan di sini dulu ya sayang" ucap Putri lalu berlari menuju dapur dan mencari kaos kaki suaminya.

Putri menggenggam erat kaos kaki di tangannya "ini apa?! Makannya kalo nyari itu pake mata" omelnya seraya menaruh kaos kaki itu di tangan Rangga.

Putri menghembuskan nafasnya kasar saat melihat Zhidan sedang berjalan ke arah dapur dengan wajah yg di penuhi bedak.

Nafas Putri memburu "Rangga, Zhidan kalian bener bener ya! Urus diri kalian sendiri, aku mau siap siap buat ke kampus" teriak Putri membuat Rangga dan Zhidan tertawa puas.

Dengan langkah cepat Putri berjalan menuju lantai 1 untuk berganti pakaian.

Pagi ini benar benar riweh karna tidak ada bi Iyem, pasalnya bi Iyem sedang libur hari ini.

Rangga menghampiri Zhidan yg sedang tertawa kecil karna melihat mamanya marah marah.

"Zhidan, gak boleh kaya gitu ya, kasian mama" ucap Rangga seraya menghapus bedak di wajah Zhidan.

"abitnya mama ucu aya monctel" oceh Zhidan lalu menutup mulutnya menahan ketawa.

"gak boleh gitu lagi, oke?" ucap Rangga seraya memakaikan Zhidan celana jeans.

Zhidan menganggukkan kepalanya.

"nanti Zhidan jangan rewel ya di kampus mama" ucap Rangga.

Zhidan lagi lagi menganggukkan kepalanya.

"pinter anak papa" ucap Rangga lalu menggendong Zhidan.

Setelah nunggu tiga puluh menit, Putri keluar dari kamar dengan terburu buru dan berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri mereka.

"ayo" ajak Putri.

Rangga menoleh saat mendengar suara itu, tatapannya terkunci saat melihat Putri berpenampilan feminim seperti itu.

"Rangga, ayo" ajak Putri lagi saat melihat Rangga hanya diam seraya menatapnya dari bawah hingga atas.
"eh, hah, ayo" ucap Rangga lalu bangkit dari duduknya dan menggendong Zhidan.

-

Setelah acara wisuda selesai, Putri, Rangga, dan Zhidan berdiri di depan aula.

Rangga tersenyum ke arah Putri "happy graduation my wife" bisik Rangga tepat di telinga Putri lalu mencium pipi istrinya.

Putri menunduk malu "makasih my husband"

"mama antik" celetuk Zhidan lalu menyembunyikan wajahnya di dada sang papa.

Putri dan Rangga tertawa melihat tingkah Zhidan.

Putri berhenti tertawa saat melihat Sherly, Risa, dan Varo sedang berjalan ke arahnya.

Ia tersenyum lalu merentangkan tangannya "Sher-" ucapannya terhenti dengan wajah yg tidak lagi senyum saat melihat raspon Sherly yg malah membuang wajah dan melewatinya begitu saja.

"duluan ya, Put" ucap Risa basa basi dan menyusul Sherly.

Varo diam di depan Putri lalu mengulurkan tanganya "selamat ya, Put" ucap Varo.

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang