PERFECT WIDOWER [33]

3.2K 238 37
                                    

WARNING! DI PART INI SEDIKIT MENGANDUNG KONTEN SENSITIF TENTANG "AGAMA", MAKA DARI ITU MAAF JIKA ADA KESALAH PAHAMAN ATAU MENYINGGUNG PIHAK KEDUANYA, TERIMAKASIH.

****

Sesuai janji yg Rangga janjikan, mereka akan pergi ke Bali untuk liburan.

Saat ini Putri sedang menangis seraya memeluk Zhidan "Zhi, kamu aku tinggal dulu ya, enggak lama kok, cuma tiga hari"

Rangga memutar bola matanya malas, pasalnya sudah setengah jam Putri memeluk Zhidan seraya mengatakan hal yg sama.

"Putri, nanti ketinggalan pesawat" peringat Rangga.

"sebentar, mas, pokoknya Zhidan disini gak boleh nakal ya sama tante Tasya sama om Rafa" ucap Putri seraya mengecup kepala Zhidan.

Zhidan hanya menganggukkan kepalanya lucu.

"ulang na bawa ade ya ma" celetuk Zhidan membuat Rangga dan Putri membelalakan bola matanya.

Rangga menatap tajam Tasya yg sedang menyengir tanpa dosa "jangan ajarin anak gue yg enggak enggak" ketus Rangga.

"hehe" Tasya hanya terkekeh kecil seraya menggaruk kepalanya yg tidak gatal.

"jagoan papa jangan nakal ya sama tante Tasya nya, nanti papa beliin oleh oleh" ucap Rangga seraya mengecupi wajah anaknya.

"yaudah, gue berangkat dulu" pamit Rangga pada Tasya.

"aku gak mau jauh jauh sama Zhidan" ucap Putri seraya memeluk Zhidan.

Rangga menghela nafasnya kasar lalu menggendong Putri secara paksa seperti karung beras meninggalkan rumah Tasya.

"mas, turunin dong" pekik Putri seraya memukul punggung suaminya.

"lama kalo nunggu kamu jalan" jawab Rangga lalu membuka pintu mobil belakang untuk mendudukkan Putri di kursi kemudi.

Lalu Rangga memutari mobil dan duduk di samping Putri.

"jalan, pak" suruh Rangga pada supir pribadi nya.

***

Sedangkan di tempat lain.

Putra sedang makan siang bersama dengan Luna. Mereka belum melaksanakan pernikahan, karna Luna mau pendekatan terlebih dulu.

Ini firts time mereka makan bersama setelah berbincang di kantor tempo lalu.

"mau makan apa?" tanya Putra seraya melihat menu makanan.

Luna pun ikut melihat menu makanan "Lasagna terus minumnya orange jus aja"

"itu aja?" tanya Putra.

Luna hanya menganggukkan kepalanya.

Putra memanggil waiter's untuk memesan makanan.

Tak lama makanan mereka pun datang dan mereka bersiap untuk makan.

"bissmillah" ucap Putra pelan lalu makan makanannya.

Putra berhenti mengunyah makanannya dan nafasnya tercekat saat melihat Luna sedang menggenggam kedua tangannya seraya berdoa.

Setelah selesai berdoa, Luna melihat ke arah Putra yg sedang memperhatikannya dengan tatapan sulit di artikan.

Seakan paham, Luna berkata "saya nonis" ucap Luna.

Putra yg mendengarnya refleks meminum jus nya lalu berdehem "soal pernikahan?" tanya Putra "ehm, maksud saya, saya muslim dan kamu nonis, dalam agama saya tidak boleh menikah dengan yg beda agama" jelas Putra.

"dan...gak mungkin juga kan kamu atau saya yg pindah agama? Saya tidak mau"  lanjutnya membuat Luna tersenyum.

"maaf sebelumnya, tapi, sebenarnya saya sangat ingin mualaf" jawab Luna.

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang