Putri menatap Rangga yg sedang tertidur seraya memeluk perutnya. Setelah pulang menjemput Zhidan, mereka langsung tidur, karna cukup lelah untuk hari ini.
"mas" panggil Putri pelan seraya menggoyangkan lengan Rangga yg berada di perutnya.
Tapi Rangga masih nyenyak dengan tidurnya membuat Putri menggeram tertahan.
"mas" rengek Putri.
"hmm" gumam Rangga dengan alis mengerut tapi masih terpejam.
"perut aku sakit" ucap Putri pelan.
Rangga yg mendengar itu langsung melotot dan menatap Putri tajam "kan! Apa saya bilang, jangan makan pedes, susah banget di ajar nya. Sekarang harus gimana dah?!" omel Rangga seraya bangkit dari tidur.
Putri ikut bangun lalu menatap Rangga dengan mata berkaca kaca "maaf" cicitnya.
Rangga menghela nafasnya lelah seraya menggusar rambutnya pelan "sekarang mau apa?" tanya Rangga lalu ia mengambil ponsel dan melihat jam "sudah jam 2 malam" ucap Rangga pelan.
"mau minum obat" ucap Putri.
"ada obatnya?" tanya Rangga.
Putri menggelengkan kepalanya.
Rangga turun dari ranjang lalu berjalan menuju lemari dan mengambil kotak obat lalu kembali duduk di atas ranjang.
Setelah beberapa menit mencari nya, tapi tidak ada obat sakit perut "gak ada obatnya" ucap Rangga seraya menutup kembali kotak obat itu.
Putri mengerucutkan bibirnya "yaudah deh, gak papa"
Rangga kembali menaruh kotak obat tersebut dan mengambil celana training nya lalu memakainya.
Putri yg melihat itu pun bertanya "mau kemana?"
"apotek" jawab Rangga seraya mengambil kunci motor, sengaja menggunakan motor agar cepat sampai.
"eh, gak usah" cegah Putri seraya bangkit dari duduknya, lalu ia meringis saat merasakan perutnya kembali sakit.
"nah kan, gak usah larang larang kalo kamu butuh" ucap Rangga lalu menggendong Putri dan menurunkannya di atas ranjang.
"diam disini oke? Mau beli makanan sekalian?" tanya Rangga seraya memakai jaket tebalnya.
Putri tampak berfikir "mau makan seblak"
Rangga yg mendengar itu langsung mendatarkan wajahnya "mending gak usah beli makanan kalo gitu mah" jawab Rangga.
Putri menyengir "bercanda mas, elah baperan amat, aku mau martabak yg depan apotek aja deh, kayanya dia masih buka deh mas" ucap Putri.
Rangga menganggukkan kepalanya "oke, saya pergi dulu"
"ehm, hati hati"
-
Rangga menghentikan motor N-max nya yg sudah bertahun tahun ia pakai dari jaman kuliah.
Lalu ia masuk ke dalam apotek dan tidak sengaja menabrak seseorang "maaf, mbak" ucap Rangga seraya mengambil benda yg jatuh dari tangan perempuan.
Ia melihat ke arah orang itu lalu wajahnya terkejut "Luna?" gumam Rangga lalu melihat ke arah benda itu "testpack?" gumam Rangga dengan nada terkejut.
Lalu ia menatap Luna dengan tatapan tidak percayanya "Luna, kamu?" Rangga tidak bisa melanjutkan ucapannya.
Ia dibuat terkejut kembali saat tiba tiba Luna memeluknya lalu menangis kencang.
Rangga yg paham situasi pun langsung membalas pelukan itu, jika ia menolak maka itu akan membuat Luna tambah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WIDOWER
RandomPUTRI CAHYANI ARGANTARA seorang gadis berumur 20 tahun, yang saat ini sedang mengejar kuliahnya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan skripsi karna sebentar lagi ia akan sidang dan wisuda. Ayah nya seorang pengusaha hebat, dan ibunya meninggal...