Putri masuk ke dalam kamar yg di dominasi dengan warna abu abu. Putri berjalan pelan menuju ke arah nakas, tangannya mengambil bingkai foto.
Matanya berair saat melihat foto pernikahan Rangga dengan seorang perempuan. Cantik, bahkan sangat canti, perempuan itu terlihat dewasa dengan gaya feminimnya.
Apalah daya dia yg hanya gadis bau kencur dan tampilannya yg selalu memakai jens dan kaos?
Putri duduk di ranjang dengan tangan yg masih memegang bingkai foto tersebut. Putri menghapus kasar airmatanya.
"bajingan" umpatnya pelan.
Putri bangkit dari duduknya saat Rangga membuka pintu kamar mereka.
"ini apa?" tanya Putri seraya menunjukkan bingkai foto tersebut.
Rangga diam sejenak "saya bisa jelaskan"
"ini apa!?" teriak Putri dengan airmata yg terus mengalir di pipinya.
Rangga berjalan mendekat "ini foto saya dengan almarhumah istri saya" jelas Rangga.
Putri diam sejenak dengan pikiran yg berkelana "jadi selama ini lo bohongin gue? Ternyata lo duda anak satu?!"
"saat ini kamu sedang bicara dengan suami kamu, tolong bahasanya sopan sedikit" ucap Rangga selembut mungkin.
"gue gak peduli!"
Putri menatap cincin yg melingkar di jari manisnya "jangan bilang kalo cincin ini..."
"ya, itu cincin almarhumah istri saya" potong Rangga.
Putri menghembuskan nafasnya, airmata nya semakin deras, ia mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang.
"kenapa gak bilang dari awal?" tanya Putri pelan, nyaris berbisik.
"saya sudah coba menjelaskan, tapi selalu aja ada yg ganggu" jawab Rangga pelan.
Putri kembali bangkit dari duduknya dan melepaskan cincin itu dari jari manisnya lalu membuangnya asal "gue gak butuh ini!" teriaknya dengan nafas yg tidak teratur.
Prangg
Rangga mengepalkan tangannya saat melihat Putri membanting bingkai foto tersebut hingga pecah.
"tolong kamu terima ini semua, apa salahnya nikah sama duda anak satu? Kamu bisa bantu saya mengurus Zhidan" ucap Rangga mencoba memberi pengertian.
"gue gak sudi!" desis Putri.
"apa yg membuat kamu tidak sudi? Anak itu bukan hasil hubungan haram saya. Tolong kamu sayangi dia seperti kamu menyayangi anak kandung kamu. Saya butuh sosok istri dan Zhidan butuh sosok ibu, apa kamu tega melihat anak sekecil itu hidup tanpa sosok seorang ibu?" ucap Rangga selembut mungkin.
"gue gak peduli, mulai sekarang kita cuma sebatas dua orang asing yg tinggal satu atap" ucap Putri lalu menyeret kopernya keluar dari kamar Rangga.
Rangga mengacak rambutnya kasar lalu beralih mengambil foto pernikahannya yg tadi di banting oleh Putri, ia menatap lama foto itu seraya berjalan menuju balkon kamar.
"maaf, maafin aku karna udah nikah lagi dengan perempuan lain, padahal kamu baru lima bulan yg lalu pergi ninggalin aku dan Zhidan" ucap Rangga seraya menatap foto tersebut.
"maafin aku Adzkia, aku belum bisa menjadi sosok ayah sekaligus ibu untuk anak kita. Aku udah berusaha semaksimal mungkin, tapi, aku merasa masih kurang. Makannya aku memutuskan untuk nikah dengan wanita lain yg aku kira bisa mengurus Zhidan dan merawatnya, tapi, aku salah, dia gak mau merawat Zhidan. Aku minta maaf Kia" lirih Rangga dengan mata yg sudah berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WIDOWER
RandomPUTRI CAHYANI ARGANTARA seorang gadis berumur 20 tahun, yang saat ini sedang mengejar kuliahnya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan skripsi karna sebentar lagi ia akan sidang dan wisuda. Ayah nya seorang pengusaha hebat, dan ibunya meninggal...