PERFECT WIDOWER [18]

2.6K 275 34
                                    

Putri menatap Rangga dan menganggukkan kepalanya "a-aku siap" ucapnya gugup.

Rangga terdiam lama hingga akhirnya ia menggelengkan kepalanya "jangan sekarang, Zhidan masih kecil" ucap Rangga.

Seketika senyum Putri luntur begitu saja, ia tersenyum miris saat melihat Rangga bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.

Kecewa tentu saja, saat dirinya sudah menurunkan ego dan ajakannya malah di tolak mentah mentah.

Rangga menatap dirinya di depan cermin "bodoh!" rutuknya seraya mengepalkan tangannya.

"lo pengecut Rangga, lo pengecut!" teriak Rangga seraya meninju tembok kamar mandi.

"lo goblok!" makinya seraya memukul kepalanya.

Rangga mencuci wajahnya dan keluar dari kamar mandi, ia melihat Putri yg sedang tertidur lalu Rangga mengambil ponselnya di atas nakas dan berjalan menuju balkon.

Hallo?

Apa?

Gue goblok banget Ndra

Apasih Ngga?

Tad-tadi gue hampir aja berhubungan badan sama Putri

Loh, kenapa? Wajar dong, lo kan udah nikah

Bukan itu masalahnya,

Terus apa?

Gue gak mau berhubungan dulu kalo gue belum cinta sama dia, belum lagi tadi gue bayangin Kia

Gila! Brengsek lo!

Ndra, ini gak gampang buat gue, ini terlalu cepet

Kalo lo belum siap kenapa dulu lo mau nikah sama dia?

Karna gue cuma mau balasbudi sama pak Argantara

Hah! Gila lo anjing, dahlah gue gak bisa ber word word

Heh, percuma gue cerita sama lo

Rangga pun memutuskan panggilan itu, lalu masuk ke dalam kamar dan berbaring di samping Putri yg sedang memunggunginya.

Ia mendekat dan memeluk tubuh kecil itu erat "maafin saya" lirihnya lalu mencium pelipis Putri.

Tanpa Rangga sadari, sedari tadi Putri belum tidur dan mendengar semua obrolan Rangga dengan Andra, sungguh hatinya sangat sakit.

-

Pagi pagi sekali Rangga terbangun dari tidurnya dengan masih memakai sarung, sebab setelah sholat subuh ia tidur kembali.

Ia menuruni tangga dengan wajah batalnya, netranya melihat Putri yg sedang memasak, ia pun melangkahkan kakinya ke arah Putri.

Tangannya melingkar di pinggang ramping itu "morning" ucapnya lalu mengecup pipi istrinya.

Putri hanya membalas dengan senyum tipis dan kembali memasak, walau sedikit tidak nyaman dengan posisi yg terlihat sangat intim seperti ini.

Hingga suara tangis Zhidan terdengar, Rangga melepaskan tangannya dari pinggang Putri lalu berjalan menuju kamar Zhidan.

"anak papa udah bangun?" ucap Rangga lalu menggendong Zhidan.

"mandi ya? Papa yg mandiin" ucapnya lalu berjalan menuju toilet.

PERFECT WIDOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang