"Kamu sudah siap Yura?" Tepuk ibu Lili punggungnya.
"Sudah buk."
"Tidak ada yang tertinggal?"
"Tidak buk."
Pesawat mendarat di bandara International Changi Singapura. Dengan memakai kacamata hitam, baju berwarna putih bermodel turtleneck diserasikan dengan blezer berwarna coklat susu dan celana culot putih bersih. Seorang gadis elegan itu menuruni anak tangga pesawat. Yura memang gadis yang selalu memperhatikan penampilannya. Karena itu semua orang menganggapnya ratu disekolahnya."Kalau senja begini Singapura memang luar biasa ya." ucap Rangga mengejutkan Yura.
Sontak Yura mencubit pipinya, dia mengira ia sedang bermimpi, tiba-tiba ada kak Rangga, Ratih dan Milie didepannya.
"Hai, kami akan menemanimu berlibur di Singapura selama 1 bulan. Kamu senang?" Kata Milie tetawa riang.
Ternyata Rangga, Ratih dan Milie sudah tiba lebih dulu di Singapura pagi tadi.Yura baru ingat kalau Rangga pernah bilang ia setuju untuk menemaninya ke Singapura. Namun dia tidak memikirkan hal itu karena beberapa bulan lalu pikirannya masih saja tentang pria asing itu.
Senyuman kecil itu ada dipipi Yura. Seengaknya bersama mereka di Singapura ia keluar sebentar dari zona kesedihannya. Mungkin hari ini dan sebulan kedepan akan menjadi obat penenang bagi Yura."Hotel tempat kita menginap tidak jauh dari lokasi lomba. Dan mereka juga ikut mengaturkannya." sebut ibu Lili tersenyum sambil merangkul Milie
"Mereka bukan hanya sahabat yang baik untuk kamu Yura. Tapi juga saudara yang lebih baik dari keluarga kamu." sambung ibu Lili lagi.
Yura sangat terharu, tapi melihat wajah Rangga yang begitu polos Yura kembali sedih. Bukan tentang pria asing itu, tapi tentang perjodohan yang dimaksud ayahnya. Ya, dia binggung bagaimana cara menjelaskan tentang masalahnya ini pada Rangga. Dia yakin jika Rangga mengetahui tentang perjodohannya Rangga pasti akan kecewa. Dan dia harus menutupi tentang pria asing itu pada Rangga. Jika Rangga tahu pacarnya yang baik ini sudah tak perawan lagi. Pasti Rangga akan pergi meninggalkannya."Kita keliling-keliling yuk, aku sudah lapar." Kata Rangga kemudian.
Makan, jalan-jalan dan berbelanja sudah membuat mereka sangat lelah dan pegal. Saatnya berbaring di tempat tidur, kata Ratih."Maaf kak." Ucap Yura memegang tangan Rangga.
"Maaf buat apa?"
"Untuk kemarin aku menghilang dari pesta ulang tahunku."
"Udah gak usah dibahas. Tadinya aku memang marah ketika mendengar penjelasan Yosa. Kata Yosa kamu mau dijodohkan dengan anak teman om Arya dan kamu menyetujuinya. Sebelumnya aku kira kamu marah padaku karena tidak membalas chat kamu untuk menemanimu disini. Tapi setelah bertemu Ratih dan Milie mereka menjelaskan yang berbanding terbalik dengan Yosa. Lagian aku lebih percaya kamu dan sahabat mu kok. Sudah lupakan saja. Nanti aku akan bicara pada om Arya. Semoga bisa mengubah semuanya ya." Jawab Rangga sambil memegang kedua pundak Yura dan memeluknya.
Seengaknya Yura lebih tenang sedikit. Meski cerita selanjutnya belum diketahui Rangga atau bahkan sama sekali tidak akan diketahui olehnya.Sunyi sepi tak berbintang begitulah kegundahan hatinya Yura saat ini. Padahal ia berharap liburan kali ini adalah liburan yang paling bahagia baginya setelah bertemu kekasihnya dan sahabatnya. Ternyata hati dan pikirannya yang tidak sejalan membuat segalanya menjadi kacau lagi. Wajah pria asing itu lagi-lagi muncul begitu saja dibenaknya. Bahkan sesekali adegan ranjang itu terpikir olehnya.
"Dia sih rupawan, aduhhh Yura kenapa jadi begini." sambil menepuk jidatnya.
Saat itu juga ia menyadari kalau cincinnya tidak ada dijati manisnya.
"Cincinku." Sontaknya.
"Dimana aku meletakkannya ya? Kenapa aku tidak ingat sama sekali?" Katanya sambil mencoba mengingatnya dan sibuk kesana kemari mencari cincin dari ibunya itu.Satu persatu masalah pun mempersulit bibirnya untuk tersenyum. Dia mulai gelisah lagi mencari cincin batu permata hitam miliknya. Dia kembali kekamar dan membongkar semua barangnya. Menelepon bik Ija siapa tahu ketinggalan dikamarnya. Ia teringat tempat SPA, ia pergi bersama sahabatnya dan bertanya ditempat SPA yang tidak jauh dari hotelnya itu, ternyata mereka juga tidak melihat cincin milik Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Itu SULTAN
RomanceMengapa cinta ini begitu rumit? Aku tidak membencinya tapi aku tidak menyukai pertemuan kami yang sulit untuk dijelaskan. Semua orang pasti tidak suka dijodohkan. Apalagi perjodohan yang datang dengan tiba-tiba disaat aku sedang merajut masa depan y...