24

44 10 0
                                    

Hari ini hari pertama Yura menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas ternama di kotanya. Dia sangat bersemangat untuk mengikuti Ospek (Orientasi Study dan Pengenalan Kampus). Saat mengeringkan rambutnya dia dikejutkan dengan status Yosa diberanda Whatsappnya bersama dengan Rangga mantan kekasihnya itu sedang foto berdua disebuah mall di Singapura. Yura sangat tercengang melihat foto itu.
"Hampir dua tahun kak Rangga tidak ada kabar padaku, tapi kenapa saat Yosa ada di Singapura mereka seakan sudah sangat lama dekat. Apa selama ini pria yang disebut Yosa disetiap statusnya itu adalah Rangga. Dia mengatakan kalau takdir telah mempersatukannya dengan pria idaman dan impiannya. Itu artinya pria yang dia maksud selama ini adalah Rangga." Pikiran Yura menjadi kacau karena teka-teki hubungan Rangga dan Yosa.

Dia turun untuk menemui Sultan dan akan pamit untuk berangkat ke kampus.
"Kenapa kamu lama sekali?" Tanya Sultan.
"Kenapa kakak menungguku?" Tanya Yura lagi.
"Hari ini adalah hari pertamamu menjadi mahasiswi. Jadi aku sebagai suami yang baik akan mengantarkan istriku sampai ketujuannya dengan selamat." Jawab Sultan sedikit dengan candaan.
"Baiklah, jika kakak memaksa aku tidak akan menolaknya." Sambung Yura tersenyum dengan sangat manis.
Dan Yura diantar oleh Sultan kekampus barunya.

Sepanjang perjalanan Yura masih memikirkan tentang Yosa dan Rangga. Entah apa yang membuatnya merasa hal ini menjadi penting kembali. Sultan melihat wajah Yura yang tiba-tiba mengerut seakan sedang memikirkan beban yang berat.
"Yura, ada sesuatu yang tidak beres?" Tanya Sultan.
"Eemm, tidak kak." Jawab Yura.
"Katakan saja. Aku akan mendengarkannya. Setyo sudah memberitahuku tadi pagi tapi ada baiknya aku mendengarkannya langsung darimu." Kata Sultan lagi.
"Aku hanya heran kenapa Yosa dan Rangga menjadi sangat dekat." Yura mulai bercerita tentang apa yang dia lihat.
"Kamu masih belum mengikhlaskan Rangga?"
"Bukan kak, bukan begitu maksudnya."
"Jika kamu masih memikirkan seseorang yang sudah lama pergi itu artinya kamu belum bisa melupakannya. Sebenarnya itu hal yang wajar. Hanya saja Rangga tidak pantas mendapatkan itu dari kamu."
"Aku sudah melupakannya kak. Kenapa kakak tidak mempercayaiku?"
"Siapa yang bilang aku tidak percaya. Aku hanya memberi pernyataan saja tadi. Lagi pula mengingat masa lalu bukan berarti kita tidak bisa melupakannyakan. Itu penting kok untuk referensi hidup kamu kedepannya."
"Baiklah kak. Kau selalu menang. Dan aku yakin Setyo juga tidak memberitahumu tentang ini kan."
Sultan tersenyum menatap Yura dan mengelus kepala istri tercintanya itu.

Kampus yang begitu megah sudah didepan mata. Yura turun dengan rasa percaya dirinya yang sangat besar.
"Kamu semangat ya. Semoga harimu baik." Ucap Sultan padanya.
Yura pun melemparkan senyuman yang paling manis untuk Sultan.
Ospek mahasiswa dan mahasiswi pun dimulai. Tanpa Yura ketahui masuk segerombolan pasukan TNI dan diantaranya ada Sultan suaminya. Kedua sahabatnya sangat kaget melihat Sultan dan Mico ada didepan mata mereka apalagi Yura yang sedari tadi bersama dengan Sultan tapi dia tidak mengatakan apapun.
"Jangan bilang kamu juga tidak mengetahui hal ini Yura?" Tanya Milie.
"Ya kamu benar. Aku memang tidak tahu." Jawab Yura pelan.
"Astaga, kejutan apalagi setelah ini. Hidupmu sekarang penuh misteri teman." Sambung Ratih dan tertawa kecil pada Yura.

"Hari ini kami yang akan membuka ospek pertama kalian. Kami akan mengajari kalian baris-berbaris dan uji mental. Semuanya siap!" Kata Mico yang berbicara di dekat toak.
Ospek pun berlangsung dengan baik. Sultan bersikap seakan dia tidak mengenal istri kesayangannya itu. Tiba-tiba seorang mahasiswi memberi pertanyaan.
"Kak, kenapa dari tadi kakak yang itu hanya memerintah kalian. Dia tidak berbicara pada kami bahkan dia tidak mengenalkan dirinya. Kami mau tahu dong nama kakak yang ganteng itu."
Sontak Yura menatap gadis pemberani itu.
"Maaf saya hanya ditugaskan untuk memantau anggota saja. Agar ospek ini berjalan tanpa kekerasan. Benar sekali tidak ada salahnya saya juga ikut memperkenalkan diri. Nama saya Sultan. Salam kenal untuk semua mahasiswa dan mahasiswi baru dikampus ini." Jawab Sultan kemudian.
"Wah, lebih dekat dia semakin terlihat sangat tampan ya. Kakak masih singel?" Tanya gadis lainnya.
"Pertanyaan pribadi sebenarnya tidak diperbolehkan dipertanyakan disini. Karena tujuan kita melatih kalian baris-berbaris juga uji mental. Tapi karena sudah kamu tanyakan lebih sopan kalau saya menjawabnya. Saya sudah menikah." Jawab Sultan dengan menunjukkan cincin dijari manisnya sambil menatap Yura dengan senyuman tajam.
Kedua sahabat Yura tertawa kecil melihat Yura yang mulai kebinggungan dan salah tingkah.
"Yahh, sayang sekali." Suara sumbang ini pun memenuhi barisan mereka.

Pangeran Itu SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang