9

56 10 0
                                    

"Sayang, akhirnya kamu datang juga. Bagaimana Persiapan untuk satu bulan ini, apakah ada kendala?" Ucap Yura manis.
"Maaf sudah membuat kamu menunggu lama. Kenapa kamu tiba-tiba kesini. Bukannya hari ini acara peresmian hotel ayah kamu? Kamu pasti kabur lagi kan? Yura mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini pada ayahmu?" Ucap Rangga lembut namun sedikit dingin.
"Aku tidak kabur. Aku sudah kesana dan aku tidak suka dengan kejutan yang mereka beri hari ini."
"Apa? Perjodohan?"
"Ia kak. Kak bagaimana kalau kamu menunggu sampai aku tamat SMA saja untuk kuliah keluar negeri. Aku ingin ikut saja dengan mu. Semua orang tidak ada yang bisa mengerti perasaanku selain kamu. Tolonglah kak, penuhi keinginanku sekali ini saja." Memohon pada Rangga.
"Yura, aku sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu bahkan aku ingin sekali selalu ada disisimu untuk melindungi kamu. Tapi aku tidak bisa menikahi kamu dalam waktu dekat ini. Ayah dan ibuku punya harapan yang sangat besar padaku. Kamu tahu kan mereka ingin aku yang akan menggantikan ayah nantinya di rumah sakit itu. Semua itu butuh proses yang tidak cepat dan memakan waktu yang lama. Pasti keluarga kamu tidak mau menunggu selama itu."
"Kak, aku tidak meminta kamu untuk menikahi ku, tidak harus menikah, aku juga tidak ingin menikah muda. Aku juga ingin berkarir seperti kamu. Kamu cukup yakinkan ayah bahwa kamu lebih pantas menjagaku dari pada pria pilihannya itu."
"Yura, denganku kamu tidak akan menemukan masa depan seperti harapan kamu dan ayahmu dibandingkan pria pilihannya. Aku yakin dia lebih mapan dan lebih hebat dariku. Kamu akan menemukan masa depan yang lebih baik dan bahagia dengannya. Pulanglah temui ayahmu, katakan padanya kalau hubungan kita sudah berakhir. Terimalah keinginanya, karna seorang ayah tidak akan menjerumuskan anak perempuannya pada pria yang salah." Kata Rangga sambil berdiri memegang kepala Yura dan pergi dengan senyuman tipis.
Mendengar itu darah Yura seakan mendidih. Pipinya mulai memerah panas, kepalanya ingin pecah menjadi dua. Dia tidak menyangka Rangga akan memutuskan hubungan mereka dengan cara seperti ini.
"Kenapa dia mengatakan hal itu padaku? Apa aku salah mengatakan padanya kalau aku hanya ingin hidup dengannya. Kenapa dia mengakhiri sesuka hatinya begini." Ucap Yura dengan napas terengah-engah sambil meneteskan air mata.
Ratih dan Milie juga sangat terkejut mendengar perkataan Rangga pada Yura. Mereka juga binggung kenapa Rangga yang begitu sangat mencintai Yura bahkan sudah melamarnya tega memutuskan hubungan mereka secara tiba-tiba.

Disudut koridor rumah sakit Rangga juga sedang menangis menahan rasa sakit untuk berpisah dengan wanita yang paling ia cintai. Bahkan rela memberikannya pada pria lain. Kenyataan membuat mereka harus berpisah dengan cara seperti ini. Rangga harus menggapai cita-citanya. Obsesinya yang menjadi sama seperti ayahnya membuat dirinya mengabaikan cintanya. Dia lupa kalau Yura sangat berperan penting dalam hidupnya. Tapi kesempatan untuk kuliah diluar negeri dengan beasiswa tidak akan datang untuk kedua kalinya, sama kesempatan untuk memiliki Yura lagi pun mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya. Memang keputusan yang sangat membingungkan untuk Rangga. Namun keterpaksaan membuatnya untuk harus memilih.

"Apa? Mama mau mengusirnya dari rumah?
Ma, meski Sultan itu tampan dan luar biasa. Tapi aku yakin Yura sudah sangat sedih dengan perjodohan ini. Siapa pun pasti tidak ingin menikah dengan laki-laki yang tidak ia cintai. Sudahlah ma. Biarkan dia bernafas sedikit. Dia putus dengan Rangga saja sudah membuatku sangat bahagia. Itu artinya aku ada kesempatan untuk dekat dengan kak Rangga kan ma." Ucap Yosa sambil meneguk jus jeruk di gelasnya.
Andin yang masih berdiri membelakangi Yura dan Yosa menjawab dengan tegas.
"Itu tidak sebanding dengan apa yang ibu rasakan dulu. Ibu harus merelakan kekasih ibu dijodohkan dengan wanita lain. Melihat dia tetap ada di rumah ini mengingatkan mama dengan Wulandari ibunya. Sekarang saatnya gantian mama akan pisahkan anaknya dengan kekasihnya dan dia harus dijodohkan. Dia merasakan apa yang mama rasakan sekaligus merasakan apa yang ayahnya rasakan. Tapi itu belum cukup. Itu belum setimpal." Saat Andin ingin melanjutkannya bibirnya terhenti dengan tepukan tangan Yura
"Waw, ternyata rencanamu untuk menyingkirkanku sangat luar biasa. Aku tidak heran kalau kamu terus memaksa ayah untuk tidak membatalkan perjodohan ini karena hal itu. Aku sudah tahu maksud busuk dari otak kotor mu itu. Tapikan perjodohan ini akan tetap berjalan kalau aku dan Sultan setuju bukan? Kenapa tidak merayuku saja? Oh iya tante Andin yang terhormat, kau harus ingat akan ada bayaran atas perbuatan mu ini. Putrimu pasti akan lebih menderita karena rencana konyolmu. Kau tahu Yosa, hidup atas aturan siapapun itu tidak menyenangkan. Satu lagi, kau gadis yang sangat menyedihkan. Ibu mu yang egois ini mengorbankan mu demi dendamnya dimasa lalu. Ternyata kau tak hanya lebih dari sebuah boneka baginya. Kasihan ya!" Mengatakannya tegas, mendekati mereka dan Yura tersenyum remeh pada mereka.

Pangeran Itu SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang