34

30 4 0
                                    

"Kenapa pintu rumah tidak dikunci." Kata Yura setibanya dia dirumah.
Yura membuka pintu dan melihat rumahnya kosong dan gelap.
"Apa jangan-jangan ada maling yang masuk ke apartemen ini. Tapi kan itu gak mungkin." Yura s
Berjalan pelan sambil mencari saklar didinding rumahnya.
Belum ia temukan lampu rumah hidup dengan suara yang sangat ramai "happy birthday Yura."
Yura yang sangat terkejut melihat ayahnya, ayah dan ibu mertuanya, kedua sahabatnya, Mico dan yang tetakhir ada Sultan dengan senyuman manis sambil memegang cake untuk Yura.
Sebenarnya ini konyol sih, Yura juga lupa kalau hari ini adalah hari ulangtahunnya.
"Kenapa waktu begitu cepat berjalan." Ucapnya dalam hati.

Dengan cepat Millie dan Ratih menarik Yura untuk meniup lilin.
"Ayo make a wish dulu." Kata Millie.
Napas Yura semakin besar, jantungnya juga berdegup sangat kencang.
"Ada apa dengan kakak ipar kenapa dia terlihat sangat grogi." Ucap Mico.
Yura meniup lilin dan berkata, "trimakasih untuk semuanya. Sebenarnya aku juga lupa akan hari ini. Eemm, pasti ini kerjaan kalian kan." Kata Yura sambil menunjuk kearah Millie dan Ratih.
"Bukan, ini semua idenya kak Sultan. Kak Sultan yang menghubungi kita semua dan kita memang ikut bantuin siapin semua ini. Tapi yang buat idenya kak Sultan. Dan karna itu juga tadi kita ngindarin kamu dikampus dan sama sekali gak ungkit masalah ini semua itu kak Sultan yang munta. Eh ternyata si nona manis juga ikutan lupa." Jawab Millie.

"Aigho.. oh my God. Pertanda apa ini. Semua ini dia lakukan untukku? Aku harus senang atau sedih ya. Hanya dua kemungkinan, ini semua dia lakukan karena dia tahu seorang adik kecil suka perayaan ulang tahun. Atau dia melakukannya karena dia sudah menganggapku penting dalam hidupnya. Hah, entahlah." Ucapnya dalam hatinya sambil termenung.
"Yura. . . Yura. . Kok malah bengong nak." Kata Ibu  Yuni.
"Aaa, tidak bu. Aku hanya sangat senang dan aku masih terkejut untuk ini semua." Jawab Yura.

"Ya sudah kita potong rotinya yuk." Sambung Ratih.
"Suapan pertama untuk siapa ya? Ra biasanya suapan pertama itu pasti untuk orang yang paling dicintai. Ayo ra siapa dia?" Kata Ratih lagi.
Yura menjadi tegang. Tangannya ingin sekali memberi pada Sultan. Karna dari lubuk hatinya terdalam dia sangat mencintai Sultan. Tapi suapan pertama Yura jatuh pada ayahnya.
"Aku mencintaimu ayah." Kata Yura sambil memeluk ayahnya.
Semua orang bertepuk tangan dan mulai menikmati acara ulangtahun Yura. Selain itu tetnyata Sultan juga sudah menyiapkan berbagai manakanan untuk mereka makan malam bersama.

Yura perlahan mendekati Sultan.
"Kak, trimakasih ya untuk semua ini. Harusnya gak perlu repot-repot kak. Sampai kakak harus meninggalkan pekerjaan untuk ini semua. Udah lama aku gak ngerayain ulangtahun dirumah seperti ini. Setelah ibu meninggal ulangtahunku selalu dirayakan dengan rekan kerja ayah. Dan itu sangat memuakkan. Sekali lagi trimakasih ya kak." Ucap Yura.
Sultan menatap Yura dengan senyuman manis dia hanya menganggukkan kepalanya dan mengelus kepala Yura.
Lalu Yura membalasnya dengan senyuman juga.

"Oh ia bagaimana tadi pertemuan kamu dengan klient hari ini. Semuanya berjalan dengan lancar?" Kata Sultan kemudian.
"Ya kak, semuanya berjalan lancar. Minggu depan kami akan pergi untuk menemui perancang busananya kak. Sedikit terburu-buru karena hari H - nya sudah tidak lama lagi kak."
"Pasti akan sangat melelahkan untuk minggu depan. Baiknya kamu jaga kesehatan ya. Biar semuanya bisa berjalan dengan baik.
"Ia kak, itu pasti." Jawabnya.

Kemudian mereka dipanggil untuk makan malam bersama. Yura meneteskan air matanya. Dia sangat bahagia sekali dengan hari ini. Meski dia menjadi rindu pada ibunya. Tapi melihat ayahnya datang tanpa ibu sambungnya membuat hati Yura sangat bahagia. Bahkan Yura tak menyinggung sedikitpun pada ayahnya tentang keberadaan Andin dan Yosa.
"Yura, kamu sangat suka makan ayam krispi bumbu telur asin keju kan ya?" Kata Milie.
"Eemm, betul. Dan kalian pasti yang menjadi narasumbernya kan?" Sambung Yura.
"Bukan, kak Sultan memang hebat ya. Kelihatannya aja cuek ternyata tahu semua tentang Yura. Aaa, so sweet." Kata Ratih lagi.

Pangeran Itu SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang