Yura datang kerumah sakit untuk menemui Rangga dengan roknya yang basah. Dia sangat buru-buru untuk kerumah sakit setiap kali Rangga mengajaknya bertemu. Tapi seperti biasa, Yura harus menunggu beberapa jam sampai Rangga menyelesaikan pekerjaannya. Ya, Rangga memang dokter yg profesional. Dia gak akan pernah main-main dalam pekeejaannya. Dia bekerja sepenuh hatinya. Apapun tak akan bisa menghalanginya dalam merawat pasien. Bahkan itu menyangkut tentang Yura. Dan Yura selalu bisa menerima keputusan Rangga ini karena ia sangat terobsesi untuk menjadi dokter juga. Dan dia rasa menunggu Rangga untuk pekerjaan mulia ini itu artinya dia juga ikut melakukan pekerjaan mulia juga.
"Sayang, maaf ya sudah membuat kamu menunggu lama."
"Tidak masalah kak. Biasanya juga begitu kan. Aku juga gak pernah bosan untuk ada sirumah sakit ini. Jadi menunggu mu juga bukanlah hal yang begitu buruk untukku."
"Trimakasih untuk pengertiannya ya adik kecil." Canda Rangga padanya.
"Kakak lelah tidak? Kita makan yok. Aku sudah lapar kak."
"Huh, aku sangat lelah sekali. Hari ini sangat banyak pasien. Nanti malam aku juga akan menggantikan temanku jadi dokter jaga. Ayikita cari makan dimana saja kamu mau." Jawab Rangga sambil memegang tangan Yura.Mereka pergi ke restoran mahal yang tidak jauh dari rumah sakit.
Rangga tidak bisa makan makanan disembarang tempat karena perutnya yang suka bermasalah dengan beberapa makanan. Karna itu Yura selalu membawanya ke restoran mahal ataupun ternama. Lagi pula Rangga tidak suka makan makanan di pinggir jalan ataupun di tempat tongkrongan anak-anak muda yang berisik dan bau asap rokok. Dia memang dokter yang sedikit bergengsi. Sebenarnya Yura kurang nyaman makan bersama dengan Rangga karena tempat yang mereka kunjungi pasti itu-itu saja setiap harinya. Tapi saat ini demi cintanya pada Rangga dia tidak mempermasalahkan hal-hal yang dianggapnya kecil seperti itu.
Canda tawa pun mereka lewati sambil menyantap makanan lezat. Sikap romantisnya itu pun selalu Rangga berikan untuk Yura. Kehangatan akan hubungan ini pun terpancar dari sikap keduanya.Hari demi hari dilewati dengan baik oleh Yura. Tapi ada saja yang mengganggu hari baiknya Yura. Siapa lagi kalau bukan ayahnya.
"Nak, besok pertemuan bulanan para rekan kerja ayah akan dilaksanakan di hotel kita, karena ayah akan meresmikan hotel baru kita. Ayah harap kamu bisa menghadiri acara penting ini untuk ayah." ucap ayahnya yang datang menghampiri Yura diatas loteng rumahnya.
"Eemm." jawabnya singkat.
"Kamu masih marah pada ayah?"
"Tidak."
"Lalu kenapa tidak menjawab dengan baik nak?"
"Ada jawaban yang lebih baik dari yang tadi?"
"Baiklah. Ayah mengerti, ayah pergi dulu."
Demi apa Yura harus menuruti semua perkataan ayahnya tadi. Yura sebenarnya tidak suka menghadiri acara itu. Karna dia harus berpura-pura menjadi putri ayahnya yang baik. Agar semua orang menganggap kalau keluarga mereka tetap baik-baik saja. Tapi kali ini dia tidak punya alasan untuk tidak ikut.
Ya sudahlah. Aku harus meningkatkan aktingku sebagai wanita yang paling sempurna dan diidam-idamkan, pikirnya sambil senyum tipis tipis diatas loteng rumahnya.Makan malam yang sangat menegangkan. Yura diam saja tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Dia melahap makanan yang ada didepannya tanpa jeda.
"Ayah, besok aku akan ke mall membeli gaun baru untuk acara besok. Aku harus terlihat bak putri diacara peresmian hotel baru ayah." Ucap Yosa penuh dengan bahagia.
"Uluh uluh anak mama udah besar ternyata. Apa pangeran yang kamu dambakan besok akan datang juga." Canda Andin kemudian.
Mereka lanjut tanya jawab sambil bercanda-canda, namun Yura tetap saja diam tanpa sepatah kata pun.
Setelah ia menghabiskan makananya ia bergegas untuk masuk kedalam kamarnya.
"Nak, jangan lupa besok. Dan jangan terlambat. Kenakan pakaian yang bagus. Ayah tidak ingin kalian memalukan ayah."
Yura diam saja tak hiraukan perkataan ayahnya. Ia terdiam sejenak karena merasa dongkol di hatinya, namun ia tetap bersikap biasa saja seolah-olah dia menyetujui perkataan ayahnya yang konyol itu. Dia tahu pria yang akan dijodohkan padanya pasti juga akan hadir diacara itu. Pantas saja ayahnya sangat memaksa. Biasanya mereka juga tidak peduli Yura hadir ataupun tidak pada acara bulanan rekan kerja ayahnya itu.
"Sayang, kamu harus memaksa Yura datang dan tidak membatalkan perjodohan ini. Kamu gak maukan Gunawan kecewa. Atau persahabatan kalian jadi rusak?" Kata Andin memaksa Arya. Tapi Arya hanya diam dan tersenyum saja pada Andin sambil menyudahi makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Itu SULTAN
RomanceMengapa cinta ini begitu rumit? Aku tidak membencinya tapi aku tidak menyukai pertemuan kami yang sulit untuk dijelaskan. Semua orang pasti tidak suka dijodohkan. Apalagi perjodohan yang datang dengan tiba-tiba disaat aku sedang merajut masa depan y...