"Selamat pagi, kamu sudah bangun?" Tanya Sultan.
"Kakak dinas keluar kota lagi? Kenapa buru-buru sekali?"
"Tidak, hari ini kami kedatangan tamu. Karena itu kami harus berada dilokasi sebelum tamunya tiba. Ada apa dengan wajahmu itu? Aku tahu kamu tidak suka aku dinas keluar kota dan menginap kan. Tapi kenapa? Kamu merindukanku?" Kata Sultan.
"Tidak, jika kakak tidak di rumah aku tidak akan makan enak." Jawab Yura.
Lalu Sultan menghentikan bibir merah mungil itu dengan jarinya. Perlahan ia mendekati Yura sampai badan Yura melekat di dinding. Sultan mendekati Yura lebih dekat dan semakin dekat. Sultan meletakkan tangannya tepat dipinggang Yura, tangan Yura mulai gemetar. Dia binggung kenapa Sultan semakin hari semakin berani melakukan adegan romantis padanya. Tak tahu kenapa Yura pun pasrah jika Sultan mengecupnya. Tapi Sultan malah berbisik padanya, "sarapan pagi sudah aku siapkan. Makanlah selagi hangat." Lalu Sultan melepaskan Yura dan pergi untuk memakai sepatu kerjanya.
Yura tersenyum malu atas pikiran konyolnya tadi.Meski libur panjang, Yura dan teman-temannya semakin semangat untuk bekerja di toko bunga. Apalagi ada Ben dan Setyo yang ikut membantu mereka.
"Yura, dari tadi ponsel kamu berdering. Kenapa tidak diangkat?" Kata Ben.
"Sudah satu minggu yang lalu aku bertemu dengan Rangga, aku merasa kalau masalah kami sudah selesai saat itu. Tapi kenapa dia masih menggangguku, aku merasa seperti diteror olehnya setiap hari."
"Kenapa Rangga masih disini. Bukankah dia itu orang yang sangat sibuk di dunia ini?" Tanya Ratih sambil tertawa.
"Aku juga tidak tahu, dan aku juga tidak mau tahu lagi tentangnya. Aku sudah bosan dan muak selama bertahun menunggunya. Lalu sekarang setelah menjadi istri pria lain dia ingin aku kembali padanya? Apakah dia pikir cinta itu semudah membalikkan telapak tangan?" Jawab Yura tegas.
"Rangga itu selalu saja menganggapmu anak kecil yang dia sembuhkan sepuluh tahun yang lalu. Ketika kamu marah dia cukup memberimu permen dan kamu akan kembali lagi baik padanya. Dia mengira kamu masih Yura yang dulu, Yura yang harus menuruti semua perkataannya jika tidak kamu akan kehilangan cintanya. Benarkan?" Lanjutkan Ben.
Yura menarik napasnya panjang dan menganggukkan kepalanya dihadapan sahabat-sahabatnya.
"Tapi aku juga pernah merasakan cinta yang indah darinya." Jawaban Yura ini yang membuat mata sahabatnya menjadi sangat tajam padanya."Ini ada pesanan bunga kearah apartemen kamu Yura. Kamu saja yang antar agar kamu lupa dengan nama Rangga yang hari ini sudah membuatmu malas-malasan." Sambung Milie kemudian.
Karena sudah lama tidak ke apartemennya Yura sangat semangat untuk pergi dan ingin singgah sejenak keapartemen miliknya. Disepanjang perjalanan Rangga tidak henti menghubungi Yura. Sampai-sampai Yura hilang kendali karena kurang fokus. Akhirnya Yura menerobos lampu merah dan Yura pun ditilang polisi yang sedang menjaga lalu lintas.
"Sial, ini kali pertamanya aku ditilang polisi, Bagaimana ini?" Ucapnya binggung.
"Selamat siang mbak." Seorang polisi menghampiri Yura. Dengan proses pemeriksaan Yura terpaksa dibawa kekantor polisi karena KTP miliknya hilang entah dimana ia meletakkannya. Yura pun ikut kekantor polisi untuk dimintai keterangan.
"Adik yang cantik, bagaimana kamu bisa lupa meletakkan KTP mu dimana? Siapa yang mengetahuinya. Lalu bagaimana kami percaya dengan identitas yang kamu jelaskan tadi jika tidak ada buktinya. Ayo sekarang berikan nomor telepon ayah kamu dan minta dia datang untuk menjemput kamu ya." Ucapkan polisi wanita yang memeriksa Yura.
"Bu, tapi ayah saya sedang di luar negeri. Bagaimana bisa dia datang kesini. Atau saya boleh dijemput oleh sahabat saya." Jawab Yura memohon.
Tidak bisa sahabat, kalian bisa saja berbohong pada saya nanti saat menjamin kebenaran tentang kamu. Kalau begitu ibu kamu saja, atau saudara kamu. Sini nomornya biar saya yang menghubungi." Lanjutkan Polwan tersebut.
"Ibu saya sudah meninggal bu dan saya anak tunggal."
"Aduhhh, jawaban ini sudah sering saya temui. Jangan mencoba berbohong. Mereka hanya cukup datang sebagai penjaminmu lalu kamu akan saya bebaskan. Kalau begitu sini ponsel kamu, saya mau cek panggilan terakhirnya."
Polwan itu melihat nomor ayah Yura, lalu menghubunginya tapi tidak bisa. Lalu dia melihat nama "kak Sultan" diponsel Yura, polwan tersebut langsung memarahi Yura, "nah, tadi kamu bilang kamu anak tunggal lalu kakak kamu yang bernama Sultan anak siapa? Anak muda zaman sekarang memang suka sekali berbohong."
"Jangan bu, dia bukan kakak ku seperti yang ibu pikirkan. Aku tidak berbohong." Jawab Yura.
Belum sempat Yura menjelaskan polwan tersebut sudah menelepon Sultan dan Sultan mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Itu SULTAN
RomanceMengapa cinta ini begitu rumit? Aku tidak membencinya tapi aku tidak menyukai pertemuan kami yang sulit untuk dijelaskan. Semua orang pasti tidak suka dijodohkan. Apalagi perjodohan yang datang dengan tiba-tiba disaat aku sedang merajut masa depan y...