Part 11🌹

95.5K 9.8K 399
                                    

Nara mengerutkan kening heran melihat Isaac bersimbah keringat karena cuaca pagi ini sangat dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara mengerutkan kening heran melihat Isaac bersimbah keringat karena cuaca pagi ini sangat dingin.

Raut wajah takut dan cemas Isaac membuatnya yakin suaminya itu bermimpi buruk tentang sesuatu.

Nara menjadi tidak tega melihat ekspresi menyedihkan suaminya dan segera membangunkan Isaac.

"Bangunlah," katanya kencang seraya menggoyangkan tubuh Isaac. Namun, Isaac tak kunjung bangun dan semakin terlihat panik.

Nara menampar pelan pipi Isaac lalu mengguncang tubuh Isaac lebih kuat sehingga membuat suami tampannya itu terbangun.

Nafas Isaac memburu seolah baru saja lari jarak jauh. Wajahnya masih terlihat ketakutan. Tatapannya kosong.

"Kau bermimpi tentang apa sampai terlihat ketakutan seperti itu?" Tanya Nara penasaran.

Lamunan Isaac buyar. Pandangannya tertuju lurus pada Nara. Kini tatapannya terlihat lemah dan tak berdaya.

Nara hendak bertanya namun pelukan erat Isaac membungkam mulutnya. Terdiam membisu dengan mata mengerjap heran.

"Untunglah kau masih berada di sisiku. Aku sangat takut, amour. Sangat sangat takut." Ungkap Isaac lirih.

Nara tercengang merasakan air mata Isaac membasahi bahunya.

Mimpi apa sebenarnya pria di hadapannya sampai menangis seperti ini?

Nara sungguh penasaran tapi dia tak ingin membebani Isaac.

Akhirnya yang dia lakukan hanyalah membalas pelukan Isaac dan mengelus punggung pria itu. Berharap sentuhannya akan membuat Isaac merasa lebih tenang dan aman.

"Aku bermimpi buruk dan mimpi itu terasa sangat nyata. Aku merasa seolah mengalaminya secara langsung. Setiap kejadian dan sentuhan di dalam mimpi benar-benar terasa sangat nyata hingga aku susah membedakan antara kenyataan dan ilusi." Curhat Isaac. Membuktikan pria itu ingin berbagi dengannya.

Nara mengelus puncak kepala Isaac lembut, layaknya seorang ibu yang sedang menenangkan bayinya. "Memangnya kau bermimpi tentang apa?"

"Aku bermimpi dibenci olehmu. Tatapanmu selalu terlihat jijik padaku. Tindakanmu selalu menentangku. Kau selalu berusaha kabur dariku. Tidak hanya itu, kau juga menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang bernama George."

Nara tercekat mendengarnya.

Ternyata Isaac mendapatkan ingatan masa lalu mereka.

Apakah itu berarti Isaac mengingat semuanya juga?

Apakah itu berarti tidak hanya dia yang ingat kejadian di masa lalu?

"Tapi itu bukan point' pentingnya. Di dalam mimpi aku diculik oleh George. Dia memaksaku menandatangani surat perceraian."

Nara terdiam mendengar fakta mencengangkan itu.

"George mengancam akan membunuhmu jika aku tidak menandatangani surat perceraian. Pada akhirnya aku pun terpaksa menandatanganinya karena aku tidak berdaya. George mengurungku di ruang bawah tanah dan selalu menyuruh orang-orangnya untuk mengawasi ku. Tidak pernah membiarkanku lepas barang sedetik pun. Dia berkomplotan dengan saudara tiriku sehingga aku semakin tidak berdaya."

Mata Nara berkaca-kaca. Hatinya sangat lega dan senang mengetahui Isaac menceraikannya bukan atas kemauan sendiri.

Isaac terpaksa menandatangani surat cerai karena tekanan dari George!

Pelukannya kian mengerat pada tubuh Isaac. Satu hal yang pasti, dia sudah bertekad untuk menceritakan semuanya pada Isaac.

"Hal paling buruk di dalam mimpiku bukanlah melihatmu bersama George tapi melihat dirimu dibunuh oleh pria itu. Aku sungguh takut mimpi itu akan menjadi kenyataan, amour."

Nara tersenyum getir. "Mimpi itu sudah menjadi kenyataan di masa lalu."

Isaac melepaskan pelukannya dan menatap Nara bingung. "Apa maksudmu, amour?"

Nara mengelus pipi Isaac lembut namun senyuman getir menghiasi bibirnya. "Kita benar-benar mengalami itu di masa lalu, Isaac."

Isaac masih terlihat sangat kebingungan sekaligus terkejut.

"Apakah kau percaya pada kelahiran kembali?"

Isaac terdiam.

Nara tersenyum kecil. "Kita mengalami itu, Isaac. Kita mengalami kelahiran kembali. Kita kembali ke lima tahun lalu." Jelasnya menegaskan.

"Semua yang kau lihat di dalam mimpi itu benar-benar kenyataan. Di masa lalu aku memang membencimu dan dipisahkan oleh mereka. Namun, di akhir hidupku, aku baru menyadari bahwa aku sangat mencintaimu. Aku menyesal telah terperdaya oleh George sehingga dia mengambil harta dan nyawaku."

Nara tertunduk dalam. "Maafkan aku. Maafkan kebodohanku di masa lalu. Jika saja aku tidak dibodohi oleh orang lain, maka kau tidak akan berakhir menyedihkan seperti itu. Kau boleh membenciku setelah mengetahui semuanya karena aku sadar bahwa aku pantas mendapatkan kebencianmu. Aku memang sangat keterlaluan."

Isaac refleks memeluk tubuh mungil Nara mendengar perkataan yang menyakiti hatinya tersebut. "Jangan berkata seperti itu, amour. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah membencimu karena aku sangat mencintaimu."

Akhirnya kedua orang yang saling mengingat masa lalu Itu berpelukan dan meluapkan perasaan mereka satu sama lain.

Kesedihan dan penyesalan di dalam diri Nara menguap begitu saja karena sudah lega mengungkapkannya pada Isaac.

Lebih lega lagi mengetahui Isaac tidak marah dan membencinya setelah mengingat semua hal buruk yang pernah dilakukannya di masa lalu.

Tidak hanya itu, mereka berdua juga sepakat untuk menyingkirkan semua penganggu di dalam hidup mereka demi mendapatkan kehidupan yang bahagia dan damai.

Bersambung...

25/11/21

Poloww firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang