Part 16🌹

74K 8.4K 198
                                    

Happy reading( ꈍᴗꈍ)

My Husband❤️: Jangan lupa jaga jarak dengan pria lain, amour!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My Husband❤️: Jangan lupa jaga jarak dengan pria lain, amour!

Wanita cantik itu menggeleng-gelengkan kepala heran melihat pesan singkat Isaac.

"Dasar suami posesif!" Kekehnya geli.

Nara membalas pesan Isaac secepat kilat supaya pria itu tidak mengomelinya.

"Hai! Kita bertemu lagi, honey. Mungkinkah ini yang dinamakan dengan takdir?"

Suara menyebalkan George membuat Nara mengumpat kesal di dalam hati.

"Apakah boleh duduk di sampingmu, honey?"

Nara tetap diam membisu. Mengabaikan kehadiran George yang sangat menganggu. Tetap fokus pada layar ponselnya.

"Kalau dilihat secara intens, ternyata kau sangat cantik, honey. Betapa beruntungnya aku bisa bertemu gadis secantik dirimu."

Gombalan menjijikkan George membuat Nara menahan mual.

Mendadak, perempuan itu menyesal akibat pernah jatuh cinta pada pria seperti George.

Entah terkena sihir apa dia dulu sehingga bisa jatuh cinta pada pria menggelikan seperti George.

Jika dilihat dari sisi manapun, Isaac jauh lebih baik daripada George. Baik itu dari segi fisik maupun materi.

"Kenapa kau diam saja? Kau terkejut mengetahui kita satu kelas?"

Nara masih diam membisu lantaran sibuk bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang menarik dari George sehingga dia bisa memilih pria sampah itu dibandingkan memilih harta karun seperti Isaac.

"Sudah kuduga reaksimu akan seperti ini tapi tenang saja, kau pasti akan terbiasa satu kelas bersamaku."

'suatu aib besar bagiku mempunyai mantan kekasih tidak tahu malu sepertinya.' decak Nara dalam hati.

"Kedepannya kita akan punya banyak waktu untuk bersama. Menjalin kisah cinta yang manis, menikah, dan hidup bahagia selamanya."

Hidup bahagia selamanya?! Haha.

Dasar pembohong besar!

Raut wajah tak bersahabat Nara membuat George semakin merasa tertarik untuk menaklukkan wanita itu.

Sudut bibirnya menyunggingkan smirk. Tangannya mulai lancang menyentuh rambut pirang Nara. Hendak mencium rambut Nara namun Nara lebih dulu menepis tangan George.

Tatapan Nara terlihat sangat tajam. Akan tetapi, itu tak membuat nyali George ciut.

George malah merasa semakin tertantang karena biasanya para perempuan akan langsung luluh jika digoda sedikit olehnya. Mereka bahkan menempeli dirinya seperti lintah serta memohon menghabiskan malam panjang bersama.

Ya, selama ini hidup George memang semulus itu. Semua perempuan mencintai dan menggilainya. Semua perempuan rela memberikan apapun untuknya jika mulut manisnya sudah beraksi. Harta, kekuasaan, relasi, tubuh, dan semuanya. George bisa mendapatkan semuanya dengan sangat mudah berkat wajah tampan dan mulut manisnya.

"Selama sembilan belas tahun hidup, baru kali ini aku bertemu orang yang tidak tahu malu sepertimu. Apakah urat malumu sudah putus?" Sarkas Nara.

George tersenyum manis. "Ya. Urat malu ku sudah putus karena jatuh cinta pandang pertama padamu."

Nara terkekeh sinis. Memajukan sedikit wajahnya dan berbisik lirih di telinga George, "Bullshit! Akui saja kalau kau mengincar hartaku."

Tubuh George menegang kaku mendengar bisikan Nara. Tak menyangka bahwa Nara bisa menebak tujuannya tepat sasaran.

Nara segera berdiri dan meninggalkan tempat duduknya karena muak berdekatan dengan George.

Andaikan saja, ini bukan negara yang memiliki hukum, Nara pasti tidak akan segan-segan menusuk jantung George dengan pisau saat ini juga. Seperti halnya pria itu membunuhnya dulu.

"Hai, bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Nara ramah pada seorang gadis berambut pendek yang sedang duduk sendirian dengan wajah bosan.

"Ya. Tentu saja."

Nara berterima kasih setelah mendapat jawaban dan langsung duduk. Mencuri pandang ke arah perempuan di sampingnya seraya berusaha menggali ingatannya tentang sosok itu.

"Aku baru pertama kali melihatmu di kelas ini. Kau anak baru?"

Pertanyaan mendadak itu membuat Nara sedikit tersentak. Akan tetapi, ia langsung bisa menguasai diri.

Nara kembali menunjukkan senyuman ramahnya. "Iya. Aku anak baru. Namaku Nara dan siapa namamu?"

"Namaku Krasnaya. Senang bisa bertemu denganmu."

"Senang bisa bertemu denganmu juga."

Krasnaya tiba-tiba mendekat ke Nara dengan wajah serius sehingga membuat Nara menaikkan alis heran.

"Aku harap kau berhati-hati dengan George karena dia tidak sebaik yang terlihat." Bisik Krasnaya pelan.

"Kenapa kau bisa menilainya begitu?" Tanya Nara pura-pura lugu.

"Hah! Asal kau tahu. Aku sering melihatnya menggoda perempuan dan mencampakkan perempuan itu setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Makanya dari awal aku memperingatkan padamu supaya tidak tergoda oleh wajah tampan dan mulut manisnya."

Nara tersenyum kecil. "Kau tenang saja. Aku tidak akan tergoda karena tunanganku jauh lebih tampan dan manis daripada dirinya."

Mata Krasnaya membulat kaget. "Kau sudah punya tunangan?" Jeritnya tertahan.

Nara terkikik geli melihat reaksi berlebihan teman barunya. Sangat menghibur. "Yah. Begitulah."

"Kenapa kau bertunangan secepat ini? Dan siapa nama tunanganmu?" tanya Krasnaya penasaran.

"Rahasia."

Krasnaya merenggut kesal. "Kau tega membuatku mati penasaran?"

Nara mengendikkan bahu cuek.

"Oh ayolah, beritahu aku siapa tunanganmu. Jangan membuat teman barumu ini mati penasaran. Kau tenang saja. Rahasiamu akan terjamin aman olehku."

Rengekan Krasnaya serta tatapan memelas gadis itu membuat Nara menjadi tidak tega. "Baiklah. Aku akan memberi tahumu."

Mata Krasnaya kembali berbinar. "Jadi, siapa nama tunanganmu?"

"Isaac."

"Isaac King Nelson?" Krasnaya bertanya memastikan.

"Iya."

Krasnaya menutup mulutnya terkejut.  "Kau calon istri idolaku?!"

Bersambung...

15/12/21

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang