Part 4🌹

136K 13.2K 416
                                    

Follow yok firza532

‍Isaac tersenyum puas kala selesai mengoleskan obat ke kening Nara sedangkan yang diobati mendesah sebal karena menurutnya suami tampannya terlalu berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍Isaac tersenyum puas kala selesai mengoleskan obat ke kening Nara sedangkan yang diobati mendesah sebal karena menurutnya suami tampannya terlalu berlebihan.

"Ini untuk kebaikanmu juga, amour." Isaac berkata penuh penekanan seakan mendengar isi hati gadis di hadapannya.

Nara yang tak mau berdebat mengiyakan saja. Gadis itu refleks menjerit kaget kala tubuhnya digendong secara tiba-tiba. "Turunkan aku!" Titahnya kesal.

Isaac menunduk dan menatap Nara tajam. "Segitu tidak sukanya kau padaku?"

Nara tercengang. "Kenapa kau bisa menyimpulkan demikian?! Darimana datangnya pemikiran bodohmu itu?!"

Kening pria itu mengerut tidak suka. "Kau mengatakan ku bodoh?"

Pertanyaan bernada dingin Isaac tak membuat nyali Nara ciut. "Ya." Jawabnya penuh penekanan.

"Kau mau ku hukum, hah?!"

"Hukuman apa? Apakah hukumannya diberi perusahaan?"

Isaac sontak tertawa geli. Amarahnya meluap begitu saja mendengar pertanyaan nyeleneh Nara. "Itu hadiah bukan hukuman, amour." Jelasnya gemas.

Nara mengangkat tangannya. Mengelus pipi Isaac lembut hingga pria itu terdiam membisu. "Kau sangat tampan saat tertawa. Jadi, mulai hari ini jangan tertawa di depan orang lain."

Ucapan posesif Nara membuat perasaan Isaac melambung tinggi. Lantas menunduk dan mengecup bibir Nara sekilas. "Baiklah, amour. Aku tidak akan tertawa di hadapan orang lain. Aku hanya akan tertawa saat bersamamu."

Nara tersenyum lebar lalu menyandarkan kepalanya ke dada bidang Isaac.

Isaac terus berjalan diiringi oleh tatapan para pekerja. Terlihat sangat penasaran pada gadis yang dibawa Isaac karena baru kali ini mereka melihat Isaac dekat dan membawa seorang perempuan ke dalam mansion. Namun, meskipun penasaran, mereka tak berani menatap terang-terangan akibat takut dimarahi dan dipecat.

Nara terdiam di dalam gendongan Isaac tanpa bertanya banyak hal lantaran terlalu sibuk dalam pemikirannya sendiri.

Banyak hal yang menganggu pikirannya. Tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Memori tentang kehidupan selama di sini terus terngiang di kepalanya. Tentang bagaimana dia selalu berusaha kabur dan bertengkar dengan Isaac. Tentang dia yang dibodohi dan diadu domba dengan Isaac oleh seorang maid yang dianggap sebagai teman baik.

Pikirannya buyar seketika kala Isaac mengguncang kedua bahunya. Ekspresi pria itu tampak curiga dan penuh selidik. "Kenapa kau melamun? Apakah sedang memikirkan cara kabur dariku? Ingat, amour! Kau tidak akan bisa kabur dariku karena kau sudah sah menjadi istriku. Apapun yang terjadi aku akan terus menahanmu di sisiku, membawamu kembali jika berhasil kabur, dan mengurungmu selamanya di sini."

Nara mengembungkan pipi kesal mendengar semua perkataan Isaac. "Hentikan pemikiran bodohmu itu karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah kabur darimu, kecuali kalau kau berselingkuh."

"Aku tidak akan pernah berselingkuh, amour."

"Yah, siapa tahu nanti kau berselingkuh karena ada yang lebih cantik dan menarik dariku."

Isaac mengenggam dan mengecup punggung tangan Nara lembut. "Bagiku, kau lah yang paling cantik dan menarik di dunia ini."

Nara tersenyum lebar. Ditangkupnya wajah Isaac dan menatapnya intens. "Mulutmu itu sangat manis. Sudah berapa banyak gadis yang kau goda?" Celetuknya.

Isaac menghela nafas gusar. Keningnya mengerut kesal. "Aku tidak pernah menggoda gadis manapun. Jangan berpikir aku ini sama dengan pria di luaran sana."

"Kenapa? Bukankah semua pria itu sama saja?" Nara jadi tertarik untuk melihat wajah kesal Isaac yang tak terima disamakan dengan kaumnya.

"Tidak! Aku beda dari mereka!" Tegas Isaac tidak suka. Pria itu tiba-tiba mencengkram dagu Nara dan tersenyum miring. "Aku bisa membuktikan bahwa aku beda dari mereka."

Sudut bibir Nara terangkat ke atas. Merasa semuanya semakin menarik dan menyesal tak menyadari ini dari dulu. "Oh ya? Bagaimana caramu membuktikannya padaku?"

Isaac menepuk tangannya 2 kali. Para maid di sana berbondong-bondong berbaris di hadapan Isaac. Nara mengerjap tak mengerti. Menatap Isaac dengan tanda tanya besar.

"Selama bekerja di sini, apakah kalian pernah melihatku dekat dengan seorang perempuan?" Tanya Isaac pada para maid.

Semuanya kompak menjawab tidak.

Isaac menoleh ke arah Nara dan tersenyum penuh kemenangan melihat wajah melongo istrinya.

"Apakah kalian pernah melihat aku membawa seorang perempuan ke mansion ini?" Lanjutnya lagi.

Para maid kembali menjawab serentak.

"Lihat bukan? Aku tidak berbohong padamu," ucap Isaac arogan.

Nara terkekeh geli. "Baiklah. Aku salah. Sekarang cepat bubarkan mereka semua. Aku ingin menonton televisi dengan tenang."

Isaac menggeleng. "Tunggu sebentar, amour. Aku akan memperkenalkan mereka semua padamu sekaligus menunjuk orang yang akan melayanimu."

"Tidak perlu. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Tolak Nara mentah-mentah.

Isaac menatap Nara datar sehingga membuat gadis itu menyengir. "Terserah kau saja."

Bersambung ...

17/11/21

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang