Part 8🌹

113K 10.2K 564
                                    

Tatapan gadis cantik itu tertuju lurus pada langit-langit kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan gadis cantik itu tertuju lurus pada langit-langit kamar. Pikirannya melayang pada kejadian hari ini.

Terlalu banyak kejadian tak terduga hari ini. Dimana ia dibunuh, kembali ke masa lalu, dijadikan bahan lelang, dan menikah dengan Isaac.

Semuanya terasa bagaikan mimpi.

Mimpi indah yang tak ingin diakhirinya.

Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya. Pandangannya teralihkan ke samping. Langsung disuguhkan wajah tampan Isaac yang terlihat sangat kelelahan namun tetap tampan seperti biasanya.

Ia refleks mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika bayangan kejadian beberapa jam lalu teringat olehnya.

Berbalik badan dan mencengkram selimut yang menutupi tubuh polosnya seraya mengigit bibir bawah.

"Tidurlah, amour." Pelukan Isaac membuatnya terlonjak kaget. Kulit Isaac yang bersentuhan langsung dengan kulitnya menghantarkan rasa hangat nan menggelitik.

"Aku tidak bisa tidur." Rajuk Nara.

Semenjak tadi ia memang tidak bisa tidur meskipun seluruh tubuhnya terasa lelah.

Isaac membalikkan tubuh Nara secara paksa sehingga membuat wanita itu terkejut. Keningnya mengerut kala melihat mata Isaac masih tertutup rapat. "Dia ini sedang bermimpi ya?" Gumamnya heran.

"Aku tidak bermimpi, amour. Aku terbangun karena pergerakanmu. Tidurlah sekarang juga. Memangnya kau tidak lelah?" Tanyanya namun masih setia menutup mata.

"Tentu saja lelah karena terlalu banyak hal yang terjadi hari ini tapi aku tidak bisa tidur sama sekali."

Isaac membuka matanya. Menatap Nara penuh arti. "Bagaimana kalau kita bermain sampai kau tertidur?"

Pertanyaannya sontak membuat Nara bergerak mundur dan menatap Isaac horor. "Aku tidak mau."

Isaac terkekeh geli melihat reaksi berlebihan istrinya. "Kalau tidak mau, maka tidurlah sekarang juga."

Nara mengerucutkan bibirnya. "Susah."

Isaac menghela nafas. Bergerak mendekat dan mengurung tubuh mungil Nara di dalam pelukan hangatnya. "Peluk aku, pejamkan matamu, dan kosongkan pikiranmu."

Bagaikan di sihir, Nara mengikuti perkataan Isaac begitu saja.

Isaac tersenyum senang karena Nara begitu patuh padanya. Kemudian ia mengelus kepala Nara bak seorang ayah yang sedang menidurkan anaknya.

Tak lama kemudian, istri cantiknya pun terjatuh ke alam mimpi. Isaac tersenyum manis dan mengecup singkat puncak kepala Nara. "J'espère que tu fais de beaux rêves."

****

Isaac terbangun lebih awal. Namun, bukannya segera membersihkan diri, ia malah sibuk memandangi wajah cantik Nara yang terlihat sangat polos dan menggemaskan sewaktu tidur.

Pria itu menyentuh pipi Nara pelan. Kemudian tersenyum merasakan betapa lembutnya pipi istri kecilnya itu.

Dia menunduk dan menciumi pipi Nara berulang kali akibat terlampau gemas.

Tindakannya membuat tidur nyenyak Nara mulai terganggu. Isaac tersenyum polos kala iris hazel Nara menatapnya kesal. "Kau menganggu tidurku." Bibir Nara mengerucut sebal.

Isaac tertawa kecil. "Maaf, amour. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium istri semenggemaskan dirimu."

Mata Nara memicing. "Ini masih pagi dan kau sudah menggodaku."

Isaac semakin terbahak melihat reaksi Nara yang terlihat sangat imut di matanya.

Pria itu menindih tubuh Nara sehingga wanita itu mengerjap kaget. Begitupun dengan tubuhnya yang menegang kaku.

"Takut?" Kekeh Isaac.

Nara tersenyum sombong. "Tidak ada istilahnya seorang Nara merasa takut."

Isaac tersenyum miring. "Benarkah?" Tangannya mendarat di paha Nara dan mengusapnya lembut sehingga membuat wanita cantik itu mengigit bibir bawah, menahan desahan.

Isaac yang awalnya hanya berniat mempermainkan Nara malah ingin melakukannya lagi melihat ekspresi menggoda Nara.

Sementara itu, Nara ketar ketir sendiri karena merasakan milik suaminya semakin menegang.

Otaknya berpikir keras untuk mencegah kejadian tadi malam terjadi. Bukannya ia tidak suka, tapi dia tidak bisa. Dia masih belum terbiasa.

"Tunggu dulu." Ujarnya susah payah kala tangan Isaac menyentuh bagian bawahnya.

"Kenapa, amour?"

Nara memasang puppy eyes andalannya. "Aku lapar."

Isaac tertekuk kesal. "Nanti saja sarapannya, amour."

"Tapi aku sudah tidak tahan. Perutku ingin segera dipuaskan."

"Sama halnya dengan milikku, amour."

"Ya sudah. Kalau begitu biarkan saja istri cantikmu ini mati kelaparan." Sahut Nara sebal.

Isaac terkikik geli. "Aku hanya bercanda, amour. Kalau begitu kita mandi dulu dan setelah itu sarapan."

Nara mengangguk penuh semangat.

Isaac tersenyum manis melihat tingkah ceria Nara. Beranjak dari kasur sehingga tubuh polosnya terpampang begitu saja.

Nara refleks menutup wajah malu karena tidak sengaja melihat bagian bawah Isaac.

"Tidak perlu malu, amour. Bukankah semalam kau juga sudah melihatnya?"

Godaan Isaac membuat Nara malu bukan main. Wanita cantik itu semakin malu kala Isaac menarik selimut yang menutupi tubuh polosnya. "Dasar suami menyebalkan!" Jeritnya. Menghadirkan tawa manis dari Isaac.

Bersambung ...

20/11/21

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang