Part 35🌹

39.8K 4.4K 139
                                    

Nara melotot kaget melihat Isaac memukul sahabatnya, Vernando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nara melotot kaget melihat Isaac memukul sahabatnya, Vernando.

Wanita cantik itu refleks mendekati Vernando dan membantu sahabatnya berdiri.

Isaac semakin marah melihat tindakan Nara. Berakhir menarik istrinya itu dengan kuat hingga terjatuh ke dalam pelukannya.

"Jangan kasar ke Nara!" Ujar Vernando penuh penekanan akibat tidak terima melihat sahabatnya diperlakukan kasar.

"Diam kau!" Sentak Isaac bengis.

Nara menghela nafas gusar melihat kecemburuan Isaac. Dipeluknya tubuh Isaac dan mengusap punggung pria itu lembut. "Jangan marah. Vernando itu hanya sahabatku."

Isaac mendekap Nara erat. "Siapapun dia, aku tidak mengizinkannya untuk menyentuhmu!"

Vernando berdecak. "Memangnya kau siapa Nara sampai perlu izinmu untuk menyentuhnya?!"

Isaac menggeram kesal mendengar pertanyaan menyebalkan Vernando. "Aku suami Nara!"

Vernando mengerjap kaget mendengar jawaban penuh penekanan Isaac sedangkan Isaac tersenyum miring melihat keterdiaman sahabat lelaki Nara.

"Sejak kapan kau menikah, Ra? Kenapa kau tidak mengundangku? Kau tidak menganggapku sebagai sahabat lagi?"

Nara menggeleng panik mendengar nada suara kecewa Vernando. "Bukan begitu!"

"Iya. Dia tidak menanggapmu sebagai sahabat lagi. Jadi mulai sekarang jangan mendekati istriku lagi. Anggap saja kalian tidak saling mengenal sebelumnya."

Sahut Nara dan Isaac bersamaan.

Tatapan tajam langsung Nara layangkan ke arah Isaac. "Diamlah. Vernando bertanya padaku, bukan padamu!" Ketusnya.

Isaac mengerutkan kening tidak suka. "Kau menyuruhku diam karena pria jelek itu?!" Tanyanya tak percaya. "Kau menyukainya?!"

Nara mencubit pinggang Isaac gemas. "Jangan sembarangan berbicara!"

Isaac meringis. "Lalu, kenapa? Kenapa kau membelanya?"

Nara melotot kesal. "Dia sahabatku dan kau memukulnya. Tentu saja aku membelanya."

Isaac membuang pandangan ke arah lain. "Tidak ada istilahnya perempuan dan laki-laki bersahabatan karena salah satunya pasti ada yang memendam perasaan!"

Vernando memutar bola mata malas. "Kau tenang saja karena aku tidak menyukai Nara."

Isaac menatap Vernando penuh permusuhan. Tatapannya seakan mengatakan ... 'kau diam saja!'

"Dasar pria posesif. Ku sarankan lebih baik mengurangi sifat posesif mu itu sebelum Nara kabur dari sisimu."

Isaac kian mengeratkan pelukannya. "Sampai kapan pun Nara tidak akan pernah kabur dari sisiku. Iya 'kan, amour?" Tanyanya penuh penekanan.

"Cih! Bisanya hanya menekan Nara. Jangan-jangan kau memaksa Nara untuk menikahimu?!"

"Aku tidak memaksanya!"

"Bohong! Kau pasti memaksanya! Aku kenal Nara. Dia tidak mungkin mau menikahi pria yang baru dikenalnya."

"Nara memang baru mengenalku tapi dia langsung jatuh cinta pandang pertama padaku. Makanya saat aku mengajaknya menikah, dia langsung mengiyakannya."

"Jangan mengarang! Kau pasti memaksa Nara menjadi istrimu!"

"Sialan! Kau ingin mulutmu di robek, hah?!"

"Marah artinya perkataanku benar."

Isaac melepaskan pelukannya dari Nara dan menghampiri Vernando dengan langkah besar.

Vernando pun memasang wajah menantangnya. Pria tampan itu menghindar dengan lihai kala Isaac kembali melayangkan pukulan ke arahnya.

"Cukup! Hentikan perdebatan kalian!" Tegas Nara.

Kedua pria itu menoleh ke arah Nara.

Tatapan mereka sama-sama terlihat tidak terima.

"Aku ingin memberikan bocah ingusan ini pelajaran berharga supaya tidak berani menganggumu lagi, amour."

"Aku juga ingin memberikan pria tua bangka ini pelajaran karena telah berani memukul wajah tampanku, Ra."

Nara memijit kepalanya yang mendadak pusing melihat tingkah kekanakan keduanya. "Kalau kalian memang ingin bertengkar, jangan di sini karena ini rumah sakit. Memangnya kalian ingin di usir secara tidak terhormat dari sini?!"

Keduanya terdiam mendengar perkataan Nara. Namun mereka saling melayangkan tatapan tajam.

"Oh ya. Kenapa kau di sini? Kau sakit?" Tanya Nara berusaha mencairkan suasana.

Vernando menggeleng. "Aku di sini karena sedang menemani Lucia."

Nara melotot kaget mengetahui sahabat perempuannya sakit. "Lucia sakit apa?"

"Usus buntu, Ra. Baru kemarin dia selesai operasi."

"Astaga, kasihan sekali Lucia. Selama ini kan dia paling takut jarum suntik."

Vernando tertawa. "Kau tahu? Kemarin Lucia merengek padaku supaya tidak jadi dioperasi. Dia lebih memilih menahan sakit daripada disuntik dan dioperasi."

"Lucunya lagi, dia baru mau operasi setelah ku iming-imingi tiket konser BTS, EXO, dan Blackpink."

Isaac membiarkan mereka mengobrol karena menyadari bahwa Vernando memang tidak menyukai Nara, melainkan menyukai Lucia.

Isaac bisa menyimpulkan demikian karena sorot mata dan cara berbicara Vernando saat membahas Lucia terlihat sangat berbeda.

Bersambung...

4/2/22

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang