Sekarang keadaan terbalik.
Jika tadi Nara yang diperhatikan, maka sekarang Isaac yang diperhatikan.
Entah apa yang dilakukan Isaac hingga mampu menarik perhatian kedua orangtua Nara.
Sekarang, wanita cantik itu duduk di samping Isaac tapi keberadaannya seperti makhluk halus. Ada tapi tak dianggap.
Mommy Nara sibuk mengobrol dengan Isaac. Lebih tepatnya sibuk mengepoi Isaac. Mulai dari menanyakan bagaimana bisa bertemu dengan Nara, kenapa bisa jatuh cinta pada Nara, siapa penculik Nara, bagaimana Nara bisa ditemukan, dan masih banyak hal lainnya.
Mommy Nara bertanya seperti wartawan. Tak pernah puas jika belum mendapatkan apa yang ingin diketahuinya.
Sementara itu, Nara mencebik kesal melihat sang mommy begitu dekat dengan Isaac.
Padahal setahu Nara, mommy belum pernah bertemu Isaac secara langsung.
Nara jadi penasaran bagaimana dan cara apa yang digunakan Isaac untuk mendapatkan restu kedua orangtuanya.
Kata Isaac 'menggunakan sedikit kekuasaan' tapi Nara tak yakin akan hal tersebut melihat wajah cerah mommy nya sekarang.
Nara menggeleng. Mengusir pemikirannya karena tidak ingin mempersulit otaknya.
Wanita cantik itu menoleh ke arah sang Daddy dan melihat Daddy masih tertidur pulas.
Akhirnya, ia pun memutuskan untuk meninggalkan ruangan guna mencari udara segar.
Namun, tangannya ditahan oleh Isaac. "Mau kemana, amour?"
Nara tersenyum. Ternyata Isaac masih memperhatikannya meskipun sedang sibuk berbicara dengan mommy.
"Aku ingin mencari udara segar sejenak di luar. Kenapa? Kau ingin ikut?"
Isaac hendak menjawab iya tapi mommy Nara malah menjawab duluan. "Pergi saja sendiri! Mommy masih ingin mengobrol dengan suamimu."
Wajah Isaac tampak kesal sehingga membuat Nara menahan tawa.
"Baiklah. Kalau begitu jaga suamiku baik-baik, mom." Kekehnya.
"Kau pikir di sini ada bahaya yang mengancamnya, huh?"
"Ya. Bahayanya kan mommy sendiri." Ledek Nara.
Mommy merenggut kesal. "Sejak kapan mommy membahayakan keselamatan orang?! Dasar anak menyebalkan. Berani-beraninya mengatai mommy."
Nara menyengir kuda. "Bercanda, mom. Jangan dimasukkan ke dalam hati perkataanku. Lebih baik lanjutkan lagi obrolan mommy dengan suamiku."
Isaac menatap Nara penuh arti tapi Nara membalas tatapan Isaac dengan senyuman. "Kau di sini saja menemani mommy." Bisiknya di telinga Isaac.
"Tapi---"
"Kau tenang saja. Aku akan segera kembali." Potong Nara.
Isaac mengangguk pasrah seraya melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Nara.
Wanita cantik itu tersenyum manis dan mengecup pipi Isaac sekilas sebelum pergi. Menghadirkan senyuman manis di bibir Isaac. Tatapannya terus mengikuti kepergian Nara, membuat mommy Nara tersenyum geli.
"Tiba-tiba mommy merasa mengantuk. Kau bersama Nara saja. Mommy ingin tidur."
Isaac mengangguk penuh semangat. Setelah berpamitan pada mommy Nara, Isaac pun langsung mengikuti Nara.
Mommy Nara tersenyum senang melihat Isaac begitu mencintai dan menyayangi Nara.
"Isaac, aku mempercayakan Nara padamu bukan karena aku takut pada kekuasaanmu tapi karena aku yakin Nara akan hidup bahagia bersamamu. Maka dari itu, jangan pernah mengecewakan Nara selama hidupmu. Sekali saja kau mengecewakan Nara dan membuat Nara kesayanganku menangis, maka aku akan merebut Nara darimu saat itu juga." Gumam mommy Nara.
Bagi mommy, Nara adalah segalanya di dunia ini. Nara lebih berharga dibandingkan apapun.
Sejak Nara lahir, mommy sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk Nara. Mulai dari memberikan perhatian, cinta, kasih sayang, dan mencukupi semua kebutuhan Nara.
Dia tidak akan pernah rela melihat putri yang dia besarkan dengan penuh cinta dilukai oleh orang lain.
Siapapun orang yang melukai putrinya, maka akan ia pastikan akan mendapatkan balasan menyakitkan darinya. Meskipun itu Isaac King Nelson sekali pun!!
Sementara itu, di sisi lain, Isaac mengikuti Nara dengan mengendap-ngendap. Ia ingin mencari waktu yang tepat untuk mengejutkan istrinya itu.
Isaac tak kuasa menahan senyumnya melihat tubuh mungil Nara dari belakang. Ingin rasanya berlari ke arah istrinya dan memeluknya erat.
Senyuman Isaac memudar melihat Nara tersandung dan hampir jatuh jika tidak disambut oleh seseorang.
Akan tetapi, saat melihat orang yang menangkap Nara seorang pria, Isaac langsung menggertakkan giginya kesal. Dia mendekati Nara dengan langkah besar. Ingin segera menarik Nara menjauh dari pria itu.
"Nara?! Kemana saja kau selama ini?! Kenapa aku tidak bisa menghubungimu?!" Tanya pria itu khawatir seraya memeluk Nara.
"Ak---"
Isaac mendorong si pria dan melayangkan sebuah tinjuan keras. "JANGAN PERNAH MENYENTUH ISTRIKU!"
Bersambung...
4/2/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband
عاطفيةDi akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan membunuhnya. Namun, siapa sangka Nara kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya saat dia diculik saat jalan...