Double up🙌
Wanita cantik itu mengerutkan kening heran melihat semua pekerja di dalam mansion menunduk ketakutan saat dia berjalan melewati mereka.
Tak ada seorang pun di antara mereka yang berani menyapanya atau pun tersenyum padanya seolah dia makhluk yang sangat menakutkan.
Hal itu membuatnya sangat keheranan. Apakah wajahnya sangat menyeramkan sehingga mereka semua bergetar ketakutan?
Nara refleks memandang bayangannya di kaca. "Masih cantik dan imut kok." Gumamnya pelan.
Gadis itu mengendikkan bahu cuek. Berjalan semakin cepat. Melewati semua orang yang menunduk takut padanya. Hingga sampailah dia di pintu utama mansion. Para penjaga langsung mencegatnya. "Nyonya mau kemana?"
Nara mencebik kesal mengetahui Isaac masih seperti dulu. Mengawasi setiap gerak geriknya dan tak membiarkannya bergerak bebas.
"Dasar Isaac posesif." Umpatnya di dalam hati.
"Aku mau ke taman karena bosan di dalam rumah terus."
Para penjaga saling bertatapan. "Tunggu sebentar, nyonya. Kami akan mengabari tuan dulu."
Nara memutar bola mata malas. "Terserah."
Wanita itu menunggu dengan tidak sabaran.
Awas saja kalau Isaac melarangnya keluar. Dia akan merajuk dan memoroti suami tampannya itu.
"Tuan memperbolehkan nyonya keluar tapi harus bersama para bodyguard." Lapor penjaga.
"Astagaa!! Tuan kalian itu sangat berlebihan. Memangnya di perkarangan rumah ini sangat berbahaya sampai dia menyuruh bodyguard untuk mengikutiku?" Kesalnya. Kakinya dihentakkan kesal ke lantai sedangkan ekspresinya seperti hendak memakan orang.
"Minggir kalian. Aku mau keluar. Tanpa pengawasan siapapun!" Tekan Nara.
Para penjaga menghadang Nara lagi. "Maaf, nyonya. Kami tidak bisa membiarkan nyonya keluar sendirian."
Nara menghentakkan kaki kesal. Tanpa berkata apapun langsung berbalik. Meninggalkan pintu utama mansion sambil menggerutu. "Memangnya aku tahanan sampai dia tidak memperbolehkan ku keluar dari mansion selangkah pun?"
"Posesif boleh saja asal jangan terlalu berlebihan."
Rasanya Nara sangat geram pada Isaac.
"Kalau seperti ini, dia sama saja dengan memenjarakan ku. Padahal aku tidak pernah melawannya apalagi berniat kabur darinya. Tapi, kenapa dia masih mengurungku di sini?" Mengacak rambutnya frustasi.
"Awas saja kalau dia sudah pulang. Aku akan membuat perhitungan dengannya."
Nara dengan sengaja menyenggol vas mahal di atas meja sehingga pecah.
Wanita cantik itu melenggang pergi tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sedangkan para maid yang melihat tindakan Nara menjadi ketar ketir sendiri.
Mereka takut Nara terluka lagi dan mereka akan menjadi sasaran empuk Isaac.
Masih teringat jelas oleh mereka bagaimana akhir kehidupan Ella, maid yang tidak sengaja melukai Nara. Maid itu mati mengenaskan di tangan Isaac.
Tiada kata ampun dalam kamus Isaac jika ada yang menyakiti Nara. Hal itulah yang paling ditegaskan Isaac pada semua pekerja di dalam mansion.
Selama beberapa hari belakangan ini, mereka selalu berhati-hati dalam menghadapi Nara. Sebisa mungkin mereka menghindar supaya tidak terjebak dalam masalah besar dan kehilangan nyawa mereka begitu saja.
"Nyonya terlihat kesal. Apakah Tuan yang membuat nyonya seperti ini?" Tanya Jasmine. Maid pribadi Nara. Berusia 30 tahun.
Isaac sengaja mencarikan maid yang berumur supaya bisa menjadi sosok ibu untuk Nara mengingat orangtua Nara tidak berada di sini.
Sebenarnya, Isaac sangat perhatian pada Nara. Hanya saja terlalu berlebihan.
"Tentu saja iya. Memangnya siapa lagi yang bisa membuatku kesal seperti ini?" Dengkus Nara seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
Jasmine tersenyum kalem. Menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya ke Nara.
"Nyonya jangan kesal pada Tuan karena apapun yang dilakukan tuan pasti ada alasannya." Tuturnya lembut. Tidak terkesan menggurui.
"Alasannya? Memang apa alasan yang tepat mengurungku di dalam mansion ini?" Decak Nara.
Jasmine tersenyum lagi. Ingin menjawab pertanyaan Nara tapi wanita itu lebih dulu memotong ucapannya.
"Selama ini aku sudah berusaha menjadi istri yang baik. Tidak membantahnya, tidak melawannya, dan tidak berusaha kabur darinya. Tapi, kenapa dia tetap menahanku di dalam mansion ini? Memangnya dia pikir aku ini hewan peliharaan?!"
Nara meraih gelas yang telah diisi Jasmine dan menghabiskannya dalam satu kali tegukan.
Sungguh, kekesalannya sudah mencapai tingkat 85%.
Sebelumnya dia tidak terlalu mempermasalahkan sikap over posesif Isaac karena masih terbawa penyesalan dimasa lalu tapi makin ke sini, dia makin kesal.
"Tuan menahan nyonya di sini karena sangat mencintai nyonya. Apakah nyonya tahu? Nyonya adalah wanita pertama yang dibawa tuan ke dalam mansion ini. Nyonya juga wanita pertama di dalam hidup tuan. Maka wajar saja jika tuan bersifat seperti itu pada nyonya."
Nara mendelik. "Aku tahu tapi kenapa harus berlebihan seperti ini?"
Jasmine menghela nafas pelan. "Karena tuan punya trauma masa lalu, nyonya."
Jawaban Jasmine membuat Nara mengerjap kaget karena ia tak tahu menahu tentang hal itu sebelumnya. "Jelaskan padaku maksud dari ucapanmu!"
Bersambung...
13/12/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband
RomanceDi akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan membunuhnya. Namun, siapa sangka Nara kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya saat dia diculik saat jalan...