Part 49🌹

32.9K 3.7K 85
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🌟

Setelah melewati berbagai macam lika liku drama, akhirnya ditemukan titik terang.

Perjodohan yang direncanakan keluarga Nelson dan Knight batal total. Mereka juga meminta maaf secara terbuka di konferensi pers.

Dan yah, masalah pun selesai sampai di sana karena kedua keluarga besar itu menggunakan kekuasaan untuk menekan orang lain sehingga tidak ada lagi yang berani berkomentar sembarangan.

Berhubung keadaan sudah membaik, Nara telah kembali ke kampus. Mengikuti UTS yang sempat tertunda serta mengejar ketertinggalan pelajaran.

Untungnya ada Krasnaya yang siap membantu Nara dalam mengejar ketertinggalan pelajaran.

Setiap hari Krasnaya selalu membantu Nara belajar tanpa mengeluh.

Seperti halnya sekarang, Krasnaya sedang membantu Nara belajar di perpustakaan kampus.

"Aku bahagia melihat kau tidak terpengaruh oleh komentar buruk orang lain, Ra."

Nara menoleh ke arah Logan dan tersenyum paksa. Beberapa minggu belakangan ini, pria itu selalu saja membuntuti dan menganggunya. Membuatnya kesal saja.

"Terima kasih atas perhatianmu tapi ingatlah satu hal, aku dan Isaac sudah menikah. Jangan terlalu dekat denganku atau kau akan dihancurkan oleh Isaac." Peringat Nara langsung. Berharap Logan takut dan enggan menganggunya.

Namun, bukannya takut, Logan malah mendekati Nara dan duduk di samping wanita itu. "Kau khawatir padaku, Ra?" Matanya tampak berbinar layaknya anak kecil.

Sementara itu, Nara mulai merasa perutnya bergejolak hebat namun ia berusaha menahan dengan membekap mulutnya. Ia mundur sedikit supaya tidak terlalu dekat dengan Logan, namun pria itu malah mendekatinya tanpa gentar.

"Se--"

"Hueekk!!"

Krasnaya melotot kaget melihat Nara memuntahkan isi perutnya ke celana Logan tapi setelah itu dia terbahak. "Kasihan sekali nasibmu, Logan."

Nara mengusap mulutnya dengan tisu. "Maaf tidak bisa menahannya. Aroma parfummu membuatku merasa sangat mual." Ringisnya serta kian menjauh dari Logan sedangkan Logan menatap miris celananya.

"Lebih baik kau segera pergi dari sini dan mengganti celanamu." Saran Krasnaya.

"Huh. Baiklah. Lebih baik kau bawa Nara ke dokter dan segera memeriksanya. Siapa tahu Nara sedang sakit parah." Sahut Logan pasrah.

Nara masih setia menutup hidungnya supaya aroma parfum Logan tidak tercium olehnya dan membuatnya semakin mual.

Wanita cantik itu menghela nafas lega saat melihat Logan sudah pergi.

"Kau sakit, Ra? apa yang kau rasakan sekarang? Pusing? Sakit perut? Masih mual? Demam?" Krasnaya bertanya dalam satu kali tarikan nafas, membuat Nara melongo.

"Astaga, Ra. Apa sakitmu separah itu sampai tidak bisa menjawab pertanyaanku?"

Krasnaya menjadi panik sendiri sedangkan Nara menyentil kening Krasnaya gemas. "Aku baik-baik saja."

"Bohong! Tadi saja kau muntah! Kau pasti sedang merasa sakit. Kita ke rumah sakit sekarang, oke?"

Nara menggeleng. "Aku baik-baik saja, Nay. Jadi, tidak perlu ke rumah sakit."

"Lalu kenapa tadi kau muntah?"

"Karena aroma parfum Logan membuat perutku bergejolak parah."

"Hanya karena aroma parfumnya?" Krasnaya bertanya memastikan.

"Iya. Memangnya kau tidak merasa aroma parfum Logan sangat menyengat?" Heran Nara.

Krasnaya mengerutkan kening. "Biasa saja."

Nara bertopang dagu. "Mungkin hidungku sangat sensitif dibandingkan hidungmu." Kembali mengalihkan tatapannya ke arah buku. "Sudahlah. Kita lanjutkan saja belajarnya. Masih banyak materi yang harus ku pelajari."

Krasnaya menatap Nara ragu. "Kau yakin baik-baik saja, Ra?"

Nara mengangguk pasti.

Krasnaya menghela nafas berat lalu kembali membantu Nara belajar meskipun dia sangat mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu.

****

"Yuhuu!! Nara cantik dan imut istrinya Isaac pulang!"

Semua orang tersedak ludah mereka sendiri melihat tingkah absurd Nara.

"Kenapa kalian terlihat terkejut? Apakah aku begitu menakutkan di mata kalian?"

Tiba-tiba saja Nara menangis dan hal itu mampu membuat semua orang kelabakan.

"Kenapa kau menangis, amour? Siapa yang menyakitimu?"

Para maid sontak menahan nafas melihat kemunculan mendadak Isaac. Di dalam hati mereka berdoa supaya Nara tidak mengadu ke Isaac bahwa mereka lah yang membuat Nara menangis.

"Tidak ada yang menyakitiku. Aku menangis karena air mataku turun dengan sendirinya tanpa dapat dicegah." Isak Nara.

Isaac menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kenapa air mataku tak bisa berhenti turun?" Keluh Nara seraya mengusap air matanya.

Dan Isaac semakin keheranan melihat Nara. Mood istrinya begitu mudah berubah belakangan ini hingga ia sendiri tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Mungkinkah Nara---

"Kapan terakhir kali kau datang bulan, amour?"

Nara terdiam mendengar pertanyaan sang suami. Keningnya mengernyit seperti sedang berpikir keras sedangkan air matanya berhenti mengalir.

Wajah seriusnya membuat Isaac tak sabar menanti jawaban dari istri cantiknya.

"Tidak tahu."

Dan jawaban polos Nara menghadirkan tatapan datar dari Isaac.

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Ingin minta jatah?" Tanya Nara terang-terangan.

Para maid yang mendengarnya menjadi malu sendiri melihat kebar-baran Nara. Begitu pun dengan Isaac.

"Kau diam, berarti tebakanku benar." Nara manggut-manggut.

"Bukan itu, amour. Aku curiga kau sedang hamil." Jelas Isaac cepat.

"HAH?! HAMIL?! AKU HAMIL?!"

Bersambung...

firza532

Mampir kuy ke akunku, kali aja suka sama ceritaku yg lain🤭

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang