Semoga sukaaa....
Langkah gontai dan wajah lesu Nara menghadirkan tanda tanya di dalam diri para maid yang tak sengaja dilewatinya.
Akan tetapi, tak ada yang berani bertanya langsung karena takut membuat mood nyonya muda mereka semakin anjlok.
Helaan nafas berat keluar dari mulutnya seolah punya banyak cobaan hidup.
Mengusap wajahnya gusar dan menghela nafas kasar lagi. Dia menjadi bad mood karena lelah setelah shopping seharian bersama Krasnaya.
Tangannya membuka pintu kamar dengan perasaan berat mengingat dirinya akan sendirian dalam kamar malam ini.
Untuk pertama kalinya setelah menikah Nara akan tidur sendirian. Rasanya sedikit tidak menyenangkan untuk dibayangkan. Mungkin karena Nara sudah terbiasa tidur bersama Isaac.
Kepalanya terangkat kala mendengar pintu kamar mandi terbuka. Matanya melotot kaget melihat sosok yang baru saja keluar dari sana.
"Kau sudah kembali?"
Nara terkejut bukan main melihat Isaac keluar dari kamar mandi.
Setahunya pria itu akan menginap malam ini di California tapi kenapa sekarang malah berada di rumah?
Bukannya Nara tidak senang melihat sosok suaminya. Nara hanya merasa heran.
Memangnya Isaac tidak lelah melakukan perjalanan pulang balik?!
"Kenapa reaksimu seperti itu? Kau tidak suka aku pulang cepat?"
Pertanyaan Isaac membuyarkan keheranan Nara.
Rasanya itu semua tak penting lagi karena yang paling terpenting, dia bisa melihat Isaac lagi.
Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke arah Isaac dan memeluk pria itu begitu saja sehingga Isaac terhuyung ke belakang.
Untung saja Isaac bisa menyeimbangkan berat badannya sehingga mereka tidak terjatuh ke lantai.
Isaac tertawa geli mendapati reaksi berlebihan Nara. Namun tak dapat dipungkiri bahwa hatinya berbunga-bunga.
Perasaan dibutuhkan dan disambut dengan hangat seperti ini sangat membuatnya bahagia.
Ia merasa keputusan pulang malam ini dan melawan rasa lelah yang menggerogotinya adalah pilihan terbaik.
"Ternyata kau sangat merindukanku, amour." Godanya setelah bisa menekan rasa bahagia tak terkiranya.
Nara melepaskan pelukannya. Memasang wajah cuek andalannya. "Jangan terlalu percaya diri. Asal kau tahu, aku tidak merindukanmu sedikit pun. Aku hanya merasa senang mengetahui malam ini aku tidak akan tidur sendirian."
"Jadi, kau takut tidur sendiri?"
"Omong kosong macam apa itu?" Nara mengangkat dagu songong. "Tidak ada istilahnya seorang Nara merasa takut pada sesuatu."
Isaac menunduk. Lalu, mengacak-ngacak rambut Nara gemas. "Benarkah? Bagaimana dengan kehilanganku? Apakah kau tidak takut kalau kehilanganku?"
Nara mengetuk dagunya sok berpikir keras. "Sepertinya ada pengecualian untukmu." Jawabnya sok jual mahal.
Pria itu tak bisa lagi menahan tawanya melihat tingkah menggemaskan Nara.
Tanpa ba-bi-bu, ia menggendong tubuh mungil Nara ala bridal style.
Nara terkejut dan refleks mengalungkan tangannya ke leher Isaac supaya tidak terjatuh.
"Kau selalu membuatku terkejut. Untung saja aku tidak punya riwayat penyakit jantung." Omelnya.
Isaac tersenyum gemas. "Kenapa hari ini kau sangat menggemaskan, amour?" Gumamnya.
"Astaga! Aku ini selalu menggemaskan tahu! Kemana saja kau selama ini sehingga baru menyadarinya?"
Ucapan penuh kepercayaan diri Nara menghadirkan tawa kencang dari Isaac.
"Sepertinya, berpisah selama beberapa jam dariku membuatmu sadar bahwa aku sangat menggemaskan ya? Apakah itu berarti kita harus sering-sering LDR supaya kau bisa melihat sisi lain dari diriku?"
Isaac menyentil kening Nara pelan. "Bicara apa kau ini?"
"Entahlah. Pikir saja sendiri."
Isaac mengerang. Meletakkan tubuh Nara di atas kasur secara perlahan. "Asal kau tahu amour, aku tidak bisa sering-sering LDR denganmu karena aku bisa gila."
"Gila karena seorang Nara? Yah, wajar sih! Aku kan gadis paling cantik dan menggemaskan di dunia," kekeh Nara.
"Ya. Kau memang gadis paling cantik dan menggemaskan di dunia. Aku sangat beruntung karena bisa memilikimu."
"Maka dari itu, berterimakasih lah pada sang pencipta karena sudah menjodohkanku denganmu."
"Setiap malam pun aku selalu berterimakasih pada-Nya." Isaac mengecup lembut pipi istrinya. "Sekarang biarkan aku mewujudkan rasa terimakasihku padamu."
Nara mengerjap polos. "Mewujudkan dengan apa? Mobil, motor, apartemen, atau saham?"
Isaac tertawa resah. "Kau ini sangat pintar merusak suasana, amour." Beranjak dari atas tubuh Nara. Pergi ke arah lemari untuk mengambil pakaian. "Lebih baik kau segera mandi sekarang atau perlu bantuan ku?"
"Hmm, sebentar lagi. Aku masih lelah."
Isaac mengangguk mengerti. Mulai mengenakan pakaian.
"Isaac King Nelson?"
Isaac tertegun sejenak mendengar Nara memanggil nama lengkapnya. Tidak biasanya!
Lantas segera berbalik. Menatap istrinya. "Kenapa, amour?"
"Tubuh telanjangmu sangat sexy kalau dilihat dari belakang." Nara mengerlingkan mata genit seraya menatap lapar tubuh Isaac.
Tentu saja Isaac yang mendapat serangan mendadak dari Nara terdiam kaku. Tak menyangka akan mendengar kata itu keluar dari mulut Nara.
"Aku mandi dulu! Bye!!"
Nara kabur begitu saja saat Isaac mengambil ancang-ancang untuk mendekatinya.
Dan Isaac yang malang hanya bisa mendesah frustasi menatap miliknya yang terbangun akibat godaan istri nakalnya. "Tunggu saja, amour. Aku akan membalasmu."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband
RomanceDi akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan membunuhnya. Namun, siapa sangka Nara kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya saat dia diculik saat jalan...