Di akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan membunuhnya.
Namun, siapa sangka Nara kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya saat dia diculik saat jalan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua maid telah selesai memperkenalkan diri ke Nara.
Dari semua maid, ada seorang maid yang dibencinya karena di masa lalu, hasutan maid itu lah yang membuatnya semakin membenci Isaac.
Maid itu selalu menjelek-jelekkan Isaac di depannya. Mengatakan bahwa semua kata cinta yang Isaac ungkapkan padanya hanyalah sebuah kebohongan belaka.
Nara yang saat itu pada dasarnya sudah membenci Isaac tentu semakin membenci pria tersebut.
Jika saja maid itu tidak menghasutnya, bisa jadi dia melihat ketulusan dan perasaan Isaac padanya sehingga tidak akan berakhir dibunuh oleh George.
"Sekarang, aku akan memilih seorang maid untuk melayanimu supaya nanti kau tidak kesusahan di dalam mansion ini."
Isaac begitu perhatian dan selalu mementingkan dirinya. Melakukan apapun supaya Nara tidak kesusahan tapi alangkah bodohnya Nara di masa lalu karena tidak bisa melihat semua itu.
"Bolehkah aku yang memilihnya sendiri?" Sela Nara kala melihat Isaac hendak menunjuk maid yang tak lain tak bukan maid yang sama dengan kehidupan sebelumnya. Ella.
"Tentu saja boleh. Akan lebih baik jika kau sendiri yang memilihnya." Isaac mengecup pipi Nara singkat sehingga membuat Nara tersentak.
Isaac tertawa geli melihat reaksi istrinya sedangkan para maid melongo melihat pemandangan di hadapan mereka.
"CK, jangan menciumku di hadapan orang banyak. Malu!" Nara mencebik kesal.
Isaac semakin terkekeh geli melihat ekspresi menggemaskan Nara. "Tidak usah malu, amour. Bukankah kita ini sepasang suami istri yang sah?"
"Hanya sah di mata hukum." Tandas Nara.
Isaac menaikkan kedua alisnya. "Jadi, sekarang kau ingin kita sah di mata agama? Kalau begitu ayo kita ke gereja."
Nara melongo melihat sifat terburu-buru Isaac.
"Maaf, amour. Aku sampai lupa tentang itu karena terlalu bahagia sebelumnya."
Nara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak masalah."
Isaac berdiri. Kemudian menyodorkan telapak tangannya.
Nara menatap Isaac heran.
"Ayo kita ke gereja, istriku," kata Isaac lembut dan penuh cinta.
Semua orang di sana sampai ternganga kagum mendengar nada bicara Isaac yang sangat berbeda daripada biasanya.
"Besok saja ke gerejanya." Bantah Nara.
Isaac mendengkus kesal dan menggendong Nara begitu saja. "Aku tidak suka menunda-nunda sesuatu, amour."
Nara mengalungkan tangannya ke leher Isaac dengan pasrah. "Terserah kau saja."
Isaac tersenyum lebar. Menunduk sejenak dan mengecup bibir Nara sekilas. "Setelah ini, kita akan membahas tentang resepsinya. Aku pasti akan memberikan pernikahan termewah dan termegah untukmu, amour."
Nara menyandarkan kepalanya ke dada bidang Isaac. "Bagaimana kalau kita menunda resepsinya dulu sampai aku tamat kuliah?" Tanyanya hati-hati.
"Kenapa menunda resepsinya? Apakah kau berniat untuk menyembunyikan status kita? Kau malu karena menikah denganku?" Isaac kembali curiga.
"Astaga!! Bagaimana mungkin aku malu menikah dengan seorang pria tampan, kaya raya, dan terkenal sepertimu. Aku ingin menunda resepsi karena masih kuliah."
"Apa hubungannya dengan kuliah?"
"Kalau orang-orang tahu kita sudah menikah, pasti mereka akan menatapku dengan pandangan berbeda dan yang paling ku takutkan adalah mereka menganggu kehidupanku."
"Oh, kau takut mereka menganggumu. Tenang saja. Aku akan mencarikan bodyguard untukmu."
Nara menggigit bibir bawahnya gemas. Bukan itu maksudnya!
"Intinya, kita rahasiakan dulu ya pernikahan ini?"
Isaac menunduk seraya menatap Nara tajam. "Jangan harap! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah merahasiakan pernikahan kita karena aku ingin semua orang tahu bahwa kau sudah menjadi milikku sehingga mereka tidak akan berani lagi bermimpi untuk memilikimu."
Nara menghela nafas pasrah. Memangnya dia bisa apa kalau Isaac sudah bertitah?
Bersambung...
17/11/21
Suka cerita ini? Yok follow akun authornya firza532