Part 15🌹

78.5K 8.3K 352
                                    

Happy reading 💛

Sejauh kaki melangkah, perhatian terus tertuju padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejauh kaki melangkah, perhatian terus tertuju padanya. Namun, itu tak membuatnya merasa canggung karena sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.

Wajah cantik dan imutnya memang begitu menarik serta tak pernah bosan untuk dipandang.

Rambut pirang, iris hazel, tubuh sexy, dan gaya yang berkelas membuat Nara terus menjadi pusat perhatian di kampus barunya.

Ini hari pertamanya kuliah di Oxford University dan sepertinya dia akan langsung terkenal melihat reaksi semua orang.

Nara menatap lurus ke depan. Auranya sangat berwibawa sehingga membuat para pria enggan mendekatinya. Para pria hanya bisa menatap dari jauh.

Ingatan tentang kehidupan masa lalu kembali berputar di otak Nara.

Saat pertama kali masuk kuliah, dia menjadi pusat perhatian, dan secara tidak sengaja bertabrakan dengan George. Lalu jatuh cinta pandang pertama pada pria itu.

Sudut bibir Nara sedikit terangkat teringat kenangan menjijikkan itu. Bisa-bisanya dia jatuh cinta pandang pertama dengan orang yang menabraknya.

Dalam hati, Nara mulai menghitung kala melihat tempat pertemuannya dengan George. Dekat air mancur.

Dan seperti dugaannya, George memang muncul di sana dan hampir menabraknya jika saja Nara tidak menghindar.

Rasanya Nara sangat ingin tertawa melihat nasib ngenes George yang jatuh di hadapan semua orang.

Nara berjalan melewati George begitu saja seraya menyibukkan diri dengan ponsel. Seolah-olah tidak melihat keberadaan George.

Wanita cantik itu refleks berhenti kala George menghadang jalannya. Tatapannya terlihat sangat datar. "Kenapa kau menghalangi jalanku?"

George mengusap tengkuknya canggung.

Nara memutar bola mata malas melihat wajah memuakkan George.

Kejadian buruk di masa lalu membuat Nara ingin membunuh George sekarang juga tapi dia tidak ingin tergesa-gesa. Dia ingin menghancurkan George secara perlahan-lahan. Dengan cara lembut dan halus sehingga George akan sangat menderita.

"Hei! Kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan, lebih baik kau menyingkir dari hadapanku." Tutur Nara dingin.

George menyugar rambutnya sok ganteng. "Jangan terlalu dingin padaku. Nanti kau jatuh cinta padaku."

Nara memasang wajah ngerinya. "Darimana datangnya kepercayaan dirimu itu?"

George tersenyum miring. Mencondongkan wajahnya ke depan wajah Nara sehingga gadis itu refleks mundur. "Bukan sekedar percaya diri tapi kenyataan. Kau pasti akan jatuh cinta padaku dan tidak bisa menolak pesonaku."

Nara terbahak. Mendorong dada George dengan jari telunjuknya. "Jangan berkhayal! Aku tidak akan jatuh cinta padamu karena aku sudah punya pria yang kucintai. Yang tentunya lebih baik daripada pria sepertimu." Sinisnya.

George tertawa kecil. Meraih rambut pirang Nara dan menciumnya lembut. "Tidak ada pria yang lebih baik daripada diriku di dunia ini, honey."

Nara mempelintir tangan George kesal. "Jangan pernah menyentuh rambutku dengan tangan kotormu itu." Tak hanya itu, Nara juga melayangkan tinjuan keras di perut George sehingga pria itu meringis kesakitan.

Nara tersenyum puas membuat George kesakitan. Lantas, bergegas meninggalkan pria sampah yang melakukan berbagai cara untuk merebut harta orang lain itu.

"Kau pasti akan menyesal suatu hari nanti karena sudah memperlakukanku seperti ini, honey!" Teriak George kencang.

Nara tak berbalik. Hanya mengacungkan jari tengahnya.

Para mahasiswa yang melihat kejadian itu tertawa geli dan merasa kian tertarik pada Nara.

Baru kali ini mereka melihat seorang gadis tidak tertarik pada George, sang pangeran kampus.

Bersambung...

firza532

14/12/21

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang