Part 47🌹

30.8K 3.8K 99
                                    

Vote sebelum baca🌟

Semalam, Isaac menghukumnya habis-habisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semalam, Isaac menghukumnya habis-habisan. Membuatnya lemas dan tak berdaya.

Nara kesal mengetahui Isaac benar-benar menghukumnya namun hukuman itu membuatnya tak berani membantah lagi. Ia berubah menjadi Nara yang manis dan penurut. Tidak lagi membuka sosial media, melainkan sibuk menulis cerita.

Tubuhnya memang terasa lelah tapi tidak dengan tangannya. Jemari lentiknya terus menari dengan lincah di atas keyboard hp.

Kesibukannya membuat Isaac merasa terabaikan dan berakhir keluar dari kamar. Berniat menghampiri George dan meluapkan kekesalannya pada pria satu itu.

Akan tetapi, setelah sampai di tempat tujuan, ia malah menemukan George sudah tidak bernyawa.

Berdasarkan laporan dari para bawahannya, George bunuh diri tanpa sempat dicegah oleh orangnya.

Mungkin George sudah benar-benar putus asa disiksa secara terus menerus oleh Isaac.

Dikurung di ruang bawah tanah, tidak diberi makan dan minum selama belum pingsan, dipukul, ditendang, dan disiksa sampai tubuhnya mati rasa.

Wajar saja bukan jika George mengakhiri hidupnya sendiri?!

Pada akhirnya, Isaac menyuruh bawahannya untuk membakar tubuh George tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Setelah memastikan George lenyap, baru lah Isaac kembali ke kamarnya dengan membawa berbagai macam kue. Berharap dapat menarik perhatian Nara.

Mungkin ini terdengar berlebihan tapi Isaac ingin selalu menjadi pusat perhatian Nara. Dia tak suka jika diabaikan oleh istri cantiknya itu.

"Tuan Isaac!"

Panggilan seseorang menghentikan langkahnya. "Ada apa?" Tanya Isaac seraya berbalik.

Jasmine, maid pribadi Nara tampak pucat pasi. "Nyonya Nara dalam masalah besar, tuan."

"Apa maksudmu?!"

"Nyonya Nara ada di ruang tamu bersama keluarga tuan."

"Shit! Kenapa kalian membiarkan para penganggu itu masuk ke dalam rumah?!"

Isaac mengumpat kesal mendengar perkataan Jasmine. Ia pun bergegas pergi ke tempat kejadian sebelum Nara ditindas oleh mereka dan membuat Nara-nya sakit hati.

Demi apapun, Isaac tidak ingin membuat Nara sakit hati, apalagi sampai menangis.

Andaikan saja ketakutannya terjadi, jangan harap dia akan melepaskan sekumpulan penganggu itu.

"Cepat tinggalkan anak kami karena kau tidak layak bersamanya!"

Rahang Isaac mengeras mendengar perkataan menusuk Ayahnya, Alaric. Sedangkan langkahnya semakin cepat.

"Kalau aku tidak mau?" Balas Nara terdengar menantang.

Isaac menyeringai senang melihat Nara tidak berhasil diintimidasi oleh ayahnya.

Lantas mengurungkan niatnya untuk mendatangi mereka karena ingin melihat cara Nara membalas keluarga kampretnya.

"Tenang, sayang. Biarkan aku yang berbicara dengannya," kata Olivia. Ibu tiri Isaac.

Nara menyeruput tehnya tenang.

"Ini cek untukmu. Di dalam ada 10M. Jika kau meninggalkan Isaac, maka kau akan mendapatkan semua uang ini."

Nara tertawa kecil. "10M? Hanya segitu?"

Bagi Nara 10M cuma secuil uang karena kekayaan orangtua dan suaminya lebih banyak daripada itu. Sungguh lucu melihat Olivia menawarinya dengan uang sekecil itu.

Olivia menggertakkan gigi kesal. "Kau meremehkan uang ini? Kau yakin tidak menyesalinya di kemudian hari?!"

"Tentu saja. Apakah kau ini bodoh? Suami tampanku itu harganya lebih dari 10M. Bahkan hidup bersamanya, sama saja dengan memiliki dunia dan seisinya. Uang 10M mu itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan suamiku." Sahut Nara santai tapi tatapannya terlihat sangat mengejek.

"Dasar wanita tidak tahu malu! Ternyata kau hanya memanfaatkan uang anakku!" Bentak Alaric.

"Apa salahnya? Dia suamiku, tentu saja aku memanfaatkan uangnya dengan sebaik mungkin. Hanya saja aku tidak akan pernah berselingkuh di belakangnya dan menghidupi selingkuhan ku dengan harta suamiku."

Ucapan Nara terdengar begitu menusuk dan menohok sehingga membuat Alaric dan ibu tiri Isaac terdiam membisu.

"Setidaknya aku tidak seperti seseorang yang sangat serakah dengan uang hingga menjadi tidak tahu malu."

Nara menyindir kedua orang di hadapannya.

"Berselingkuh dengan wanita lain, setelah istrinya dibunuh malah menikah dan menghidupi selingkuhan dengan harta istrinya, mengambil alih harta istrinya, dan mengabaikan putra kandungnya. Ckck! Selama 20 tahun hidup di dunia, baru kali ini aku bertemu orang seperti itu. Ah, sepertinya tidak cocok jika disebut sebagai orang karena seharusnya disebut sebagai binatang saja."

Nara menunjukkan ekspresi miris. Membuat Alaric semakin marah dan menunjuk Nara kesal. "Tutup mulutmu, perempuan sialan!"

Nara berpura-pura terkejut. "Kenapa kau marah? Apa jangan-jangan kau orang yang seperti itu?"

Alaric menggeram kesal melihat wajah sok polos Nara. Ia mengambil gelas di atas meja dan hendak menyerang Nara menggunakan gelas tersebut tapi tubuhnya lebih dulu dilumpuhkan oleh Isaac.

"Beraninya kau menyerang istriku!" Ucapan Isaac terdengar begitu mengintimidasi sehingga membuat Alaric takut.

"Oh suamiku, kau sudah datang. Aku sangat takut padanya. Dia ingin menyakitiku. Tolong selamatkan aku." Drama Nara sambil berpura-pura menangis.

"Dasar jalang licik!" Umpat Olivia kesal melihat ekspresi Nara berubah dalam sekejap mata.

"Menyerang dan menghina istriku. Bagus! Kalian membuatku semakin marah! Jangan harap kalian bisa lepas  dariku!"

Bersambung...

11/2/22

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang