Vote sebelum baca🌟
Isaac mondar mandir. Menunggu hasil pemeriksaan dengan penuh harap sedangkan tatapannya terus tertuju pada Nara yang sedang diperiksa dan ditanyai oleh dokter.
Pria tampan itu sangat berharap Nara hamil supaya Nara semakin terikat padanya dan tak akan pernah bisa kabur dari sisinya.
Sekarang Nara memang berada di sisinya namun tidak menjamin selamanya, bukan?
Bisa saja nanti Nara jatuh cinta pada pria lain. Pria yang lebih tampan dan kaya daripada dirinya sehingga Nara akan mencampakkannya dan mengabaikannya.
Sungguh, Isaac tidak ingin hal buruk tersebut terjadi.
Nara miliknya dan selamanya akan tetap menjadi miliknya!
"Selamat, Tuan Isaac. Nyonya Nara sedang hamil. Berdasarkan perkiraan saya, usia kandungan Nyonya sudah tujuh Minggu. Supaya lebih jelas, saya sarankan untuk memeriksa nyonya ke rumah sakit."
Mendengar perkataan sang dokter, senyuman lebar langsung menghiasi bibir Isaac. Wajahnya tampak begitu bahagia dan senang mendengar kabar tersebut.
Reaksinya memberikan kehangatan dalam diri Nara. Ia tidak pernah menyangka Isaac akan sebahagia ini saat mendengar kabar kehamilannya.
"Terima kasih. Kau boleh pergi sekarang."
Dokter yang memeriksa Nara mengerjap kaget mendengar kata "terima kasih" terucap dari mulut Isaac.
Selama bekerja dengan Isaac, baru kali ini dia mendengar ungkapan itu. Dokter menjadi terharu.
Lantas, sang dokter pun segera undur diri dari sana.
Isaac merengkuh Nara ke dalam dekapan hangatnya serta menciumi puncak kepala istri cantiknya berkali-kali. Mengungkapkan perasaannya lewat sana sedangkan Nara tersenyum mendapati semua perilaku Isaac.
"Kita akan segera menjadi orangtua, amour. Aku sangat bahagia hingga rasanya kepalaku akan meledak saking bahagianya."
"Begitu pun denganku."
"Kita ke rumah sakit sekarang ya?"
"Besok saja."
Isaac menatap istrinya heran. "Kenapa?"
"Karena aku merasa sangat lelah." Nara menjawab lesu.
"Lelah karena belajar, amour?" Tanya Isaac memastikan.
"Iya."
"Mulai besok kau berhenti kuliah saja, amour. Lebih baik kau di rumah supaya bisa fokus padaku dan anak kita."
Nara melotot kaget. "Tidak mau!"
"Kenapa tidak mau, amour? Kau sedang hamil. Tidak baik baik bagimu jika kuliah saat sedang hamil." Peringat Isaac lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband
RomanceDi akhir kehidupannya, Nara sangat menyesal telah meragukan Isaac dan lebih memilih George yang menghancurkannya tanpa sisa. Merebut hartanya dan membunuhnya. Namun, siapa sangka Nara kembali ke masa lalu. Lebih tepatnya saat dia diculik saat jalan...