Part 42🌹

32.4K 3.4K 99
                                    

Jangan lupa vote dan komen🌹❣️

Isaac meletakkan Nara secara hati-hati di atas kasur supaya istri cantiknya itu tak terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Isaac meletakkan Nara secara hati-hati di atas kasur supaya istri cantiknya itu tak terbangun. Ia ingin Nara beristirahat dengan tenang mengingat kegiatan melelahkan mereka di dalam jet pribadi tadi.

Kecupan singkat dilayangkannya ke bibir Nara. Lantas menarik selimut untuk menutupi tubuh Nara. Tak lupa mengatur suhu kamar menjadi sedikit dingin supaya tidur Nara semakin pulas. "Good night, amour." Berbalik, hendak pergi, namun Nara menahan ujung kemejanya.

"Jangan pergi." lirih Nara.

Isaac menoleh ke arah Nara dan melihat mata Nara masih tertutup rapat sehingga ia menghela nafas. Nara nya sedang mengigau. Dilepaskannya genggaman Nara secara perlahan lalu mengusap puncak kepala istrinya. "Tunggu sebentar, amour. Ada sesuatu yang harus ku pastikan sendiri."

Tak ada sahutan dari Nara.

Isaac pun kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Pria itu berjalan dengan langkah besar lantaran sudah tak sabar melihat penganggu di hari pesta pernikahannya, yaitunya George.

Isaac tak akan pernah memaafkan George yang sudah berani mengacaukan hari pesta pernikahannya. Semua usaha dan jerih payahnya demi mewujudkan pesta pernikahan mewah dan indah untuk Nara berakhir sia-sia. Sampai mati pun, Isaac tak akan melepaskan George.

Kemarin-kemarin, Isaac tidak langsung membalas George karena baginya perasaan Nara lebih penting.

Dia menahan hasrat menyiksa George demi membuat Nara bahagia. Ia ingin Nara tetap bahagia meskipun pesta  pernikahan mereka gagal total. Makanya ia membawa Nara kembali ke Amerika. Berharap orangtua Nara akan membuat perasaan Nara lebih baik. Dan yah, rencananya berhasil tapi masalahnya Nara menjadi enggan meninggalkan mereka.

"Anda sudah kembali, Tuan?" Tanya bodyguard yang berjaga di depan pintu George di kurung.

"Bagaimana keadaan George?" Tanya Isaac tanpa basa basi.

"Seperti yang Anda perintahkan, tuan. Keadaannya sedang sekarat. Tuan ingin melihatnya sekarang?"

Isaac mengangguk sehingga bodyguard itu pun membuka kan pintu untuk Isaac.

Di dalam ruangan, ia melihat George sudah terkulai lemas di kursi dengan keadaan terikat. Wajah pria itu terlihat pucat dan tak bersemangat sedangkan tubuhnya terlihat semakin kurus.

Sebelumnya, Isaac menyuruh bodyguardnya untuk menyiksa George, tidak memberikan George makan sebelum pria itu pingsan, dan jika jatuh sakit, George akan diobati.

Intinya, Isaac ingin George menderita lebih lama di bawah kuasanya.

Memang terdengar kejam. Tapi, lebih kejam lagi George.

Di kehidupan sebelumnya, George menyiksanya tanpa ampun, mengambil alih hartanya, menghasut Nara-nya, dan membunuh Nara-nya.

Jadi, jangan salahkan kalau Isaac membalas kekejaman George.

"Bunuh saja aku sekarang." Ujar George nyaris tak terdengar. Nada suaranya begitu putus asa sehingga membuat Isaac menyeringai senang.

"Tidak seru kalau langsung membunuhmu."

Isaac menendang George sekuat tenaga hingga pria malang itu terjatuh ke lantai. "Aku ingin kau mati secara perlahan-lahan karena telah berani menganggu kehidupanku dan Nara."

George meringis kesakitan. Seluruh tubuhnya benar-benar sangat sakit. Tulangnya pun terasa remuk. Rasanya ia tak sanggup lagi menahan penderitaan ini lebih lama.

Ingin mengakhiri semuanya tapi ia tak bisa. Kaki dan tangannya terikat sehingga tidak ada jalan untuk mengakhiri kehidupan menyedihkannya.

Isaac berjongkok di depan George dan melayangkan sebuah tinjuan di pipi musuhnya. "Dulu kau yang memperlakukanku seperti barang mainan, sekarang giliran ku yang memperlakukanmu seperti itu." Seringainya.

George melotot kaget. "Ka--"

"Melihat reaksimu, sepertinya kau juga mengingat kehidupan kita sebelumnya." Kekeh Isaac.

George menelan salivanya kasar.

Selama ini ia pikir semuanya hanya mimpi, tapi ternyata yang dialaminya sudah menjadi kenyataan di masa lalu!

Dia benar-benar pernah menjadi orang kaya karena berhasil menipu dan membunuh Nara.

Isaac mencengkram kerah pakaian George penuh intimidasi. "Ingatlah satu hal, sialan. Jika ada kehidupan ketiga, jangan pernah mencari masalah denganku atau kau akan berakhir menyedihkan seperti halnya saat ini."

George sungguh menyesal.

George menyesal menganggu kehidupan Isaac.

Karena menganggu kehidupan Isaac, ia menjadi kehilangan kepopuleran dan hidup nyamannya.

Harusnya, sekarang dia masih menjadi pangeran kampus, diidolakan banyak perempuan, dielukan para dosen, dan mempunyai masa depan yang cerah dengan  mengandalkan otak jeniusnya.

Andai saja waktu dapat diputar kembali, George tak akan pernah berani menganggu seorang Isaac.

George tertunduk dalam. Menyesali pilihannya. Namun apalah daya, penyesalan tak akan mengubah apapun. Isaac tetap akan menghancurkannya karena dia telah menyentuh batasan terakhir pria itu.

Sementara itu, di tempat lain, Isaac sudah kembali ke kamarnya.

Wajahnya menyiratkan kekhawatiran kala tak melihat keberadaan Nara.

"Amour, kau dimana?!" Teriaknya panik tapi dia tidak mendapatkan jawaban dari Nara.

Isaac bergegas memeriksa kamar mandi namun tetap tidak menemukan istrinya.

Pria tampan itu mengacak rambutnya kasar.

Hanya ditinggal sebentar, wanitanya malah menghilang.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Apakah ada penyusup yang menculik istrinya?

Tidak mungkin, 'kan?!

Bersambung...

Hayooo kemana si Naraa?

Coba tebak wkwk

firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang