Part 33🌹

42.1K 4.4K 120
                                    

Setelah menghabiskan waktu cukup lama, akhirnya jet pribadi Isaac mendarat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menghabiskan waktu cukup lama, akhirnya jet pribadi Isaac mendarat. Mereka telah sampai di Amerika, tanah kelahiran Nara.

Wanita cantik di samping Isaac sangat bersemangat. Matanya berbinar lantaran sudah lama tak pulang ke negara tercintanya. Ia rindu. Rindu pada setiap moment di sini. Keluarganya, sahabatnya, dan teman-teman kampusnya.

Nara menghela nafas pelan saat teringat sesuatu. Wajahnya kembali muram.

Ekspresi Nara tak luput dari pandangan Isaac. Menghadirkan tanda tanya besar dalam diri pria tersebut.

Lantas di dekatinya Nara. Merangkul bahu Nara dan melayangkan kecupan singkat di kepala Nara. "Kenapa kau terlihat sedih? Apa yang menganggu pikiranmu?"

Nara membalas pelukan Isaac dan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. "Aku tiba-tiba teringat bahwa aku sudah kehilangan semua sahabat dan temanku selama berada di London."

"Kenapa kau berpikiran demikian?"

"Karena mereka tak pernah menghubungiku satu kali pun."

"Sudahlah. Lupakan saja mereka. Bukan kah sekarang kau sudah punya Krasnaya sebagai sahabatmu?"

Nara tersenyum kecil. "Kau benar. Aku masih punya Krasnaya."

Isaac mendekap Nara gemas. "Mulai sekarang jangan memasang wajah sedih lagi. Kau tidak ingin aku disangka berbuat jahat kepadamu oleh orangtuamu, 'kan?"

Nara terkekeh geli.

Isaac melepaskan pelukannya melihat keadaan hati Nara telah membaik. "Ayo turun." Ajaknya.

Nara mengangguk.

Keduanya pun menuruni jet pribadi.

Para bawahan Isaac menyambut kedatangan keduanya. Lantas membawa sepasang suami istri itu ke mobil yang telah disiapkan sejak awal.

Lalu, mobil pun meluncur menuju rumah sakit Daddy Nara dirawat.

Di dalam mobil, Nara tak henti-hentinya tersenyum mengingat akan bertemu secara langsung dengan kedua orangtuanya.

Sudah lama ia tak melihat orangtua tercintanya. Nara sangat merindukan mereka. Ingin bertemu dan memeluk erat mereka.

Isaac yang melihat wajah tak sabar Nara hanya bisa terkekeh geli. Namun, dia tak menginterupsi Nara. Membiarkan istri cantiknya itu tenggelam di dalam dunianya sendiri.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit tujuan.

Nara menyeret Isaac penuh semangat menuju ruangan Daddy nya di rawat.

Setibanya di dalam ruangan, Nara melepaskan pelukannya di lengan Isaac dan berlari menghampiri orangtuanya. "Aku pulang!!"

Kedua orangtua Nara menoleh. Mata mereka melotot kaget tapi tak lama setelah itu, mereka pun tersenyum bahagia.

Nara memeluk mommy nya lembut. "I Miss you, mom."

"I Miss you too, honey." Balas mommy Nara bergetar.

Mendengar nada lirih dan sedih sang mommy, Nara pun menjadi ikut sedih. Wanita cantik itu melepaskan pelukannya dan menatap mommy sendu. "Maaf, mom. Aku baru bisa pulang sekarang."

Mommy tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, sayang. Mommy paham. Kau pasti sibuk kuliah di sana."

"Ekhem! Kau tidak ingin memeluk Daddy mu ini, Ra?" Sela Daddy Nara terdengar merajuk.

Nara terbahak. "Astaga, dad. Maafkan putrimu ini karena mengabaikanmu," Lantas, dipeluknya sang Daddy. "Bagaimana keadaan Daddy sekarang?"

"Keadaan daddy langsung membaik seketika setelah melihat keberadaanmu di sini. Sepertinya Daddy sakit karena tak sanggup menahan rindu padamu."

Nara mendusel manja di dada bidang Daddy nya. "Jangan sakit lagi, dad. Hatiku sakit melihat keadaanmu yang seperti ini."

Daddy mengusap puncak kepala Nara lembut. "Makanya sering-sering lah menghubungi Daddy supaya Daddy tidak jatuh sakit lagi."

Nara mengangguk patuh. "Iya, dad. Aku janji akan lebih sering menghubungi Daddy."

"Sepertinya kau menjadi jarang menghubungi kami karena terlalu menikmati waktumu bersama suamimu ya?" Goda mommy.

"Oh iya, kau ke sini bersama siapa? Suamimu mana?" Imbuh Daddy.

Isaac meringis kesal.

Ternyata keberadaannya tidak disadari oleh sang ayah mertua.

"Iya juga ya. Kau ke sini bersama siapa?"

Isaac semakin dilanda kekesalan mengetahui sang ibu mertua juga tidak menyadari kehadirannya.

Padahal tadi dia berdiri di belakang Nara.

Masa mereka tidak melihatnya?!

Apa dia segitu kecilnya hingga pandangan mereka tertutupi oleh tubuh Nara?!

Rasanya Isaac ingin berdiri di dekat mereka sekarang juga dan meneriakkan kata ... "AKU SUDAH BERADA DI SINI DARI TADI! DIMANA MATA KALIAN, HAH?!"

Namun, Isaac menahan keinginannya mengingat Mereka orangtua Nara.

Bisa ribet urusannya kalau sampai Nara berbalik marah pada dirinya.

Lebih ribet lagi kalau Nara sampai tidak ingin kembali ke London bersamanya.

"Astaga, mom, dad. Apakah kalian tidak melihat keberadaan Isaac? Sejak tadi dia sudah berdiri di belakang kalian." Decak Nara tak percaya.

Isaac tersenyum manis melihat kedua orangtua Nara akhirnya memfokuskan pandangan ke arah dirinya meskipun di dalam hati dia mengumpat kesal.

Bersambung...

4/2/22

Follow guys👉 firza532

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang