As always, warning konten dewasa!!
Tadi nya aku hanya ingin berbaring sambil menunggu Mas Emir pulang dari masjid, tapi karena faktor kelelahan aku ketiduran dan entah sampai jam berapa aku baru terbangun.
Tidurku terganggu karena merasakan sesuatu yang basah di ceruk leherku. Aku terbangun dan mendapati Mas Emir sebagai tersangka utama. Dia belum sadar kalau aku sudah bangun, masih fokus dengan ceruk leherku yang kadang kala mengeluarkan suara, aku pastikan akan meninggalkan bekas.
"Mas," ucapku dengan suara khas bangun tidur.
Mas Emir menghentikan aktivitasnya, mendongak manatapmu. Karena posisi nya yang menghadap jauh kedalam ceruk leherku.
"Maaf, Mas ganggu kamu tidur ya?" tanyanya dengan wajah bersalah.
Sudah tahu mengganggu, kenapa dilakukan juga Mas. Rutukku dalam hati.
"Jam berapa?" tanyaku kepada nya.
"Jam sepuluh lewat dua lima," jawabnya dengan senyuman yang manis.
Ha. Ternyata sudah selama itu aku tertidur. Dari jam enam sampai jam sepuluh. Kalau Bunda tahu aku kesiangan begini, pasti bakalan di ceramah dua puluh empat jam.
"Kenapa gak bangunin Nana? Nana belum buat sarapan," ucapku merasakan geli diarea tulang selangka.
"Sengaja, kamu tidurnya pulas. Kan Mas yang buat kamu capek sampai lanjut tidur abis subuh," jawabnya seketika meletakkan kembali bibirnya di tulang selangkaku.
Ini Mas Emir aku mau bicara serius. Tapi kalau begini terus, yang ada nanti keluar desahan.
"Akhhhh!" desahku akhirnya.
"Jangan digigit kuat-kuat Mas, sakit," ucapku meringis setelah mendapat gigitan drakula di area leher.
"Maaf, tapi Mas gemes," jawabnya kemudian mencium lembut bekas gigitannya tadi.
"Mas gak lapar?" tanyaku berusaha melepaskan diri kungkungan nya.
"Mau makan kamu boleh?" tanyanya ambigu.
Aku tidak merespon, karena masih loading dengan perkataan nya. Belum juga aku membuka mulut, Mas Emir sudah berada diatasku.
"Boleh?" tanyanya sekali lagi dengan senyuman manis. Gula madu mah lewat.
"Pelan-pelan ya, punya Nana masih sakit," jawabku jujur.
Mas Emir mengecup bibirku berulang-ulang, sesekali menggigit dan menarik bagian bawah bibirku.
"Kita sarapan saja. Makan kamu nya nanti saja kalau sudah tidak sakit," ucapnya yang membuatku heran.
"T-tapi tadi Mas ..." ucapanku terpotong ketika dia kembali mengecup bibirku lama.
"Iya, tapi punya kamu masih sakit. Kapan-kapan kan bisa," jawab nya membuatku terharu.
"Mas," rengekku menarik tubuh nya mendekat dan memeluk dengan erat.
Ternyata Mas Emir pulang terlambat karena membeli Nasi Kuning dulu dan setibanya di sana, warung nya baru buka. Jadi harus menunggu siap semuanya baru di layani.
Kami makan dengan diiringi cerita lucu Mas Emir di warung nasi kuning tadi. Dia terlihat bangga karena orang-orang menganggap nya masih dua puluhan padahal sudah kepala tiga.
"Berarti kalau Mas jalan sama kamu masih cocok, gak keliatan seperti paman dan ponakan," ucapnya dengan bangga.
"Mana ada, Mas udah tua. Ibu-ibu nya yang salah lihat karena masih pagi jadi matanya burem," candaku menanggapi ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suri Hati Mas Emir
RomanceReana pikir menikah karena di jodohkan itu hanya ada di cerita Wattpad yang sering dia baca, nyatanya di usia 27 tahun Reana harus menerima kenyataan bahwa apa yang biasa dia baca terjadi di kehidupan nyata. Menikah karena di jodohkan dengan laki-la...