16 : Sweet

4.7K 348 5
                                    

Warning guys!!

*****

"Bunda, aku baru punya adik perempuan" Syifa- anak didik ku yang sudah memakai jilbab sejak masuk, mulai bercerita jika ia baru punya adik.

Aku hanya mendengar dengan antusias. Sesekali menanggapi ucapan nya. "Adiknya di sayang ya Nak." Syifa hanya mengangguk dan tersenyum.

Karena hari ini hari jum'at, kegiatan belajar mengajar hanya sampai jam sepuluh pagi. Anak-anak sudah pulang semua, sekarang hanya tinggal kami para guru yang mengadakan rapat bulanan. Tidak banyak yang kami bahas, hanya seputar kegiatan belajar mengajar, perkembangan anak-anak dan media pembelajaran apa yang akan kami gunakan selanjutnya.

Rapat selesai jam sebelas lewat lima belas, aku sudah mengirimi Mas Emir pesan kalau aku langsung ke rumah Bunda. Tadi pagi Bang Rifki mengirim pesan di grup kalau mereka akan mengadakan syukuran kecil-kecilan.

"Assalamu'alaikum" Keadaan rumah sepi tidak ada tanda keberadaan orang. Aku masuk dan langsung menuju ke dapur, menemukan Kak Hikma dengan perut besar nya sedang memberi makan kelinci bersama Rumaisya disamping nya.

"Loh ada kelinci?" Tanya ku heran.

Kak Hikma yang terkejut mendengar suaraku langsung menoleh. Si kecil Rumaisya juga senang begitu melihat keberadaan ku. "Cu Na" Panggilnya mendekat minta digendong.

Aku menggendong Rumaisya dan mencium seluruh wajah nya hingga dia tertawa. "Dek Sya baru beli kelinci ya?" Tanya ku begitu tawa nya reda.

"Butan, kinci uma" Jawab nya menunjuk Kak Hikma yang melanjutkan kegiatan nya memberi makan kelinci.

"Kakak beli kelinci?" Tanya ku sekali lagi.

Kak Hikma berdiri dan tersenyum. "Iya Na, kepingin pelihara kelinci" Jawab nya malu-malu. Aku hanya tersenyum menanggapi. Aku juga menanyakan keberadaan Bunda dan Syafiq yang tidak terlihat dari tadi.

"Bunda ngantar Syafiq ke masjid sholat jum'at, soalnya bang Rifki gak pulang siang"

"Tumben Syafiq minta diantar? Ditunggu juga? "

"Iya, minta ditunggu juga. Soalnya pernah dia ke masjid sendiri, tapi pas pulang sandal nya hilang Na. Jadi dia gak mau jum'atan kalau sendiri"

"Duh si Abang, Ada-ada saja"

Kak Hikma mengajak ku ke ruang tengah, mengobrol banyak hal. Sesekali aku menjahili Rumaisya yang selalu menanyakan keberadaan Pak Cu nya. "Pak Cu mana?" "Pak Cu beyum datang ya?" "Nca mau dendong sama Pak Cu"

"Syukuran nya kapan kak? Tanya ku sambil membelai rambut panjang Rumaisya.

" Ahad Na. Kalian tidur disini kan?"

Aku belum bisa memastikan apakah kami akan tidur disini atau tidak. "Tanya Mas Emir dulu kak, lagian besok Nana juga mau kekondangan"

"Sabtu sore saja kesini nya, cuma acara kumpul keluarga" Ucap Kak Hikma sambil mencomot biskuit.

Aku tidak menjawab hanya mengangguk. Tak lama terdengar suara salam dari luar. Bunda muncul bersama Syafiq dengan peci dan baju gamis coklat.

"Abang Syafiq" Panggil ku ketika melihat keberadaan Syafiq. "Ganteng sekali pakai gamis begini" Puji ku sambil mencium pipinya.

"Cu Na" Balas nya sambil memeluk ku erat. Rumaisya yang berada dalam pangkuan ku mencoba mendorong Syafiq menjauh. "Abam dauh" Ucapnya marah. Syafiq langsung menjauh dan tersenyum ke arah ku.

"Kapan sampai Na?" Aku hampir melupakan keberadaan Bunda jika beliau tidak bersuara. Aku langsung menyalami Bunda, "barusan Bun, habis ngajar langsung kesini"

Suri Hati Mas EmirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang