“Yang, nanti kalau dedek sudah lahir mau dikasi nama apa?”
“Hmmm. Abang sudah punya 2 nama, satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Tapi nanti saja kalau dedeknya sudah lahir, biar makin kerasa surprise nya.”
“Aku lagi suka sama nama Nayra, Yang, entah kenapa aku suka banget. Nanti di panggil Naynay, pasti lucu. Feeling aku si dedek cewek deh.”
“Iya, nanti Abang tambahin Nayra kalau si dedek nya cewek. Sekarang kita bobok ya atau dedek mau di jenguk Ayah? Dari tadi nendang-nendang terus.”
“Itu artinya anak kita aktif, Yang. Kalau Ayah nya mau jenguk, ya jenguk saja, pake alasan segala.”
“Beneran nih boleh jenguk? Gak boleh di cancel lo ucapan nya.”
bersambung.
see you next chapter...
“Tuh kan bersambung nya engak tahu tempat, nanggung banget ini. Mana penulisnya dua kali seminggu baru update.”
Hari minggu ini aku habiskan hanya di kamar, berkutat dengan ponsel sambil membaca novel online yang telah kumasukkan ke library. Kebanyakan sih ber-genre married life dengan latar belakang perjodohan. Aku lebih suka kisah bertema rumah tangga dibanding kisah roman picisan anak sekolah dengan geng motor ala-ala badboy.
Umur memang tidak bisa berbohong Reana.
Keadaan rumah sekarang sepi, Bunda sedang ke rumah Nenek, biasa kunjungan mingguan. Aku tadinya mau ikut, tapi teringat kalau nanti pasti ujung-ujungnya aku yang jadi bahan omongan dengan topik "kapan nikah Na? udah mau kepala tiga loh ini."
Melajang di usia 27 tahun dimana para sepupu yang seumuran sudah pada nikah, sehingga aku jadi bahan pembicaraan. Bukan ke omongan yang sarkas tapi kalau keseringan juga bikin sakit hati. Lagian siapa yang tidak mau menikah, cuma jodohnya saja yang belum kelihatan hilal.
Terdengar suara berisik dari luar, sudah dipastikan itu Abang dan keluarganya yang baru pulang dari berenang. Tadi aku juga di ajak sama Abang, tapi rasa nya hari ini aku malas untuk melakukan apa-apa, setelah seminggu belakangan sibuk dengan berkas-berkas penerimaan anak didik baru. Ya. Aku seorang guru, lebih tepatnya guru TK.
“Syafiq kesayangannya Mak Ucu sudah pulang, ya? Gimana berenangnya, seru?” tanyaku ketika menghampiri Syafiq, anak pertama Abang yang berusia 5 tahun.
“Seru Cu. Tadi Syafiq berenang sama Abi di kolam yang dalam, kolam orang dewasa!” jawab Syafiq dengan menggerakkan badan dengan antusias.
“Adik Sya ikut berenang juga?” tanyaku sambil melirik si kecil Rumaisya yang terlelap di gendongan Kak Hikma Istri Abang–Umma Syafiq dan Rumaisya.
“Adik Sya tadi berenang sebentar sama Abi di kolam air hangat, tapi cuma sebentar. Habis itu dikasi ke Umma lagi karena Abi ajak Syafiq ke kolam orang dewasa.”
“Umma mandi juga?” tanyaku heran. Biasanya Kak Hikma tidak dibolehkan sama Abang kalau berenang di kolam umum.
“Enggak, Umma enggak mandi, cuma pegang adik Sya dari pinggir kolam air hangat saja.”
“Ya sudah, Syafiq ke kamar istirahat, masih ada waktu sebelum Ashar. Mak Ucu juga mau ke kamar lagi.”
“Syafiq ke kamar dulu ya, Cu!”pamit Syafiq berlalu ke kamar.
Tadinya aku mau langsung ke kamar, karena lapar aku berbelok ke dapur. Ketika akan mengambil nasi, Kak Hikma datang dengan membawa beberapa kantong belanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suri Hati Mas Emir
RomanceReana pikir menikah karena di jodohkan itu hanya ada di cerita Wattpad yang sering dia baca, nyatanya di usia 27 tahun Reana harus menerima kenyataan bahwa apa yang biasa dia baca terjadi di kehidupan nyata. Menikah karena di jodohkan dengan laki-la...