Warning!!! Hanya sedikit tidak banyak.
Happy reading ^^
*****
"Mas, sabtu besok temankan Nana kondangan ya" Ucap ku yang sedang mengoleskan sleeping mask ke wajah.
"Iya, acara siapa Na?" Balas nya dengan mata yang fokus melihat ku dari kaca.
"Resepsi Kama, teman kuliah Nana waktu itu"
Mas Emir hanya mengangguk dan tetap melihat ku melakukan step by step skincare.
"Masih lama ya Na?"
"Udah ini selesai Mas, bentar ya"
Setelah membereskan meja rias, ke kamar mandi untuk cuci tangan sehabis memakai skincare. Aku menaiki kasur dan duduk di samping Mas Emir.
"Mas sudah ngantuk?" Tanya ku memindai seluruh wajahnya.
"Iya, seharian ini capek. Bolak balik kantor dan lapangan"
"Yaudah, kita bobo yuk"
Mas Emir langsung merebahkan tubuh di samping ku dan memeluk ku seperti biasa. Kalau area wajah memakai skincare lengkap, mulai dari facial wash sampai sleeping mask, leher hanya sampai moisturizer. Mas Emir yang memiliki kebiasaan mencium ceruk leher ku pernah protes, pernah kejadian saat dia menciumi ceruk leher ku, skincare yang ku pakai terasa di mulut nya.
"Pahit Na, besok jangan pakai di leher"
Pagi ini, Mas Emir mengeluh leher nya sakit, mungkin salah tidur. Bagaimana tidak sakit, hampir semalaman dia tidur dengan posisi nemplok di dada ku. Kalau aku tidak merasa sesak di himpit, mungkin akan sampai subuh dia diposisi begitu. Umur memang tidak bisa bohong.
"Sakit ya Mas?" Ucap ku sambil mengoles minyak urut di leher nya.
"Iya Na. Mau lihat sebelah kanan gak bisa, sakit."
"Gak usah kerja aja gimana Mas?" Tawar ku.
"Gak apa-apa, cuma sakit leher dikit, nanti juga baikan"
"Mas sih, udah tua begini masih juga perangai nya seperti bayi"
Mas Emir langsung menatap ke arah ku sambil memegang leher.
"Mulut nya mau di hukum Na?" Ucap nya sesekali meringis.
"Lagi sakit begini masih juga pikiran nya ke sana. Lagian Nana berbicara jujur, kan Mas memang uda....."
Mas Emir langsung membungkam bibirku dengan bibirnya. Menggigit kecil seakan memberi pelajaran. Aku berusaha melepaskan tautan bibir kami dengan mencubit perut nya dan itu berhasil.
"Sakit Na" Ringis nya mengelus bekas cubitan ku.
"Mesum. Udah, Nana mau siap-siap, nanti telat lagi"
Mas Emir hanya tertawa sambil memegang leher nya.
Aku tadi nya ingin menawarkan gantian menyetir, tetapi begitu ingat bahwa mobil Mas Emir termasuk mobil bongsor, maka aku mengurungkan niat. Aku belum pernah membawa mobil besar.
"Di dalam tas bekal ada tas kecil tempat minyak urut dan koyo. Mana tahu nanti di kantor Mas merasa kesakitan, bisa pakai itu" Ucap ku begitu mobil membelah jalan raya.
"Terimakasih sayang" Ucap Mas Emir mengelus pipi ku.
"Mas gak malu kan pakai koyo dan bau minyak?" Tanya ku penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suri Hati Mas Emir
RomanceReana pikir menikah karena di jodohkan itu hanya ada di cerita Wattpad yang sering dia baca, nyatanya di usia 27 tahun Reana harus menerima kenyataan bahwa apa yang biasa dia baca terjadi di kehidupan nyata. Menikah karena di jodohkan dengan laki-la...