19

1.6K 202 1
                                    

"Kalau mau beli yang buat camp gitu, ukurannya harus sebesar apa?"

Ningning melihat lihat berbagai ukuran dan bentuk tenda.

"Pokoknya yang muat empat enam orang."

Chenle terus melihat lihat.

"Mm, kalau gini cukup gak?"

Mata Ningning terbelalak.

Tenda yang ia lihat begitu besar, mungkin tujuh orang bisa masuk kedalam.

"Ini aja kita ambil ya? Murah kok."

Chenle melihat harga yang tertera.

"Iya sih murah. Tapi, ini besar banget."

Chenle mencoba masuk kedalam.

"Hai! Aku Zhong Chenle!"

Chenle mencoba berlagak seperti bintang iklan anak anak yang ada didalam TV.

Ningning ikut masuk kedalam tenda tersebut.

"Lo kenapa masuk kedalam?"

Ningning hanya tersenyum.

"Mau coba ngerasain. Aku gak pernah coba begini."

Chenle berinisiatif untuk menutup tenda tersebut.

Ia menatap Ningning yang tak tau apa yang akan ia lakukan.

"Ning, coba deh."

"Hmm?"

Chenle melepaskan jaketnya.

Mereka berdua meluruskan kakinya didalam tenda tersebut.

"Udah kan? Jadi, nanti kalau camping, lo bisa ngerasain kayak gini. Oh iya, ini kan kayak ada jendelanya, lo bisa buka juga, jadi gak pengap."

Ningning seperti merasakan tengah diajari secara tidak langsung.

Setelah sepuluh menit didalam, mereka keluar bersamaan.

"Kita ambil ini aja ya? Oh iya, lo sama kakak lo tadi sekalian minta dibeliin tas gunung kan?"

Ningning mengangguk.

"Lo pilih aja, gw mau panggil karyawannya."

Ningning berjalan jalan.

Ia melihat lihat tas gunung yang akan dibeli.

Satu untuknya dan satu untuk Giselle.

Ningning melihat tas gunung dengan warna kesukaan Giselle dan dirinya sendiri.

Ia akan membeli keduanya.

"Udah?"

Chenle datang dengan cepat.

"Nih, aku udah ketemu langsung. Kamu gak beli?"

Chenle menggeleng. Ia sudah memiliki tas gunung lebih dulu.

"Semuanya jadi tiga puluh empat juta enam ratus dua puluh. Mau dibayar pakai kartu atau cash?"

"M-mba, i-ini semua d-di-"

"Kartu. Ini mba."

Ningning malu sendiri.

Chenle dengan mudahnya langsung membayar semuanya.

Ningning begitu merutuki kebodohannya. Seharusnya sudah lancar, namun mengapa mulutnya begitu sulit untuk berbicara.

Chenle mengambil semua barang barangnya.

"C-chenle, nanti kamu kasih tagihannya ya. Tadi aku beneran langsung gak bisa ngomong. Nanti, langsung kasih aja ya."

Chenle tersenyum tipis.

couple? NCT DREAM X AESPA[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang