33

1.4K 165 1
                                    

Seolah seperti tali yang mulai renggang, Chenle seperti menghindar dari Ningning.

Ia akan menjadi orang yang paling telat masuk kelas dan akan menjadi yang pertama untuk keluar.

Tak ada kesempatan Ningning untuk berbicara apalagi menegurnya.

Satu kelas itu justru lebih dulu merasakan perbedaan.

Karena, Chenle dan Ningning adalah orang yang membuat kelas menjadi menyenangkan.

"Anak anak, ayo siapkan alat tulis kalian. Ibu akan memberikan kuis hanya sepuluh nomor dan kerjakan secepatnya. Setelah itu, kalian bisa kembali ke asrama dan istirahat untuk hari ini."

Guru tersebut menulis soal di papan, sedangkan para murid mulai mencari jawaban.

"Bagi pulpen."

Chenle memutar tubuhnya kebelakang.

"Gw lupa bawa pulpen dari kamar. Pinjem aja punya lo. Tuh masih ada dua lagi. Yang paling jelek juga gak apa apa."

Ningning bisa mendengar bisikan itu.

Ia mengambil pulpennya lalu memberikannya dengan senang hati.

"Nih. Pakai aja."

Chenle melihat nya dengan tatapan datar.

"Makasih. Gw gak butuh. Felix udah kasih."

Chenle mengambil paksa pulpen yang ada didalam kotak pensil Felix.

"Ohh, ya udah."

Ningning hanya tersenyum kecil lalu kembali ke keposisi nya semula.

"Chenle, lo kenapa dah? Kayak gak suka gitu."

Felix mencolek punggung Chenle.

"Biasa aja."

Chenle menjawabnya begitu singkat.

Ia fokus dengan soal yang ada dipapan dan mengerjakannya.

"Bu saya selesai."

"Bu saya selesai."

Satu kelas melihat kearah Chenle dan Ningning.

Mereka selesai bersamaan.

Padahal baru lima belas menit berlalu.

"Ya sudah. Sini kumpulkan. Langsung bawa tas kalian dan istirahat di asrama."

Keduanya mengangguk.

"Ning, bantuin dulu dong."

Winter disamping meminta bantuan.

Ningning langsung memfoto dan mengirimkan semuanya kepada Winter lewat ponsel.

Ia buru buru keluar dari kelas dan mengejar Chenle.

"Chenle."

Kakinya mencari kesetiap lorong.

Cepat sekali ia bisa pergi.

Dug!

"Maaf. Saya minta maaf."

Ningning menunduk berkali kali tanpa melihat orang yang ia tabrak.

"Ning, kamu mau kemana? Ini lorong ke asrama laki laki."

Mark menatapnya bingung.

"Ohh iya. Maaf kak. Tadi aku cari Chenle. Kayaknya, dia udah gak ada. Aku mau ke asrama dulu."

Ningning langsung pergi secepat mungkin.

Ia takut ditanya lebih nanti.

"Aneh." Gumam Mark pelan.

couple? NCT DREAM X AESPA[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang