"Hai guys!"
Giselle datang dan langsung duduk dikursi yang kosong.
Ada Mark, Jeno dan Karina.
Mereka berempat memang sengaja untuk bertemu.
Seharusnya, Ningning ikut... Tetapi, anak itu menolak dan memilih untuk berada dirumah.
"Ningning kemana?"
Tanya Karina sambil mencari.
"Emm, mama nya, lebih tepatnya mama aku juga... Dia pergi ke New Zealand waktu kita lagi camp. Dia gak ada ngomong apa apa, cuman waktu kita pulang tiga hari yang lalu, Ningning baru tau kalau mamanya pergi."
Semuanya mengangguk paham.
Mereka bisa merasakan perasaan Ningning saat ini.
"Tapi, mama kalian bakalan pulang kan?"
Giselle menggeleng sebagai tanda jawaban dari pertanyaan Jeno.
"Dia punya bisnis disana. Dan memang, gak bisa ditinggal."
Giselle menjelaskannya.
"Nanti, kita sekalian ketemu Ningning aja dirumah. Kan weekend ini. Pulang telat gak apa kali."
Semuanya setuju dengan pemikiran Mark.
Mereka langsung memesan makanan dan mengobrol lalu berjalan jalan sebentar.
—★★★★★★★★—
"Tunggu ya tuan. Saya panggilkan dulu."
Renjun mengangguk dan tersenyum tipis.
Ia duduk dan menunggu di ruang tamu.
Matanya melihat foto keluarga yang terpajang.
Jujur saja, sampai sekarang, ia masih sedikit bingung dengan keluarga ini.
Seorang kepala keluarga memiliki dua istri dari negara yang sama hanya beda saat dibesarkan.
Lalu, ia juga memiliki dua putri dengan kewarganegaraan yang berbeda pula. Aneh.
"Hai..."
Ningning datang dan menyapa Renjun.
Tatapan Renjun langsung melihat kelopak matanya yang membesar.
"Lo nangis?"
Tebak Renjun.
Sebenarnya, tanpa tebak pun, ia sudah mengetahui nya.
Ningning hanya diam.
"Katanya lo mau gw beliin kupu kupu kan? Gw mau ajak lo sekarang. Ya, mumpung gw punya waktu."
Renjun melihat Ningning yang tak bersemangat.
Ia bingung.
Tak biasanya, anak ini akan berperilaku tak bersemangat.
"Aku gak mau kak. Aku masih capek."
Ningning beralasan.
"Kakak kalau mau pulang sekarang, gak apa apa. Aku mau lanjut tidur lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
couple? NCT DREAM X AESPA[End]
Teen FictionAsrama? Delapan remaja yang harus tinggal jauh dari rumah dan keluarga mereka. Hidup di sebuah asrama mewah dengan banyak peraturan yang membuat mereka juga malas untuk mengikutinya. Kesulitan dihadapi setiap saat. Mereka tidak bisa berkomunikasi de...