couple? NCT DREAM X AESPA[End]

Season 2| Couple: 15

*Don't forget to vote and spam comment*

Happy reading 💖

---

Huek!

Jaemin berlari menuju lantai atas saat mendengar Winter terus muntah.

Itu sedikit mengganggu pendengaran nya namun rasa khawatirnya lebih besar.

"Kita ke dokter ya?"

Winter menggeleng dan bangkit berdiri.

"Ayo siap siap, aku tungguin. Kita ke dokter sekarang."

Jaemin melepaskan jas kantornya.

Ia tak akan berangkat bekerja hari ini jika melihat kondisi istrinya yang tidak sehat.

"Jaemin, kita gak usah ke dokter. Kemarin aku udah konsultasi kesana."

Winter tersenyum melihat raut wajah Jaemin yang sebaliknya.

"Kenapa enggak kasih tau? Kata dokternya apa? Kamu enggak sakit parah kan?"

Jaemin menatap wajah Winter yang justru hanya tersenyum.

"Kenapa pakai senyum? Kamu sembunyiin sesuatu? Serius loh. Aku khawatir."

Winter menunjukkan hasil testpack positif nya langsung.

"Tadaa!!! Lihat dehh. Kata dokter  itu hasilnya."

Jaemin melihat nya dengan seksama.

Winter menunggu pelukan hangat dari Jaemin.

"Jaemin, kamu ngerti gak itu apa?"

Jaemin menggeleng dengan begitu polosnya.

"Ck, aku pikir kamu tau."

Winter memajukan bibirnya cemberut.

"I'm pregnant!"

"Beneran!!!"

"Iya!"

Jaemin seketika memeluk istrinya dan mencium pucuk kepalanya berkali kali.

Ia tak pernah menyangka akan secepat ini.

"Min Jeong... Aku sayang kamu."

"Emm, aku juga. Aku sayang Jaemin juga..."

Air mata bahagia keduanya tak bisa dipungkiri untuk ditahan.

Mereka harus memberikan kabar baik ini kepada kedua orangtuanya masing masing.

—★★★★★★★★★—

"Selamat sore bu. Mau masuk kedalam ruangan?"

Giselle menoleh kearah sekertaris yang berada di luar pintu.

"Emm, iya. Boleh kan saya masuk?"

Giselle melihat celah pintu tersebut dimana melihat Mark duduk sendirian di sofa.

"Tuan Mark tengah bersama clien. Ibu boleh tunggu diruang tunggu?"

Giselle tak mengindahkan ucapan sekertaris tersebut.

Matanya justru fokus melihat Mark yang tengah bercumbu mesra dengan wanita yang sama seperti yang ia lihat tiga hari yang lalu.

Ternyata, Mark tidak sendirian.

Sang sekertaris yang menyadari hal itu langsung menutup rapat pintu.