Chenle termenung lama didalam kamar nya.
Tiga botol wine mahal yang menemaninya, masih setia berada di atas meja, dan hanya satu yang terbuka.
"Nak, kamu enggak istirahat?"
Chenle menaruh gelas kaca yang berisi sedikit wine.
Ia menoleh kearah wanita yang selalu ia panggi mama.
Chenle menggeleng kecil.
Wanita tersebut masuk kedalam kamar Chenle dan menutup pintu perlahan.
Wanita tersebut duduk disofa yang ada didalam kamar.
"Chenle, mama boleh tanya sesuatu?"
Chenle mengangguk.
"Kamu enggak lagi deket sama siapa gitu? Atau, kamu punya pacar tapi enggak pernah dikenalin sama mama?"
Ia terdiam.
"Chenle?"
Panggil wanita itu lembut.
"Enggak. Aku gak deket sama siapapun apalagi punya pacar."
Chenle menyesap kembali wine nya.
"Tapi, dua minggu lalu, mama lihat kamu jalan sama cewe. Mama kenal dia baik karena waktu sepupu kamu menikah, dia yang design semua pakaian pengantin. Ning Yizhou."
Wanita tersebut ingin mengetahui sedikit kehidupan putranya yang begitu tertutup.
"Dia teman."
Ucapnya datar.
"Teman? Mama gak percaya. Kamu kelihatan sayang banget sama dia. Dari mata aja, mama bisa lihat."
Upss...
Sepertinya, Chenle sedikit sulit untuk mengelak pernyataan ini.
"Memangnya mama tau apa sih? Lagian, kenapa mama penasaran banget?"
Chenle sedikit risih saat mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Kamu anak mama. Wajar dong mama tau. Kamu enggak kayak anak teman mama yang lain. Kamu terlalu tertutup. Mama bahkan enggak bisa lihat wajah kamu berbulan bulan. Yang lain udah punya pasangan, kamu gimana? Memangnya kamu kurang? Enggak nak. Kamu justru punya segalanya."
Chenle mengusap wajahnya gusar.
"Bawa terus anak teman mama itu. Aku sama mereka enggak akan pernah sama. Mereka punya pasangan, ya sudah. Bukan urusan aku buat tau. Jangan terlalu banyak nuntut."
Chenle tak tahan harus mendengar ceramah orangtuanya.
"Mama enggak tuntut kamu. Mama hanya tanya. Kamu kenapa marah marah coba."
Wanita itu harus tetap sabar menghadapi segala ucapan anaknya yang terkadang menyayat hati.
"Ya udah. Sekarang mama udah tau kan?"
Chenle menatapnya dengan datar.
"Terserah kamu. Mama capek punya anak kayak kamu. Enggak bisa sekali denger sama orangtua. Semaunya hidup."
Sang wanita paru baya tersebut meninggalkan kamar.
Chenle memegang kepalanya frustasi.
Sepertinya, kehadirannya selalu serba salah.
Entah sampai kapan kedua orangtuanya akan mendengarkan dirinya yang terlalu banyak dituntut.
Ia juga bisa mengatakan lelah dengan kehidupannya.
—★★★★★★★★—
Karena waktu kosong nya, Jeno memilih untuk menemani secara diam diam kekasihnya yang tengah menjalani proses syuting iklan.
KAMU SEDANG MEMBACA
couple? NCT DREAM X AESPA[End]
Novela JuvenilAsrama? Delapan remaja yang harus tinggal jauh dari rumah dan keluarga mereka. Hidup di sebuah asrama mewah dengan banyak peraturan yang membuat mereka juga malas untuk mengikutinya. Kesulitan dihadapi setiap saat. Mereka tidak bisa berkomunikasi de...