Hari pertama sekolah.
Apa yang kalian rasakan jika hari ini benar-benar pertama kalinya kalian akan pergi ke sekolah?Benar, seperti itulah yang Alena rasakan saat ini. Alena sangat excited, walaupun ia sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman dengan dandanannya hari ini yang sangat berbeda. Ingat! Hanya sedikit! Rasa senangnya jauh lebih besar, lagi pula ia tidak akan sendiri kan dengan dandanan seperti ini?
Kemarin malam ia sudah menyiapkan keperluan yang harus dibawa, mulai dari seragamnya, perlengkapan tasnya, sepatu, barang-barang yang wajib dibawa, dan lainnya.
"Semangat banget nih kayaknya, nyengir terus," cibir Harsa sengaja dikeraskan agar Alena dengar, padahal pelan-pelan saja Alena pasti mendengarnya.
"Iya tuh! Giginya kering tau rasa," sahut Rafi menimbrung. Sedangkan Rosa, wanita itu hanya terkekeh mendengar suami dan putranya menggoda Alena.
Alena menengguk susu di gelasnya hingga tandas lalu bersuara, "Kita mau berangkat sekarang?" tanyanya.
"Haduh anak mamah satu ini ya, yang lain belum selesai sayang, tunggu dulu," Rosa terkekeh lagi. Menggerakkan matanya melihat penampilan Alena dari atas sampai ujung kakinya, "Bagus udah rapi, ada yang ketinggalan nggak? Dicek dulu tasnya!"
Alena hanya menurut, meraih tasnya yang ia taruh bawah lalu membukanya. "Obatnya lupa," katanya, mengembangkan senyumnya lalu beranjak guna kembali ke kamarnya, mengambil kotak obat yang tertinggal.
"Hati-hati sayang, jangan lari," Harsa tersenyum melihat putrinya berlari kecil menaiki tangga. Matanya beralih menatap Rafi, putranya.
"Kamu, dijagain adiknya nanti, jangan dibiarin lari-lari, makannya juga jangan dibiarin telat, terus kalau papah belum jemput jangan pulang dulu," katanya dengan tatapan serius.
Rafi menghela napasnya, "Iya papah."
"Ayo Len, berangkat!" ajak Rafi saat melihat Alena berada di anak tangga terakhir.
"Sekarang?"
"Ya iya lah, masa besok?"
"Mah aku berangkat ya," Alena mendekat pada Rosa, menyalimi tangan ibunya itu.
"Iya sayang, hati-hati ya. Jangan lupa nanti habis makan di minum obatnya,"
"Siap," dengan pose hormatnya Alena menghentakkan kakinya.
"Berangkat mah," Rafi mendekat, menyalimi tangan Rosa.
"Dijagain adiknya ya sayang, jangan biarin dia capek. Jangan ngasih tugas yang berat-berat juga, kasian," ujar Rosa membuat Rafi kembali menghela napasnya.
"Iya mamah, tanpa kalian minta juga Rafi pasti jagain dia kok," kata Rafi meyakinkan.
"Yaudah kita berangkat dulu ya," Harsa menyempatkan diri mengusap surai istrinya, Rosa mengangguk.
"Ayo!"
Rosa tersenyum melihat ketiganya, tampak sangat ceria di hari pertama setelah liburan. Setelah puas melihat anak dan suaminya yang akhirnya menghilang dibalik pintu, tangannya dengan lihai mulai mengangkat piring-piring yang sudah digunakan untuk ia bereskan. Sepertinya rumah akan terasa lebih sepi mulai sekarang.
***
Ketiganya sampai, dan ternyata suasananya lebih ramai dari yang Alena kira. "Hati-hati ya jangan lari-larian, Rafi dijagain adiknya!" peringat Harsa lagi untuk kesekian kalinya."Astaga papah, iya," Rafi kembali menjawabnya, dengan sabar dan sangat sabar ia kembali mengiyakan. Tidakkah mereka yakin bahwa ia serius dengan ucapannya? Terlihat bercandakah wajahnya saat mengiyakan? Sangat menyebalkan pikirnya, "Ayo turun," ajaknya lalu menyalimi tangan Harsa lebih dulu, kemudian Rafi turun dari mobil itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/287851219-288-k897505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIA or ALENA
Randomfollow dulu [LENGKAP] AFIA REYNA PRAMANA gadis yang terlahir triplets. Sempat merasakan kasih sayang, kehangatan, dan keperdulian dari keluarganya, hingga saat usiannya menginjak 12 tahun dengan alasan yang belum diketahui, ia dijauhi oleh orang tua...