"Pi, si bara kemana anjir?"
"Ngagetin monyet!" Rafi mengelus dadanya saat Ryan tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Serius gue! Tadi Lena nyuruh gue telepon Bara tapi gak diangkat." Ryan mendudukkan dirinya di kursi kosong sebelah Rafi.
"Bara butuh waktu, kemarin mamahnya ditangkep." Rafi memelankan suaranya.
"Anjir?! Serius?!" Pekik Ryan terkejut. Rafi mengangguk mengiyakan.
"Kok bisa?"
"FI! BARA TELEPON GUE!"
Ryan dan Rafi serempak menolehkan kepalanya, mereka melihat grey yang berdiri di ambang pintu dengan dadanya yang naik turun.
"Dia bilang apa?!" Tanya Ryan ikut panik.
"Dia bilang, dia mau pergi sejauh-jauhnya. Di malu sama Lo." Grey menjelaskannya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
"Hah?!" Pekik Ryan panik.
"Fi, kita harus kesana. Lo inget kan, terakhir Bara ngomong gitu dia ngapain?" Lanjutnya.
Rafi mengangguk lalu memberi kode untuk pergi, di tengah perjalanan Ryan menghentikan mereka. "SETOP!" Ryan merentangkan kedua tangannya.
PLAKK
"Ngagetin anjir!" Grey yang kesal menabok lengannya.
"Rap! Mending lo kasih tau Alen deh."
"Ngapain? Gausah aneh-aneh deh!" Grey menyahut.
"Kalo bara mau bunuh diri lagi gimana?! Lo bisa nenangin dia?!"
"Enggak sih, yaudah Rap! Ajak aja Lena."
Rafi yang tidak tahu harus berbuat apa hanya mengangguk lalu berlalu untuk memanggil Alena.
Rafi memasuki kelas Alena, berjalan kearah meja adiknya itu namun tidak melihatnya duduk disana, berbalik lalu ia melihat Tristan yang baru saja masuk. "Lo liat Alena?" Tanyanya.
"Nah ini, tadi keluar nyari tapi ga ketemu sama Alena."
Rafi menghela nafas lalu keluar, mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari-cari Alena. Saat melewati kelas Alfin, matanya tertuju pada punggung yang duduk membelakanginya.
"Ngapain kamu?"
Punggung itu bergerak, berbalik lalu tatapan keduanya bertemu. Rafi memasuki kelas itu lalu menariknya pergi dari sana. "Balik!"
Merariknya keluar sekolah membuat Alena bingung dan menghentikan langkahnya. "Mau ngapain kak?" Tanyanya.
Rafi ikut menghentikan langkahnya dan berbalik menghadapnya, "kita cari Bara." Jawabnya setelah mengatur napasnya yang sempat memburu.
"Kak Bara?"
"Iya, dia mau pergi lagi Len."
"HAH?!"
Bim Bim
Keduanya menoleh ke arah sumber suara, terlihat kaca mobil terbuka dengan Ryan yang mengayunkan tangannya. "Ayo cepetan!"
Rafi segera menarik Alena memasuki mobil, kepergian mereka tak lepas dari pandangan guru penjaga.
"Kita ga ijin dulu?"
"Udah, tadi udah ijin."
"Lo coba telepon Bara lagi deh." Grey menyerahkan handphonnya.
Ryan menerimanya dan segera menelepon Bara seperti yang Grey perintahkan.
"Hape nya mati." Ryan mengusap wajahnya kasar.
"Dimana lagi tuh anak." Gumam Rafi yang dapat Alena dengar.
![](https://img.wattpad.com/cover/287851219-288-k897505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIA or ALENA
Randomfollow dulu [LENGKAP] AFIA REYNA PRAMANA gadis yang terlahir triplets. Sempat merasakan kasih sayang, kehangatan, dan keperdulian dari keluarganya, hingga saat usiannya menginjak 12 tahun dengan alasan yang belum diketahui, ia dijauhi oleh orang tua...