dua puluh satu

11.8K 826 10
                                    

Alena melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju meja makan.

"Mamah!" Sapanya memeluk mamahnya yang sedang menyiapkan nasi.

"Pagi sayang."

Alena meletakan tasnya di kursi lalu duduk.

"Bangunin kakak kamu tuh." Rosa meletakan nasinya.

"Belum bangun?"

"Belum, tolong ya."

"Yaudah aku ke atas dulu."

Tok tok tok

Alena mengetuk pintu kamar Rafi.

Hening tidak ada sautan.

"Kak!"

Tok tok tok

"Kak Rafi!"

Ceklek

Alena membuka pintunya, matanya melebar melihat dua lelaki tidur dengan posisi yang, wow...

"Lahh..." Gumamnya tak percaya.

"Perasaan gaada gempa."

Alena melangkah masuk, melihat dengan lebih jelas.

Lihat saja Rafi yang berada diatasnya ranjang, dan Bara yang sudah di bawah. Belum lagi kaki Rafi yang tergantung dan hampir mengenai wajah Bara.

Sepertinya Bara tersiksa.

"Kak..." Alena mengguncang pelan lengan Bara.

"Kak Bara!" Panggilnya lagi, kali ini lebih keras.

"Kak Bara ud—"

"Eh?! Hahaha!" Alena tertawa melihat Bara yang hendak bangun tapi terhalang kaki Rafi dan hampir saja bibir bara terkena kaki itu.

"RAPIII!"

"KAKI LO GILAK!" Bara menyentak kaki Rafi hingga sang empunya memekik kesakitan.

"Anjir! Sakit bego!"

"Berdosa lu rap!"

Perdebatan itu masih diiringi dengan tawa Alena.

"Lu ngapain nendang gue?!"

"Apaan? Gue gatau lah, kan gue tidur."

"Mana kakinya bau lagi!"

"HAHAHA." Tawa Alena sebaiknya kencang, membuat Rosa menghampiri mereka.

"Kenapa Len kok kam—"

"Ya Tuhan, masih belum mandi?" Rosa memijat pelipisnya.

"Rapi nih mah." Ujar Bara mengadu.

"Apaan?! Gue terus."

"Udah! Mandi sana!" Setelah mengatakannya Rosa pergi meninggalkan mereka.

"Sukurin." Alena menyusul mamahnya.

Dimeja makan Harsa sudah duduk menunggu anak-anaknya untuk sarapan.

"Lah papah, kok ada koper?" Tanya Alena saat menuruni tangga dan melihat salah satu art nya mendorong koper.

"Papah nanti siang berangkat."

"Katanya besok?" Alena duduk di kursinya.

"Di majuin sayang."

"MORNING EPRIWAN!" Pekik Bara keras.

Plakk!

"Gausah sok inggris, ga cocok." Rafi menabok mulut Bara.

"Udah, duduk dulu terus sarapan." Rosa menengahi mereka. Setelahnya mereka fokus dengan makanan mereka masing-masing.

"Udah? Mau berangkat sekarang?" Tanya Harsa.

AFIA or ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang