Hari ini Alena berangkat lebih awal dari biasa, tentu saja karena ada ulah Bara yang membuat mereka harus berangkat pagi.
Kelas masih sepi, Alena duduk sendirian di kursinya sembari menutup matanya. Tidak tidur, hanya menutupnya saja.
Kemarin malam Alena kembali bermimpi, tapi kali ini mimpinya bukan tentang seseorang bernama Afi, melainkan Alena bermimpi tentang keluarganya. Walaupun terkesan indah tapi perasaannya tidak tenang.
"Alena!"
Alena terlonjak kaget dengan panggilan itu, menolehkan kepalanya Alena menemukan salah satu teman kelasnya yang sudah duduk di sebelahnya.
"Gue panggilin dari tadi lo ga nengok, maap deh kuping lo sakit ya?" Tanyanya menyengir.
"Menurut Lo?" Tanya Alena balik. "Ngapain Lo?" Lanjutnya masih bertanya.
"Eum... Lo adiknya yang ketos itu ya?" Tanyanya, suaranya mendadak berubah halus.
"Kak Rafi?" Tanya Alena tak yakin.
"Iya, yang waktu itu."
"Iya, gue adeknya. Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Kakak Lo ganteng deh." Ucap orang itu. Alena membelalakkan matanya terkejut lalu kembali menerjap tak percaya, matanya turun melihat nama dada temannya itu.
"Iya ganteng banget." Jawabnya terpaksa tersenyum.
"Gue boleh minta nomornya ga?" Tanya Debby penuh harap.
"Gue ga apal." Jawba Alena memalingkan wajahnya, menahan mulutnya mati-matian agar tak terbuka.
"Kan lo bisa liat di hape lo." Ucap Debby masih membujuk Alena.
"Gaada hape." Alena memutuskan untuk beranjak lalu meninggalkan Debby ke luar kelas. Dilihatnya sekeliling yang masih sangat sepi, Alena kembali menghela nafas.
"Gita!" Panggilnya saat melihat Gita keluar dari kelasnya. Terlihat Gita menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Alena. Buru-buru Alena menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Gita saat Alena sudah dihadapannya.
"Gapapa sih, hehe..." Jawabnya menyengir.
"Lo mau kemana?" Tanya Alena saat suasana mulai terasa canggung.
"Tadinya sih mau ke kantin." Jawab Gita.
"Yaudah ayo, gue ikut ya." Alena tersenyum , terlihat Gita menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Mereka berjalan menuju kantin, suasana sekolah benar-benar masih sepi sama sekali tidak ada yang berlalu lalang.
Sesampainya di kantin Alena mengerutkan keningnya. "Kok ada Alfin?" Tanyanya.
"Gapapa ayo!" Gita menarik tangan Alena agar mengikutinya.
"Duduk Len." Gita menepuk kursi kosong disebelahnya. Alena duduk, menatap Alfin lalu segera mengalihkan pandangannya saat Alfin membalas tatapannya.
"Mau pesen apa?" Tanya Gita memulai pembicaraan.
"Ha? Gausah gue udah makan kok." Jawabnya tersenyum canggung.
"Ya, pesen minum aja kalo gitu." Tawar Gita lagi.
"Susu kotak aja."
"Oke." Gita akhirnya beranjak meninggalkan mereka.
"Kamu sarapan apa tadi?" Tanya Alfin, Alena yang sedari tadi menunduk perlahan mendongak menatap Alfin.
"Nasi goreng." Jawabnya tersenyum lalu memalingkan wajahnya, sungguh Alena sangat tidak menyukai situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIA or ALENA
Randomfollow dulu [LENGKAP] AFIA REYNA PRAMANA gadis yang terlahir triplets. Sempat merasakan kasih sayang, kehangatan, dan keperdulian dari keluarganya, hingga saat usiannya menginjak 12 tahun dengan alasan yang belum diketahui, ia dijauhi oleh orang tua...