lima puluh

8.9K 410 30
                                    

Holllllla part terakhir nih
mirip jalan tol, gak juga sih

Sebelumnya maapin kalau end nya tidak memuaskan

for the last

HAPPY READING



Alena menyunggingkan senyumnya, tepat di hari ini semuanya selesai. Lega rasanya bisa menyelesaikannya, beban pikirannya seakan hilang entah kemana.

Penjelasan Bara dua hari yang lalu berhasil menutup masalah ini, semuanya sudah selesai. Bara sendiri mengatakan bahwa ia sudah menerima semuanya. Rosa? Tentu saja wanita itu tidak terima, tapi dengan kesungguhan dan usahanya meyakinkan Rosa Bara berhasil.

Lalu kemarin, keluarga Alfin yang ternyata juga keluarganya berkumpul dirumah ini. Sangat ramai, walaupun Alena tidak melihat kehadiran Fina bersama Alfin. Mereka berbincang, membicarakan semua yang sudah terjadi, menjelaskan semuanya dan menyelesaikannya. Kedua keluarga ini sepakat menutup masa lalu yang menjadi latar belakang pertemuan mereka.

Alena juga bertanya kepada Alfin, kenapa laki-laki itu tidak marah? Katanya begini "Karena bang Bara yang jadi kakaknya, kalau bukan aku juga marah."

"Mau kemana kak?" Tanyanya saat melihat Bara yang sudah siap dengan jaket ditangannya.

"Manasin mobil."

"Oh," Bara melanjutkan langkahnya setelah melihat Alena menganggukkan kepalanya.

Bersamaan dengan suara mobil yang menyala Rafi datang. Laki-laki itu juga sudah siap dengan kaus putih polosnya. "Mandi sana, kita berangkat setengah jam lagi." Ucapnya lalu duduk.

"Masih lama, nanti aja sek—"

"Mandi Len!"

Baru saja akan menyenderkan kepalanya, suara mamah dari dalam sudah menggema menyuruhnya untuk segera mandi.

"Iya!" sahutnya lalu segera beranjak.

Memasuki kamar mandinya lalu segera mandi, setelah selesai Alena keluar. Menyisir rambutnya lalu mengikatnya, lalu berbalik untuk kembali keruang TV.

"Udah?"

Alena hanya mengangguk. Setelahnya ia ikut duduk bergabung bersama Rafi yang tengah memakan roti.

"Ayo berangkat, kalian gak bawa apa-apa? Cuman gitu aja?" Tanya Rosa yang baru datang.

"Iya,"

"Ya ampun, yaudah lah ayo." Ucap rosa yang sepertinya ingin mengomeli namun urung saat melihat jam.

"Papah ayo berangkat!"

Ribet, itu yang Alena pikirkan. Mereka diundang untuk makan siang bersama dirumah Alfin, tapi mamahnya itu membawa banyak sekali barang dan beberapa buah tangan. Katanya gak enak kalau gak bawa apa-apa.

Sampai disana mereka turun, kedatangan mereka disambut hangat oleh Arga dan Alfin lalu mereka dipersilahkan masuk.

"Masuk-masuk, jangan sungkan anggap aja rumah sendiri." Ucap Arga.

"Dapurnya dimana? Fina ada kan?" Tanya Rosa setelah mengedarkan pandangannya.

"Ada di dapur, sebelah sana."

"Mamah ke dapur ya."

Setelah Rosa pergi mereka berpencar. Bapak-bapak dengan bapak-bapak, Alena tentu memilih bergabung bersama kakaknya daripada harus mendengarkan obrolan membosankan ala bapak-bapak.

AFIA or ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang