empat ✓

23.1K 1.4K 11
                                    


Pagi ini Afi kembali dibuat kesal karena Alia yang tak mau berhenti mengguncang tubuhnya. Salahnya sendiri sebenarnya, dari tadi Alia dengan sabar menepuk-nepuk pipinya tapi selalu ia tepis.

"Afi! Bangun! Ini udah pagi," Alia yang juga kesal karena Afi tak kunjung merespon, terus mengguncang tubuh adiknya itu.

Afi hanya bergumam menanggapi Alia, membenarkan selimutnya lalu kembali tidur. Begitu terus sejak tadi

"Ham, hem, ham, hem, tok. Tangi ra?!" Kesal Alia, kini gadis itu menyibak kasar selimut Afi, membuat sang empunya benar-benar terusik.

Dengan perasaan dongkolnya Afi segera mengubah posisinya menjadi duduk, "Iya-iya! Udah melek nih," sahutnya, padahal matanya masih terpejam.

"Melek apanya? Buruan mandi, udah ditunggu kak Alfin dibawah!"

"Iya, ya udah kakak duluan aja," Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ya ayo cepet mandi! Kita hampir telat ini,"

Akhirnya Afi membuka matanya, seketika matanya terbuka sempurna melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh. Afi melangkah ke kamar mandi dengan buru-buru. Tanpa menunggu mengatakan apapun lagi Alia keluar.

Kemarin, Afi benar-benar tidak bisa tidur. Setelah Alfin keluar dari kamarnya kemarin malam, Afi memang merebahkan tubuhnya bersiap untuk tidur, tapi kata-kata mamahnya saat memarahinya kembali terdengar memenuhi kepalanya saat ia menutup matanya, jadilah ia kurang tidur.

***

Di meja makan, Alfin yang sedang memakan rotinya menoleh saat mendapati Alia turun dengan tasnya. Alia duduk lalu mengambil roti dan mengolesi nya dengan selai.

"Afi udah dibangunin?" tanya Alfin masih dengan roti di mulutnya.

Alia pun mengangguk, "Lagi mandi dia," jawabnya.

"Kamu beneran udah mau sekolah?"

Alia kembali menghela napasnya, sudah kesekian kalinya Alfin menanyakan hal yang sama "Iya, ngapain juga dirumah, sendirian," jawab Alia seraya memasukan roti tadi kedalam kotak makan.

"Yaudah, tapi inget! Nggak boleh capek," ucap Alfin setelah menenggak habis susunya lalu beranjak. "Aku ambil tas dulu," katanya lalu berlalu menaiki tangga untuk ke kamarnya, kakinya berhenti kala melihat Afi yang berlari dengan buru-buru menuruni tangga. "Jangan lari! Nanti jatuh," peringatnya, Afi yang tadinya berlari pun memelankan lajunya.

"Ayo!"

"Aku ambil tas dulu, tunggu dibawah dulu ya," Alfin mengacak gemas rambut Afi aku kembali melanjutkan langkahnya.

"Pagi!" sapanya pada Alia setelah sampai dibawah. Alia tersenyum menatap adiknya itu, tangannya terulur menyodorkan kotak makan yang sudah diisi dengan beberapa lembar roti buatannya tadi.

"Di ma-"

"Dimakan kan? Jangan cuman dibawa doang kan?" tebak Afi tepat sasaran. Keduanya terkekeh bersama, Alia mengacungkan jempolnya membenarkan.

Alia meraih tangan Afi, menariknya keluar "Ayo berangkat! Kak Alfin tinggalin aja,"

"Eh iya!" Afi menghentikan langkahnya, membuyarkan tubuhnya lalu matanya bergerak menatap Alia dari atas sampai bawah, lalu kembali keatas lagi. "Kak Lia emang udah sembuh? Kok masuk sekolah?" tanyanya kemudian, tangannya kini terulur menyentuh kening Alia.

AFIA or ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang