Tidur dengan pikiran yang masih beroperasi membawa Alena menuju mimpi yang sangat ia hindari. Lagi-lagi ia bermimpi tentang seorang Afi, walaupun sudah sedikit mengetahui asal usul seorang Afi tetap saja ia bingung.Keringatnya bercucuran, napasnya memburu dan dadanya yang naik turun menghirup oksigen dengan rakusnya.
Melihat sekeliling dan ternyata ia sudah berada di kamarnya, meraih gelas berisi air putih di meja kecil samping tempat tidurnya itu lalu meminumnya hingga tersisa setengahnya.
Ceklek
Rafi datang dengan sepiring nasi ditangannya, "Weh sudah bangun ternyata." Memberikan nasi goreng itu lalu duduk disebelah Alena.
"Dimakan, tadi beli dijalan."
Alena mengangguk lalu menerimanya, mengatur napasnya dulu sebelum menyuapkannya.
"Kak..." Panggil Alena tiba-tiba.
"Hm..." Rafi meletakan handphonenya lalu menatap adiknya itu.
"Aku mau ketemu Alfin."
Ekspresinya berubah setelah mendengar itu, sebisa mungkin terlihat biasa saja Rafi bertanya "Mau ngapain?"
"Aku... mau..." Alena menggantung ucapannya, bingung harus memberi alasan apa karena ia pun tak tahu.
"Ijin sama mamah papah, nanti aku yang anter."
"Boleh?!" Tanya Alena berbinar.
"Tanya mama papah dulu." Rafi mendorong pelan jidat Alena.
"Yaudah ayo!" Alena segera beranjak dengan nasi gorengnya lalu membawanya turun.
"PAPAH!" Panggil berteriak saat sampai diruang keluarga, mengedarkan pandangannya namun tetap tak melihat sosok papahnya.
"PAPA DIMA—"
"Shuutt..."
"Berisik banget, papah dikamar lagi temenin mamah." Ucap Bara memberi tahu dengan tangannya yang masih bertengger di bibir Alena guna menyumbat suara itu.
"Oh." Alena berbalik, baru beberapa centi melangkah ia kembali dihentikan oleh Rafi yang baru saja menuruni tangga. "Disini aja, dimakan itu nasi nya." Setelahnya Rafi menuntun adiknya itu menuju meja terdekat disana.
"Kak Bara udah makan?" Tanya Alena saat melihat bara yang membawa air putih dari dapur.
"Udah tadi bareng dia." Bara menunjuk Rafi dengan kakinya.
"Katanya belum makan?!" Alena membelalakkan matanya menatap Rafi, "Ya emang belum." Jawab Rafi enteng.
"Kok kata kak Bara udah?!"
"Makan tadi Len, sekarang udah laper lagi." Sahut Bara yang ikut duduk dibawah.
"Tau aja Lo."
Bara kembali menutup matanya saat tak ada pembicaraan, Alena yang juga fokus dengan makannya membuat mereka kehilangan topik yang biasanya mengalir dengan sendirinya, menciptakan lawakan-lawakan aneh dari kedua kakaknya.
"Ngapain nih?" Tanya Harsa yang baru datang, duduk disebelah Bara membuat laki-laki itu kembali terbangun.
"Pah." Panggil Alena, dadanya berdegup sekarang, apakah terdengar?
"Besok mau ketemu Alfin, boleh?" Tanyanya, matanya menyipit menunggu jawaban yang Harsa berikan.
"Ngapain?"
Lagi-lagi Alena terdiam, tak tau harus menjawab apa ia menunduk.
"Sama siapa? Kalo sendiri gak papah bolehin."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIA or ALENA
Casualefollow dulu [LENGKAP] AFIA REYNA PRAMANA gadis yang terlahir triplets. Sempat merasakan kasih sayang, kehangatan, dan keperdulian dari keluarganya, hingga saat usiannya menginjak 12 tahun dengan alasan yang belum diketahui, ia dijauhi oleh orang tua...