dua puluh tiga

10.8K 839 22
                                        

"Emang kamu ada masalah apa?" Tanya Rosa pada putrinya.

"Tadi di sekolah aku hampir ditusuk orang." Alena memberanikan diri membalas tatapan mamahnya, dapat Alena lihat raut terkejut yang ditampilkan Rosa.

"Besok mamah ke sekolah ya." Lanjutnya masih menatap Rosa, tak ada balasan dari mamahnya itu.

"Aku ke kamar ya mah." Tanpa menunggu jawaban Rosa dan tanpa berniat melihat ke arah Rafi  Alena beranjak lalu pergi meninggalkan meja makan.

Sejak perdebatan mereka di sekolah tadi, Alena mendiamkan Rafi. Tentu saja Alena marah, sudah sangat jelas Alena tau jika Rafi berbohong tapi kakaknya itu masih saja tidak mau mengatakan yang sebenarnya.

"Ini beneran Fi?" Tanya Rosa memastikan. Terdengar helaan nafas dari putranya.

"Iya, mamah disuruh ke sekolah besok." Rafi meminum airnya.

"Siapa yang mau celakain Lena?" Tanya Rosa lagi, kali ini suaranya terdengar serius.

"Udah mamah tanya aja besok sama Lena. Aku ke kamar." Rafi segera pergi sebelum kembali mendapatkan pertanyaan.

Merebahkan diri di kamarnya Rafi mengusap wajahnya kasar, merasa kesal marah dan sedih dalam waktu yang sama.

Kesal karena Alena mendiamkannya seharian. Marah karena Alena memberitahu Rosa tentang masalah ini, padahal dirinya sudah mencegah Alena untuk tidak memberitahu. Dan sedih, tidak tahu kenapa, hanya saja Rafi merasa sedikit sedih.

Di lain tempat, Rosa masih diam dengan pikirannya. Bingung tentu saja, mendapat pemberitahuan dari anaknya dan tanpa penjelasan yang lebih mereka sudah pergi.

"Kabarin papah ga ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Papah harus tau." Membulatkan tekad, Rosa akhirnya menelepon Harsa.

Alena menyibak selimutnya kala mendengar jam nya sudah berbunyi, segera ia bangun dan bersiap untuk sekolah.

Selesai dengan kamar mandi, Alena kini menyisir rambutnya da mengikatnya menjadi satu.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sosok Rafi, Rafi melangkah mendekati Alena lalu berhenti tepat dihadapannya.

"Kenapa?" Tanya Alena malas.

"Puas kamu sekarang?" Tanya Rafi tak santai. Alena mengerutkan keningnya bingung, kenapa kakaknya itu.

"Kenapa sih?"

"Mamah papah berantem gara-gara kamu!" Bentak Rafi.

"Aku kenapa? Aku ga ngapa-ngapain ya." Alena berusaha mengelak.

"Ck, gara-gara kamu ngasih tau mamah, papah jadi tau dan nyalahin mamah."

"Ngasih tau apa sih kak? gausah ngegas bisa? Aku ga budeg" Tanya Alena lalu melangkah menjauhi Rafi, emosinya mulai terpancing sekarang dan matanya sudah memburam.

"Turun, ditunggu mamah."

Rafi meninggalkan Alena, Alena mengikutinya dari belakang.

"Papah udah pulang?" Gumamnya melihat Harsa yang duduk di meja makan.

"Sarapan terus kita berangkat." Ucap Harsa penuh perintah. Dapat Alena pastikan papahnya ini benar-benar marah, dengan sedikit kikuk Alena mulai duduk dan makan.

Setelah makan mereka berangkat, dilanjutkan dengan perjalanan canggung yang lumayan memakan waktu.

Semuanya hanya diam saat di mobil, tidak ada yang berani membuka suara. Hingga saat sampai di parkiran sekolah, Harsa lebih dulu turun lalu diikuti Rosa. Alena menyempatkan diri untuk melirik Rafi yang duduk di sebelahnya, tapi sepertinya kakaknya itu sama sekali tidak perduli dan langsung turun meninggalkannya sendirian di dalam mobil.

AFIA or ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang