7 PRINCES

Chapter 10: Pewaris yang Dibentuk oleh Waktu

Di dalam istana Kerajaan Lunar, cahaya matahari pagi menembus kaca jendela besar, menciptakan bayangan indah di atas permadani biru tua yang membentang di seluruh ruang studi kerajaan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran emas dan lukisan raja terdahulu, seakan mengawasi generasi baru yang sedang menempa diri.

Di tengah ruangan itu, duduk dua pangeran dengan postur tegap dan penuh perhatian. Pangeran Luca van Rooyen dan Pangeran Matthias van Rooyen berada di meja panjang yang terbuat dari kayu ek hitam, mendengarkan seorang ahli ekonomi yang tengah menjelaskan sistem perdagangan di tahun 1830.

"Pasar bebas semakin berkembang, terutama dengan adanya revolusi industri yang perlahan mengubah lanskap perekonomian tanah Aurion," suara sang ahli, seorang pria tua dengan rambut putih yang tersisir rapi, bergema di ruangan yang tenang. "Namun, kita tidak bisa mengabaikan peran sistem monarki dalam mengendalikan peredaran uang dan stabilitas kerajaan."

Luca menyimak dengan seksama, sesekali mencatat hal-hal penting di buku catatannya yang tertata rapi. Wajahnya tetap tenang, mencerminkan ketertarikannya terhadap materi yang disampaikan. Baginya, ekonomi bukan hanya tentang angka dan perdagangan, tetapi juga seni dalam mempertahankan keseimbangan antara rakyat dan kebijakan kerajaan.

Di sisi lain, Matthias menyandarkan punggungnya sedikit ke kursi, sambil mengetukkan pena ke atas meja dengan ritme pelan. Meski tampak lebih santai dibandingkan Luca, sorot matanya menunjukkan bahwa ia juga menyerap informasi yang diberikan. Namun, berbeda dari saudaranya, Matthias lebih tertarik pada bagaimana kekuatan ekonomi dapat digunakan untuk memperkuat posisi politik suatu kerajaan.

"Jadi, apakah perdagangan internasional benar-benar bisa menjadi solusi bagi kerajaan yang ingin memperluas pengaruhnya?" tanya Matthias, mengangkat alisnya sedikit.

Sang ahli tersenyum, seakan menunggu pertanyaan itu muncul. "Itu tergantung pada bagaimana kebijakan ekonomi kerajaan tersebut diterapkan. Jika dilakukan dengan bijak, perdagangan bisa menjadi kekuatan yang menghubungkan satu negara dengan negara lainnya. Namun, jika terlalu bergantung pada pihak asing, maka kerajaan bisa kehilangan kendali atas sumber dayanya sendiri."

Luca meletakkan penanya dan menyandarkan tangan di atas meja, lalu menatap langsung ke arah gurunya. "Bagaimana dengan Lunar? Kita memiliki sumber daya yang cukup untuk bertahan tanpa harus bergantung pada perdagangan eksternal. Bukankah lebih baik jika kita memperkuat sistem ekonomi internal terlebih dahulu?"

Sang ahli mengangguk setuju. "Itu adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan. Namun, perlu diingat bahwa isolasi ekonomi juga bisa menjadi bumerang jika tidak ditangani dengan baik. Dunia terus berkembang, dan kita harus memastikan bahwa Lunar tidak tertinggal."

Suasana kelas semakin serius. Luca dan Matthias bertukar pandang, menyadari bahwa pelajaran ini bukan sekadar teori. Di tangan mereka, nasib ekonomi Kerajaan Lunar suatu hari nanti akan bergantung.

Di luar, angin berhembus pelan, menggoyangkan tirai sutra yang menutupi sebagian jendela. Matahari telah bergeser lebih tinggi, menandakan bahwa sesi pembelajaran pagi hampir berakhir.

Namun, bagi dua pangeran ini, pelajaran yang mereka dapatkan hari ini akan tetap terpatri dalam benak mereka, menjadi bagian dari perjalanan mereka dalam memahami dunia yang lebih luas dari sekadar dinding istana.

- 7 PRINCES -

Theodore melangkah pelan di koridor panjang yang menghubungkan gedung akademik dengan Britannia Dining Hall. Langkahnya tenang, namun sorot matanya tak sepenuhnya fokus pada jalan di depannya. Bayang-bayang bangunan tinggi St. Britannia tampak megah dalam sinar matahari yang mengintip dari balik jendela besar di sepanjang koridor. Pilar-pilar batu berukir berdiri kokoh di sisi kanan dan kiri, memberikan nuansa aristokrat yang kental. Lantainya terbuat dari marmer abu-abu dengan pola simetris, memantulkan cahaya keemasan dari lampu gantung yang bergelantungan di langit-langit.